Syahganda Nainggolan : Cina Menjebak Negara dengan Hutang

by
foto:istimewa

Menurut Syahganda Nainggolan, dalam investasi global di dunia ini, negara Cina bukan investasi tapi menjebak negara dengan hutang. Mereka kini bisa menduduki Srilangka, Pakistan, Zimbabwe dan lain-lain. “Ini seperti kolonial. Termasuk proyek kereta api cepat Jakarta Bandung,” kata aktivis politik Syahganda dalam diskusi publik di Jakarta, Selasa (17/4).

Wartapilihan.com, Jakarta –Syahganda juga mengkritik keras Jokowi yang berjanji akan menyerap tenaga kerja 10 juta orang selama masa pemerintahannya. “Tahun 2017 ini tingkat penyerapan hanya 1,1 juta orang. Yang kerja formal hanya 500 ribu. Yang lain kerja informal,” jelasnya. Sambil mencontohkan orang yang kerjanya hanya 4 jam seminggu, dianggap sudah kerja.

Menurutnya tingkat pertumbuhan kerja di Indonesia tiap tahun 2,6 juta orang, sedangkan yang terserap hanya 1,1 juta. Sehingga 1,5 juta orang menjadi pengangguran. “Ditambah kini Perpres 20/2018 yang menyatakan bahwa tenaga kerja asing tidak perlu belajar bahasa Indonesia. Perpres ini perlu dicabut,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fachry Hamzah menyatakan bahwa pengetahuan pemimpin saat ini jauh di bawah aktivis buruh. “Indonesia ini lahir dengan kesadaran ideologis,” terang Fachry sambil menyatakan bahwa Jokowi tidak punya kesadaran ideologis.

Menurutnya, kelakuan rezim sekarang ini seperti bom waktu. “Menyimpan kebusukan di bawah karpet suatu saat bisa meledak,” kata Fachry dengan semangat.

Selain itu, alumni UI ini juga menyatakan bahwa Perpres 20/2018 juga memudahkan pekerja asal Cina menyerbu Indonesia. Menurutnya buruh Cina itu seperti sekrup, mereka dipindah-pindahkan seperti pindahkan mesin. Selesai produksi di Afrika, tambang-tambang di Afrika diambil alih, pindah tambang ke Indonesia. “Tidak peduli dengan masyarakat lokal, mereka adalah mesin. Pejabat kita disuruh membuat aturan untuk melegalkan itu, dan untuk menipu bangsa Indonesia,” terangnya.

Menurut Fahri, pekerja-pekerja asal China yang masuk ke Indonesia banyak berprofesi sebagai buruh. Dia mengaku pernah melihat kejadian tersebut. Ia dalam suatu kesempatan pernah berkunjung ke pabrik yang dipenuhi oleh buruh asal Cina.

“Suatu hari saya ke Banten ada pabrik semen di situ. Itu semua pengumumannya di pabrik itu pakai bahasa Mandarin. Begitu saya kasih tahu paginya, mereka ubah itu semua karena saya mau datang, lalu buruhnya disembunyikan, ada beberapa yang kelihatan dianggap ahli di satu ruangan seolah-olah lagi mengajari pribumi,” terangya. Tapi setelah ia cek, ternyata buruh Cina itu tidak bisa bahasa asing. Pura-pura aja disitu mengajari buruh asal Indonesia. II

Izzadina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *