Turki tidak lagi mengakui duta besar Amerika Serikat untuk Turki. Selain itu, Erdogan juga menuduh ada “agen” yang meyusup di Konsulat AS di Istanbul.
Wartapilihan.com, Ankara –-Presiden Turki, Tayyip Erdogan, menyalahkan duta besar Amerika Serikat untuk Turki mengenai krisis diplomatik antara kedua negara. Erdogan juga mengatakan bahwa Ankara tidak lagi menganggapnya sebagai utusan Washington, Selasa(10/10).
Erdogan menyebut John Bass bertindak secara sepihak dalam menangguhkan layanan visa di Turki setelah penangkapan seorang pekerja konsulat AS. Selain itu, Erdogan juga mengatakan bahwa “agen” telah menyusup ke utusan AS.
Departemen Luar Negeri AS membela Bass dengan mengatakan bahwa dia mendapat dukungan penuh dari pemerintah AS dan tindakannya dikoordinasikan dengan Departemen Luar Negeri, Gedung Putih, dan Dewan Keamanan Nasional.
“Duta besar kami cenderung tidak melakukan hal-hal sepihak,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Heather Nauert, dalam sebuah briefing. “Kami memiliki koordinasi dan kerjasama yang sangat erat dengan duta besar kami,” tambahnya. Ia mengatakan bahwa Bass telah melakukan “pekerjaan hebat di Turki.”
Perselisihan tersebut telah menjerumuskan hubungan yang rapuh antara kedua sekutu NATO itu ke tingkat rendah setelah berbulan-bulan mengalami ketegangan terkait dengan konflik di Suriah, kudeta militer tahun lalu yang gagal di Turki, dan kasus pengadilan AS terhadap pejabat Turki.
Kedubes AS mengatakan pada hari Ahad (8/10) malam bahwa pihaknya menangguhkan layanan visa sementara setelah menilai komitmen Turki terhadap keselamatan utusan dan stafnya.
“Seorang duta besar di Ankara mengambil keputusan dan mengatakan bahwa dia melakukannya atas nama pemerintahannya itu sesuatu yang aneh,” kata Erdogan.
Kedubes tersebut mengatakan bahwa karyawan yang ditangkap tersebut dituduh memiliki hubungan dengan Fethullah Gulen, seorang ulama asal Turki yang kini mukim di AS, yang dipersalahkan oleh Ankara karena mendalangi kudeta yang gagal melawan Erdogan tahun lalu.
Nauert mengatakan bahwa Turki yang telah menahan dua anggota staf kedutaan AS setempat tahun ini memanggil seorang anggota staf lokal ketiga untuk diinterogasi selama akhir pekan, sebuah langkah yang menurutnya “sangat mengganggu”.
“Memiliki kerja sama keamanan yang ketat, terutama dengan mitra NATO, sangat penting,” kata Nauert. “Dan ketika mereka mulai menangkap, menahan orang-orang kita, orang-orang kita yang bertanggung jawab untuk koordinasi penegakan hukum, itu adalah perhatian utama kita. Itulah sebabnya kami mengambil langkah-langkah ini.”
Akan tetapi, Erdogan mengatakan bahwa penangkapan tersebut, dan sebuah permintaan polisi untuk menanyai pegawai konsulat kedua, menunjukkan “ada sesuatu yang direncanakan di Konsulat AS di Istanbul. Bagaimana agen-agen ini menyusup ke konsulat AS?”
“Tetapi menteri kami, juru bicara parlemen, dan saya sendiri tidak menerima dan tidak akan menerima permintaannya karena kami tidak melihatnya sebagai wakil dari Amerika Serikat,” kata Erdogan dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan televisi saat berkunjung ke Beograd.
Perdana Menteri Binali Yildirim mengatakan bahwa penangguhan visa tersebut telah merugikan warga kedua negara. Ia juga menuduh Washington mengambil tindakan yang emosional dan tidak pantas terhadap sesama sekutu.
“Anda membuat warga Anda dan kami membayar harganya,” katanya. “Kami meminta Amerika Serikat untuk lebih masuk akal. Masalahnya tentu saja bisa dipecahkan sesegera mungkin, ” katanya, menggambarkan perilaku A.S. sebagai”tidak pantas” terhadap sesama sekutu.
Dalam sebuah pidato di Ankara kepada anggota parlemen Partai AK, Yildirim juga membela keputusan Turki untuk melakukan pembalasan dengan penarikan visa mereka sendiri setelah pengumuman kedutaan AS.
“Turki bukan negara kesukuan, kami akan melakukan pembalasan terhadap apa yang telah dilakukan dengan baik,” katanya. Demikian dilaporkan Reuters.
Moedja Adzim