Ini terjadi di Vietnam, pematang-pematang sawah laksana etalase bunga-bunga yang bermekaran. Cantik. Tapi ternyata tidak hanya sekedar cantik.
Wartapilihan.com, Depok—Problem utama yang sering mengganggu tanaman padi di sawah adalah hama. Biasanya pestisida kemudian digunakan. Timbul lagi masalah lingkungan yang serius dari dampak penggunaan pestisida ini.
Nah, untuk mengatasi masalah hama dan sekaligus mengurangi penggunaan pestisida, sekelompok petani di wilayah Ba Ria-Vung Tau di Vietnam, memelopori model penanaman baru yang dikenal sebagai Padi Dengan Pematang Berbunga.
Melalui model ini, petani menanam pohon bunga-bungaan di sepanjang pematang sawah. Cara ini bertujuan untuk menarik kehadiran serangga seperti lebah yang menjadi musuh alami hama. Sehingga pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas, karena tanaman tidak dirusak hama.
Model ini adalah bagian dari program untuk mengendalikan hama dan penyakit hama menggunakan bioteknologi. Ini dikembangkan oleh International Rice Research Institute (IRRI) pada tahun 2009 di distrik Cai Lay dan Cai Be di provinsi Tien Giang, Vietnam. Tujuannya adalah untuk meningkatkan sistem pertanian di sawah yang mampu meningkatkan ketahanan ekologis, sekaligus mengurangi penggunaan pestisida selama tahap awal budidaya padi.
Para petani yang berpartisipasi diajarkan untuk menanam pohon bunga khusus di sekitar sawah. Cara ini ternyata efektif untuk menghemat biaya pembelian pestisida.
Pohon bunga-bungaan yang ditanam diantaranya adalah mawar Jepang, krisan, bunga kancing ungu, bunga laba-laba merah dan bunga matahari.
Metode biologis ini banyak digunakan di Ba Ria-Vung Tau dan dinyatakan efektif memerangi hama. Petani mengklaim panen enam ton per hektar di musim gugur dan tujuh ton per hektar selama musim dingin.
Berdasarkan umpan balik program ini, mereka mengklaim bahwa pohon bunga kuning dan putih menghasilkan lebih banyak serbuk sari yang menarik serangga musuh alami. Bahkan, hama tidak ditemukan di sawah yang ditanami pohon kapas.
Manfaat model budidaya ini membantu mengurangi polusi lingkungan, menciptakan keseimbangan ekologis di sawah, melindungi kesehatan petani dan meningkatkan pengetahuan teknis mereka termasuk pengendalian penyakit di sawah.
Pesawah di daerah Delta Mekong juga menggunakan metode yang sama dan ternyata efektif untuk menciptakan lingkungan ekologis yang baik, mengurangi penyakit epidemi sawah dan meningkatkan kualitas produk.
Petani perempuan di wilayah Tien Giang yang menanam bunga di sawah mereka mengatakan bahwa mereka dapat menghemat hingga 42 persen dari biaya pengendalian hama. Serangga dan organisme lain yang menghuni bunga di tepi sawah membantu mengendalikan hama seperti perang.
Biaya adalah salah satu alasan petani meninggalkan pestisida dan beralih ke tanaman berbunga. Pestisida perlu biaya sekitar 450.000 Rupiah per hektar per musim. Membeli bibit bunga hanya sepersekian dari jumlah tersebut.
Keindahan warna-warni bunga yang mekar dan pemandangan sawah yang indah juga menarik kunjungan wisatawan.
Dengan menerapkan konsep sawah berbunga ini, dalam 30 tahun Vietnam beralih dari pengimpor beras menjadi pengekspor beras kedua terbesar di dunia.
Metode pengendalian hama dengan model budidaya bunga di sawah juga digunakan di Jepang, Korea dan Thailand. Indonesia berikutnya? Wallahu A’lam
Abu Faris
Praktisi, Alumni 7th Permculture Design Course, Bumi Langit Institute, Imogiri Yogya
Sumber Bacaan:
- Deutsche Welle Website (https://www.dw.com)
- blog berkebun:Ideaberkebun.blogspot.com