Spirit ABI 212, Kebangkitan Ekonomi Umat

by
Pakai Produk Muslim. Foto: Istimewa

Di awal abad yang lalu, ekonomi pribumi bangkit dengan adanya Sarekat Dagang Islam. Di awal Abad ini, ekonomi umat mulai menggeliat dengan hadirnya PayTren dan produk-produk ekonomi turunan dari Aksi Bela Islam(ABI) 212.

Wartapilihan.com, Jakarta–Sewaktu dilangsungkannya Aksi bela Palestina di Silang Monas, Ahad(17/12) lalu, di tengah-tengah kerumunan massa yang berjubel, sebuah mobil boks mencuri perhatian banyak jamaah. Bukan hanya karena adanya ibu-ibu muda yang memberi air mineral gratis, tapi lebih karena ada spanduk yang ditempel di badan mobil bertuliskan “NO: Danone, Aqua, Vit, Mizone. Pakai Produk Muslim.”

Sebagaimana diketahui bahwa air mineral merek Aqua telah dibeli dan dikelola oleh Group Danone, perusahaan multinternasional yang memproduksi berbagai jenis makanan dan minuman. Perusahaan ini memegang beberapa merek terkenal air minum seperti Volvic, Evian, Aqua, Vit, Mizone(minuman isotonik), dan lain-lain.

Buah dari ABI 212 setahun lalu, ukhuwah Islamiyah tergerak dan terkoordinir. Spirit ABI 212 menumbuhkan kesadaran akan pentingnya ekonomi umat yang dirasa  kian terpuruk. Dari sini lalu terbentuklah sinergi, antara yang punya modal, punya properti, dan punya keahlian. Minimarket-minimarket dengan berbagai varian nama ABI 212 bertumbuh. Rumah-rumah makan sampai distributor sembako dari produk-produk milik dan dikelola oleh Muslim.

Spirit ABI 212 yang menggerakkan ekonomi ini mengingatkan kita pada peran Sarekat Dagang Islam(SDI) yang berawal dari perkumpulan kaum pedagang Muslim. Didirikan di Surakarta, oleh Haji Samanhudi, 16 Oktober 1905, dengan tujuan awal menghimpun para pedagang pribumi Muslim agar bisa bersaing dengan pedagang Cina yang dilindungi oleh Pemerintah kolonial Hindia Belanda. SDI inilah merupakan cikal-bakal Sarekat Islam yang dipimpin oleh H.O.S. Tjokroaminoto, tahun 1912, dan pusatnya dipindah ke Surabaya. Ketika kaum pribumi Muslim kuat secara ekonomi, maka mereka mulai berfikir tentang politik. Dan itu yang ditakuti oleh semua pemerintahan yang punya mental menjajah, tidak perduli menjajah bangsa lain atau bangsa sendiri.

PayTren, Penggerak Ekonomi Berjamaah

Kesadaran akan pentingnya umat Islam bisa mengelola aset-asetnya, sebenarnya sudah dimulai sejak awal tahun 1990-an, dengan lahirnya Bank Muamalat(Bank Syariah pertama di Indonesia), asuransi syariah, Koran dan TV Muslim. Tapi, dalam perjalanannya, semuanya rontok dan dijual ke pihak lain. Bahkan, TV Muslim belum sempat tayang sudah dijual dan jadi TV Musik, lalu ganti menjadi TV hiburan.

Di saat yang bersamaan, kesadaran akan pentingnya bergerak di bidang ekonomi pelan-pelan mulai dirintis oleh Ustadz Yusuf Mansur, dengan, antara lain, PayTren, sejak 2013. PayTren merupakan teknologi aplikasi digital payment. Anggotanya dapat melakukan berbagai bentuk pembayaran melalui HP. Mulai dari pembayaran tagihan bulanan seperti BPJS, Listrik, PDAM, Telpon, Pulsa, Tiket Kereta Api, juga Tiket Pesawat. Transaksi dapat dilakukan dari HP Android dan iPhone, kapan dan dimana saja, tanpa perlu keluar rumah.

Pada 4 Desember lalu, PT PayTren Aset Manajemen (PAM) resmi meluncurkan dua produk reksa dana syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT PAM meluncurkan dua produk: Reksa Dana Syariah Dana Safa dan Reksa Dana Syariah PAM Syariah Saham Dana Falah.

Dengan 1,7 member saat ini, sampai akhir 2017 ini, menargetkann dana kelola sebesar Rp 500 miliar. Sedangkan untuk tahun 2018, ditargetkan mencapai Rp 1 triliun.

Adanya peluncuran dua produk tersebut ke BEI, maka tuntutan transparansi akan terpenuhi dengan sendirinya. Dan ini merupakan gerakan ekonomi berjamaah yang punya multi-efek: bertransaksi sambil bersedekah.

Tentu saja, kita berharap, PayTren dan turunannya akan terus terjaga, istiqomah, dan amanah. Batu ujian akan terus mengintainya. Dan tetunya, jangan sampai mengalami kegagalan, sebagaimana bank syariah, asuransi syariah, koran, dan televisi Muslim.

Istiqomah, amanah, dan selalu meminta perlindungan hanya kepada Allah Ta’ala semata, maka apapun rintangannya, in-syaa Allah akan bisa dilewati. Semoga!

Herry M. Joesoef.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *