Suu Kyi Absen di PBB

by
http://bit.ly/2eUKXpq

 Setelah dikecam PBB, Aung San Suu Kyi tidak menghadiri Majelis Umum PBB.

Wartapilihan.com, Yangon –Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi membatalkan rencana  menghadiri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa akhir bulan ini. Juru bicaranya mengatakan pada hari Rabu (13/9) saat peraih Nobel tersebut menghadapi sorotan tajam mengenai krisis pengungsi Rohingya.

“Konselor negara tidak akan menghadiri pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata juru bicara pemerintah Zaw Htay.

Juru bicara tersebut tidak menjelaskan keputusan tersebut, namun mengatakan bahwa Wakil Presiden Henry Van Thio akan menghadiri pertemuan puncak yang berlangsung sampai pekan depan.

Pengumuman tersebut disampaikan setelah kepala hak asasi manusia PBB, Zeid Ra’ad Al Hussein, menuduh Myanmar melakukan serangan “sistematis” terhadap warga sipil Rohingya dan memperingatkan bahwa “pembersihan etnis” sedang berlangsung.

Dewan Keamanan PBB juga berencana bertemu pada hari ini, Rabu (13/9), untuk membahas krisis tersebut yang semakin parah karena jumlah pengungsi Rohingya ke Bangladesh meningkat menjadi 370.000 orang.

Mereka melarikan diri dari kekerasan yang telah mengoyak negara Rakhine sejak 25 Agustus ketika gerilyawan dari minoritas Muslim menyerang pos-pos perbatasan polisi yang memicu sebuah tindakan keras militer.

Suu Kyi, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian untuk aktivisme pemberontak di bawah junta Myanmar, pernah dipuja oleh komunitas internasional.

Dia memulai debutnya di hadapan majelis PBB September lalu setelah menjadi mantan pemimpin sipil pertama Myanmar yang dipimpin junta dalam beberapa dasawarsa dan mendapat tepuk tangan meriah untuk pidatonya.

Dia bersumpah untuk menemukan solusi atas kebencian etnis dan agama di Rakhine “yang akan menghasilkan perdamaian, stabilitas, dan pembangunan bagi semua masyarakat di negara bagian.”

Sebagai pertanda seberapa jauh reputasinya jatuh sejak dia telah diserang oleh kelompok hak asasi yang sama yang menyerukan agar Suu Kyi dibebaskan dari tahanan rumah karena gagal berbicara membela Rohingya.

Ditolak kewarganegaraan oleh Myanmar, Rohingya hidup tanpa kewarganegaraan dan dibenci di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha.

Pengungsi yang masuk ke Bangladesh  tiba dengan cerita mengerikan tentang pembunuhan tanpa pandang bulu dan serangan pembakaran di tangan tentara.

Sementara AS dan negara-negara Barat lainnya telah menegur operasi militer tersebut, sedangkan pihak Beijing menawarkan dukungan menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB tersebut.

Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *