Dalam tabligh akbar di Balikpapan, Selasa malam (20/3), Syekh Yusuf Estes bicara tentang hari akhir dan berbagai hal tentang Islam. Ribuan orang mengikuti acara yang berlangsung sekitar dua jam itu dengan seksama dan sampai selesai.
Wartapilihan.com, Balikpapan –“Kita tidak tahu apa yang terjadi di hari esok. Tapi kita selalu mempersiapkan hari esok seolah-olah kita tahu ada hari esok. Padahal, kita belum pernah tahu apa yang akan terjadi. Saat ini adalah hari esok yang kemarin kita bicarakan. Topik kita hari ini adalah Islam Tomorrow,” kata dai asal Texas, Amerika Serikat ini kepada ribuan hadirin yang memadati gedung BSCC (Balikpapan Sport and Convention Center), Kalimantan Timur.
Saat itu, lanjut Syekh Yusuf, Jibril bertanya pada Muhammad tentang hari akhir. Rasulullah menjawab yang bertanya dan yang ditanya tidak tahu. Tapi beliau memberikan dua tanda tentang hari akhir itu. Tanda pertama, Rasul mengatakan kepada Jibril –tanda hari akhir- jika kita melihat orang Arab berkompetisi untuk membangun bangunan tertinggi di padang pasir.
“Semua orang tahu di sana ada tanah yang tidak ada gunanya. Bahkan jika kita ingin meletakkan sesuatu, kita tidak akan membangunnya dan bertanya-tanya…Tapi bangunan tertinggi di dunia hari ini adalah di Padang Pasir. Bangunan apa? Burj Khalifa di Dubai. Menara Khalifa. Bayangkan, Rasulullah telah mengatakan hal itu (1400-an tahun yang lalu),” jelasnya
Kedua, (tanda hari akhir) adalah Rasulullah mengatakan para budak melahirkan tuannya sendiri. “Di beberapa negara Arab, pangeran tidak mau punya anak. Putri kerajaan tidak mau kehilangan tubuh indahnya. Maka mereka mngambil sperma dari pangeran dan sel telur dirinya, keudian disimpan di rahim budaknya,” paparnya.
Lebih lanjut, Syekh Yusuf juga menjelaskan bahwa Rasulullah juga mengatakan bahwa tanda di hari akhir itu adalah tanganmu akan bicara. “Pernah lihat orang bicara dengan tangannya? Dalam salah satu hadits, Rasul menyebutkan bahwa kalian akan berbicara dengan binatang laut. Salah satunya lumba-lumba. Jadi orang berbicara dengan lumba-lumba, dengan tangannya.”
Dai yang berhasil memasukkan ribuan orang menjadi Muslim ini juga bercerita bahwa ketika dirinya masih menjadi pemeluk Kristen, saat itu ia berusaha memasukkan orang-orang agar menjadi Kristen. Sekarang ia sadar menjadi Muslim dan berusaha sepanjang hidupnya memasukkan orang-orang menjadi Islam.
Dalam ceramahnya, Syekh Yusuf juga memaparkan bahwa dalam surat al Baqarah, Ali Imran dan surat al Ashr, bisa disimpulkan bahwa kebaikan yang tertinggi adalah Laa ilaaha illallah. “Jika kamu percaya pada Allah tapi tidak menyeru kepada agama Allah, bagaimana bisa kamu dikatakan beriman?” tanyanya.
Dalam tabligh akbar itu, selain Syekh Yusuf menyampaikan ceramah, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan dari puluhan peserta. Diantaranya pertanyaan seputar Al Quran dan persiapan menjelang kematian. “Yang penting di dunia ini, apa yang kita siapkan. Jika kalian tidak siap (mati), kalian berada dalam masalah. Kenapa kita tidak mempersiapkan diri? Apa yang harus kita lakukan?,” jelas laki-laki berusia 74 tahun ini. “Buku nomor satu adalah Al Quran. Dalam Al Quran disebutkan persiapannya adalah shalat lima waktu, zakat dan sebagainya.”
Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam surat Al Fatihah yang pertama disebutkan disebutkan adalah memuji Allah. Kita minta petunjuk kepada Allah jalan yang lurus. Darimana petunjuk itu datang? Teruslah membaca sampai ayat berikutnya. “Dalam Al Baqarah ayat pertama-tama itulah jawabannya. Taqwa dalam bahasa Arab adalah perlindungan di hari akhir. Percaya pada hal yang ghaib.”
Tentang shalat, ia menjelaskan bahwa shalat artinya doa. Kita ada koneksi atau hubungan dengan Allah. “Seperti hp hp ada koneksi, maka dapat tersambung ke telpon, sms, internet dan lain-lain. Itulah makna shalat. Dengan koneksi, maka kita dapat memenuhi kualifikasi sebagai orang yang bertakwa.”
Syekh Yusuf menceritakan bahwa jika ada orang beriman kepada Allah, mengerjakan shalat, zakat, percaya pada Al Quran, maka mereka di hari akhir akan mendapat ampunan. “Kita perlu perhatikan diri sendiri (my self, my self, my self).”
Terakhir, ia menyatakan dengan tegas,”Hari ini, orang Yahudi Nasrani tidak memiliki kepercayaan otentik terhadap kitab sucinya.” II
Izzadina/Ahmad Zuhdi