Widati Sri Ulandari, muslimah yang mengalami musibah kecelakaan masuk jurang dan mengalami patah kaki, hingga membusuk, akhirnya mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Karima Utama (RSKU) Kartosuro, Sukoharjo, Jawa Tengah. Infaq Dakwah Center membantu biaya dan sedekah darah untuknya.
Wartapilihan.com, Sukoharjo –-Ulandari mengalami kecelakaan parah pada Selasa silam (11/9/2017) saat dibonceng kawannya sesama mahasiswi asal Bengkulu. Peristiwa nahas terjadi karena sepeda motor yang dikendarai Yesi (mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta–UMS) mengalami rem blong dan tersungkur ke dalam jurang di Tawangmangu Karanganyar. Akibat kecelakaan tunggal itu, kaki kiri Ulandari mengalami patah tulang dan tak sadarkan diri.
Saat menjalani perawatan, ternyata Ulandari (22 tahun), mahasiswi Akademi Dakwah Islam yang menghafal 15 juz Al-Qur’an itu membutuhkan darah, dikarenakan HB darahnya rendah. Dalam kondisi darurat tersebut, Relawan Infaq Dakwah Center (IDC), Sri Sedyo Suwarno, turut membantu bersedekah darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Jebres, Solo, Jawa Tengah pada Kamis malam (25/1/2018).
Kebutuhan darah yang kosong di PMI Solo itu, mengharuskan setiap pasien rumah sakit yang membutuhkan darah, harus mencari pendonor dari keluarga atau kerabat karib terdekat. Begitu pula Ulandari yang sejak awal ditangani oleh IDC dalam pengobatannya. Sedyo, Relawan IDC bersama dua orang teman lainnya, Sandi dan Agus, yang berasal dari Sukoharjo secara sukarela mendonorkan darahnya di PMI.
“Demi amal shalih dan membantu sesama saudara semuslim, kita siap menjadi pendonor,” ucap Sandi.
“Alhamdulillah kita bisa membantu mbak Ulandari lewat darah kita,” tambah Sedyo.
Proses pengambilan darah yang melalui tahap pengecekkan, tensi darah, HB darah dan kesehatan memakan waktu cukup singkat. Pengambilan darah tidak membutuhkan waktu lama, hanya kurang lebih 30 menit. Selanjutnya, pihak PMI menjelaskan bahwa usai darah didonorkan, akan memakan waktu tiga hingga empat jam untuk mencocokkan jenis darah dengan pasien.
Proses donor darah pun berjalan dengan lancar. Hingga darah yang telah didonorkan dan sangat dibutuhkan Ulandari, terpenuhi.
Seperti diberitakan sebelumnya, sudah empat bulan Ulandari menahan perih pedihnya luka dan patah tulang kaki kirinya. Pasca operasi dua kali, pengobatannya terhenti karena kendala dana, ibunya seorang single parent tanpa suami yang bekerja serabutan dengan gaji Rp 250.000 perbulan.
Kini kondisi luka di kakinya parah menganga hingga tulang kering dan pen terlihat dari luar. Bahkan daging di tendon kakinya mulai membusuk dan membuat jari dan tumit kakinya tak bisa digerakkan lagi. Jika tidak segera dioperasi, Ulandari terancam akan kehilangan kaki kirinya.
Donasi untuk membantu pengobatan Widati Sri Ulandari bisa disalurkan melalui program INFAQ DARURAT ke Rekening IDC: Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center. II
Izzadina