Presiden Joko Widodo digadang-gadang maju dalam konvensi Ketua Umum Partai Golkar.
Wartapilihan.com, Jakarta –Ketua Komisi II DPR RI Zainudin Amali urun bicara terkait kisruh pergantian Ketua Umum Partai Golkar. Pasalnya, mulai dari nama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sampai Presiden Joko Widodo digadang-gadang menggantikan Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
“Saya kira kita harus patuhi apa yang sudah di putuskan dalam pleno ya. Setelah praperadilan kita akan rapat lagi, dan itu ada (dalam putusan). Meskipun seandainya Pak Novanto memenangkan praperadilan, kita akan kembali menggelar pleno. Saya kira keputusan itu (Munaslub) tidak bisa di duga-duga,” ujar Amali kepada media di Hotel Sahid, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (28/11).
Dia tidak mau berspekulasi terkait kedatangan Menteri Perindustrian itu beberapa waktu lalu kepada presiden, guna meminta restu atau dukungan dirinya maju dalam bursa calon Ketua Umum Partai Golkar. Menurutnya, presiden selalu memberikan keleluasaan bagi partai politik dalam menentukan arah dan kebijakan internal demi tercapainya pembangunan bangsa dan negara.
“Kita tidak dapat mengatakan Bapak Presiden dalam posisi tertentu. Karena organisasi partai politik itu jalur yang lain, pemerintahan adalah jalur yang lain. Secara kebetulan, Pak Airlangga ini adalah pembantu Pak Presiden, saya berkeyakinan tidak ada intervensi sedikitpun dari pemerintah,” ungkapnya.
Zainuddin menampik, Presiden Jokowi maju sebagai Ketua Umum partai berlambang pohon beringin tersebut. Dia beralasan, amanah yang diberikan rakyat kepada mantan Walikota Solo itu harus dijaga dan dipelihara guna memberikan akselerasi pembangunan dan kesejahteraan sesuai amanat konstitusi.
“Beliau sudah mengurusi pekerjaan yang begitu banyak, begitu luas dan begitu berat sebagai kepala pemerintahan. Menurut saya jangan-lah (urusan pergantian ketua umum) diseret-seret dalam urusan yang akan mendeletigimasi tugas beliau sebagai kepala negara,” tandasnya.
Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Periode 2016-2020 Fayakhun Andriadi menilai, sosok Airlangga memenuhi kriteria menjadi pemimpin Golkar milenial. Dia menyebut, Golkar akan tetap menjadi pemenang di panggung politik Indonesia ketika dipimpin oleh Ketua Umum yang mampu membaca tuntutan zaman serta sesuai dengan selera zaman Now.
“Era milinel adalah era transparan dan dialogis. Ketua Umum harus siap berdialog secara cerdas kapan pun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun. Airlangga mempunyai kemampuan untuk itu,” kata Fayakhun di Jakarta, Senin (27/11).
Menurutnya, Airlangga sosok yang sangat familiar dengan dunia teknologi informasi. Dia tak hanya mengerti, tapi pengusaha yang memanfaatkan kecanggihan digital baik dalam bisnis, organisasi, maupun dalam mengemban tugas-tugas negara.
“Tapi semua keunggulan ini bisa menguap tak bermakna jika Golkar dipimpin oleh sosok yang tidak memiliki visi dan kedekatan dengan selera milenial,” ujarnya.
Ahmad Zuhdi