Tuduhan “Oon” Kyai

by
foto:istimewa

by M Rizal Fadillah

Mengejutkan Kyai Ma’ruf dalam membela Jokowi sampai menuduh “Oon” (maksudnya bloon) kepada mereka yang menyatakan Jokowi itu anti Islam dan PKI. Dengan nada geram ungkapan itu disampaikan sewaktu berkunjung ke Palembang Sumatera Selatan belum lama ini. Kyai Ma’ruf menyatakan Jokowi banyak jasanya bagi umat Islam dan tuduhan PKI itu hanya hoaks.

Wartapilihan.com, Jakarta —Bahwa seorang Cawapres membela Capres pasangannya adalah wajar karena konteksnya adalah kemenangan bersama. Akan tetapi membela tanpa reserve apalagi terkesan menjilat tentu sangat memprihatinkan. Apalagi dilakukan oleh seorang kyai yang masih menjabat sebagai Ketua Umum MUI.

Sebagian umat Islam boleh saja meyakini Jokowi selama masa pemerintahannya tidak berpihak pada umat Islam. Harus dibedakan mana fungsi kepresidenan yang dijalankan oleh Jokowi terhadap umat Islam dengan jasa-jasa nyata yang mengedepankan kepentingan umat. Menjadi Ketua atau penasihat program nasional tertentu dapat berkaitan dengan fungsi kepresidenan karena jabatan. Berdiri Bank wakaf di pesantren belum tentu inisiatif Jokowi. Mengangkat Kyai Ma’ruf sebagai Cawapres pasangannya yang didalihkan “jasa” dan “perhatian” kepada umat Islam bukanlah bukti. Justru Kyai yang Ketum MUI ini dijadikan sebagai Cawapres adalah indikasi Jokowi gemar “memperalat” ulama untuk mencari dukungan umat Islam. Dalam analisa sebuah media mainstream dikesankan ada penyesalan sebab Kyai Ma’ruf nyatanya justru menjadi beban berat bagi Capres Jokowi. Nyatanya tidak menguntungkan.

Jokowi memang layak disebut anti Islam. Di Padang dia menyebut agama mesti dipisahkan dari politik. Aliran kepercayaan diakomodir, faham ahmadiyah yang sesat dibuka kran, ajaran syi’ah yang meresahkan malah dilindungi. Teror- teror peledakan selalu dikaitkan dengan umat Islam. Isu radikalisme dan intoleran pun ditujukan kepada umat Islam. Ketika Ahok dinilai telah melakukan penistaan agama, Jokowi tidak memihak umat Islam. Perda syariah yang dimasalahkan PDIP, Nasdem, dan PSI tak ada pembelaan dari Jokowi. Kasus pendholiman muslim Uyghur tidak ada simpati politik Presiden. Beberapa ulama dikriminalisasi, bahkan dipenjara. Habib Rizieq “diasingkan” oleh ulah dari tangan Pemerintahan Jokowi.

Umat Islam mengecam dan khawatir akan kebangkitan PKI. Jokowi santai saja malah menganggap PKI tidak berbahaya. Sweeping atribut dan buku buku PKI dan komunisme dikecam. Partai Komunis Cina (PKC) diterima akrab di Istana Negara. Kader-kader “kiri” di parlemen yang teriak membela PKI tidak dicegah atau ditindak. Tantangan test DNA Jokowi tentang hubungan keturunan dengan tokoh PKI tak mendapat respon. Nah semua ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan di masyarakat mengenai siapa Jokowi dan mengapa tidak ada kebijakan Presiden untuk mewaspadai perkembangan komunisme di Indonesia.

Rasanya dengan indikasi itu saja sudah bisa dimaklumi jika ada pandangan bahwa Jokowi itu memang anti Islam dan sangat permisif terhadap perkembangan komunisme. Terlalu naif dan melecehkan jika pemerhati dan pengkritik pemerintahan Jokowi disebut sebagai “Oon”. Mulut Kyai tak pantas mengucapkan kalimat kalimat kasar yang tak berguna atau memancing kejengkelan. Jika Kyai Ma’ruf menuduh aktivis atau ulama pengkritik Jokowi sebagai “Oon” maka jangan disalahkan juga jika sebaliknya mereka itu yang justru mengatakan Kyai Ma’ruf lah yang “Oon”.

Ada ada saja pak Kyai satu ini. Moga jabatan tidak membutakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *