Satu lagi seorang ulama anti-AS di Pakistan dibebaskan. Hubungan AS dengan Pakistan makin buruk.
Wartapilihan.com, Peshwar –Pengadilan Pakistan telah memerintahkan pembebasan seorang ulama anti-AS yang pergi ke Afghanistan dengan ribuan sukarelawan untuk membantu pejuang Taliban melawan Amerika menyusul invasi pimpinan AS pada 2001.
Perkembangan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Pakistan dan Amerika Serikat menyusul tuduhan Presiden Donald Trump bahwa Pakistan menyimpan militan dan menahan bantuan Amerika ke Islamabad.
Sufi Mohammad dibebaskan dengan alasan kesehatan. Dokumen pembebasannya masih diproses pada hari Selasa (9/1), kata pengacara pembela, Fida Gul.
Mohammad, yang dipenjara sejak 2009, juga dikenal sebagai ayah mertua Mullah Fazlullah, pemimpin Taliban Pakistan yang diyakini bersembunyi di Afghanistan.
Washington menuduh Pakistan menutup mata terhadap militan. Pakistan membantah tuduhan tersebut. Pekan lalu, Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat telah “dengan bodohnya” memberi Pakistan bantuan lebih dari $33 miliar dalam 15 tahun terakhir dan tidak mendapat imbalan apa-apa selain “kebohongan & tipuan”.
Aizaz Ahmad Chaudhry, Duta Besar Pakistan untuk Washington, menuduh pemerintahan Trump mengabaikan pengorbanan yang dilakukan oleh Pakistan dalam perang melawan teror.
Klaim itu tidak adil, Chaudhry mengatakan kepada The Associated Press akhir pekan lalu, sebelum kembali ke Washington.
“Kami telah menjadi korban serangan teroris dan bagaimana kita bisa mentolerir kehadiran militan di tanah kita,” katanya.
Hubungan antara Islamabad dan Washington semakin memanas dengan membebaskan Mohammad, yang pada tahun 2001 mengeluarkan sebuah fatwa melawan pasukan pimpinan AS di Afghanistan.
Pakistan telah melarang kelompok Tehrik Nifaz-e-Syariah Mohammed, atau TNSM, yang pro-Taliban. Demikian dilaporkan Associated Press.
Moedja Adzim