Oleh: K.H. Luthfi Bashori
Terkadang ada seseorang yang berusia sangat muda belia, namun oleh masyarakat diperlakukan layaknya sebagai orang tua, hingga tak jarang pemuda tersebut dijadikan rujukan bagi kehidupan masyarakat, karena ia memiliki kedalaman ilmu dan kedewasaan sikap yang benar-benar menunjukkan kematangan dalam berpendapat maupun bertindak.
Wartapilihan.com, Jakarta —Contohnya, Sy. Abdullah bin Abbas RA menceritakan bahwa Khalifah Umar bin Khatthab RA telah memasukkan dirinya di saat masih berusia muda ke dalam (golongan) orang tua ahli badar, maka di antara mereka ada yang tidak menyukai keputusan itu, dan bertanya,
“Mengapa orang (anak muda) ini dimasukkan ke dalam kumpulan kami, sedangkan kami mempunyai anak yang seusia dengannya (namun tidak dimasukkan juga)?”
“Sungguh ia orang yang kalian ketahui sendiri (kualitas ilmu dan keislamannya sangat dalam).” Jawab Khalifah Umar RA secara diplomatis.
Maka suatu hari Khlifah Umar RA mengundang Sy. Abdullah bin Abbas RA bersama-sama dengan mereka (para orang tua ahli badar). Sy. Ibnu Abbas RA sudah merasa bahwa Khalifah Umar RA mengundangnya di majelis orang tua itu, tidak lain untuk menunjukkan keutamaan dirinya kepada mereka, dan ternyata dugaan itu benar.
Khalifah Umar RA bertanya kepada seluruh yang hadir, “Bagaimana pendapat kalian tentang firman Allah SWT (Arti QS. An-Nashr, 1), “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan)?”
Sebagian di antara mereka mengatakan, “Kita diperintahkan untuk memuji Allah dan meminta ampunan kepada-Nya apabila kita mendapatkan pertolongan dan kemenangan.” Sebagian yang lain hanya terdiam.
Lalu Khalifah Umar RA bertanya kepada Sy. Abdullah bin Abbas RA, “Apakah demikian juga pendapatmu, hai Ibnu Abbas?”
“Tidak,” Tegas Sy. Abdullah bin Abbas RA.
“Lalu apa pendapatmu?”
Sy. Abdullah bin Abbas RA menjelaskan, “Hal itu mengisyaratkan (dekatnya saat) ajal Nabi Muhammad SAW yang diberitahukan oleh Allah kepadanya. Allah berfirman yang artinya, “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan ,” maka hal itu merupakan alamat (dekatnya) ajalmu, karena itu, ‘bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mintalah ampunan kepada-Nya. Sungguh Dia Maha Penerima tobat.
Khalifah Umar RA menyatakan, “Aku tidak memiliki penafsiran lain mengenai ayat itu, kecuali seperti apa yang baru saja engkau katakan.” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ahmad).
Kealiman Sy. Abdullah bin Abbas RA ini adalah berkat doa Rasulullah SAW sebagaimana yang dinyatakan sendiri oleh Sy. Abdullah bin Abbas (Ibnu Abbas) RA, “Suatu saat Rasulullah SAW mendekap diriku ke dadanya, lalu beliau SAW bersabda, “Wahai Allah, berilah kepadanya pemahaman dalam agama.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Hal ini terbukti juga, bahwa Khalifah Umar RA menjadikan Sy. Abdullah bin Abbas RA di kala usia muda sebagai salah satu anggota majelis musyawarah bersama para shahabat sepuh peserta perang badar, sesuai riwayat Imam Al-Bukhari, Imam At-Tirmidzi dan Imam Ahmad bin Hanbal di atas.