Retno Marsudi: Isu Rohingya Penting bagi Indonesia

by
Menlu Retno Marsudi memberi kuliah umum di Universitas Indonesia (27/2). Foto : Eveline.

Wartapilihan.com, Depok –  Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi menjabarkan konflik di Myanmar yang menyoroti Muslim Rohingya mesti ada diplomasi masif dari Indonesia. Hal itu dijelaskannya dalam Kuliah Umum Diplomasi Indonesia: Tantangan-Tantangan Baru.

“Saya mengunjungi berbagai negara, masing-masing negara (menyelesaikan) satu isu. Salah satunya, isu Rohingya,” ujar Retno di Auditorium Gedung I, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Depok.

Menurutnya, hal ini penting mengingat apabila isu tersebut tidak dapat diselesaikan Myanmar, akan terjadi beberapa hal yang berdampak ke negara lain, khususnya Indonesia.

“Semua situasi konflik pasti akan menimbulkan radikalisme. Maka kita mesti lakukan antisipasi. Apabila tidak diselesaikan bukan tidak mungkin mereka masuk ke wilayah kita,” lanjutnya.

Retno menjelaskan pada tahun 2015 sekitar 15.000 pengungsi Rohingya tidak memiliki tempat tinggal yang jelas sehingga banyak keluarga-keluarga terlantar.

“Masalah yg dihadapi sangat kompleks, concern-nya yang terkait keamanan dan kemanusiaan. Fungsi kita ialah bagaimana menjembatani antara Myanmar dengan Bangladesh,” papar menteri luar negeri perempuan pertama di Indonesia.

Menteri yang diangkat sejak tahun 2014 tersebut menjelaskan juga upaya-upaya diplomasi yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri untuk isu Muslim Rohingya ini dengan kunjungannya beberapa kali ke Myanmar.

“Banyak upaya yang sudah kami lakukan, mulai dari level kebijakan, demokrasi, dan juga pembelajaran.”

Program-program yang sudah dilakukan yaitu capacity building untuk Myanmar, pembangunan enam sekolah bagi komunitas Muslim dan komunitas Budha. Indonesia juga menggandeng negara lain untuk turut melakukan pemberdayaan ekonomi terhadap masyarakat.

“Mengapa kami membangun sekolah dengan menyatukan Muslim dan Budha? Supaya kita terbiasa dengan kemajemukan yang ada,” jelasnya.

Di akhir pidato singkatnya, ia berpesan pada pemuda Indonesia untuk menjaga toleransi untuk menyikapi kemajemukan yang ada untuk menghindari konflik antar sesama.

“Generasi muda Indonesia, kita harus sadar sejak bangsa kita dilahirkan kita ini adalah majemuk. Hanya satu hal yang dapat menjaga yaitu toleransi. Sejak awal kita berbeda, jadi kenapa sekarang dipermasalahkan?” paparnya dengan antusias.

Ia juga berpesan pada mahasiswa untuk adil dalam menjalankan hubungan luar negeri dengan negara lainnya, yaitu mementingkan negara dan berpihak pada kedamaian dunia.

“Menjalankan hubungan luar negeri kita harus ada kepentingan nasional. Ada amanah konstitusi kita, politik kita berkontribusi pada kedamaian dunia,” ujarnya. |

Reporter: Eveline Ramadhini

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *