Penyakit Tak Tersembuhkan di Eropa?

by
foto:istimewa

Karen Armstrong menyimpulkan tentang awal Perang Salib (crusade) bahwa para petinggi gereja menyetujui ide Perang Suci yang dikabarkan Paus Urban II karena itu dapat meningkatkan prestise gereja barat (Katolik); serta tentu saja sarana menyejahterakan mereka masing-masing.

Wartapilihan.com, Jakarta –Perang tidak selalu karena ideologi nampaknya, selalu ada motif ekonomi bagi Eropa pada awal abad pertengahan itu.

Para ksatria dan bangsawan bersemangat berangkat ke Palestina karena menganggap itu tugas mulia dari gereja dan sekaligus kewajiban kepada raja. Sedangkan peserta Perang Salib yang miskin tertarik berangkat ke Jerusalem karena percaya kiamat sudah dekat. Konsep apokaliptik laku bagi kalangan strata sosial ke bawah, mimpi yang dibangun gereja adalah kerajaan Jerusalem Baru yang bersih suci.

Media massa saat ini melakukan pencucian otak yang tidak jauh berbeda. Bahkan menggunakan aspek apokaliptik juga.

Namun, Karen Armstrong dalam bukunya “A History of Jerusalem, One City Three Faiths” pada halaman 272, memaparkan bahwa idealisme Perang Salib ini memiliki sebuah dark underside; sisi gelap yang tersembunyi.

Sisi jahat itu mulai muncul ketika rombongan Perang Salib dari Jerman yang berangkat pada musim semi tahun 1096 membantai kampung Yahudi di Speyer, Worms, dan Mainz di sepanjang Sungai Rhine. Semua ini bisa jadi diluar rencana Sri Paus. Namun, siapa pun harus berpikir bahwa tidak ada jaminan bahwa sekelompok orang buta huruf akan begitu saja menaati aturan.

Gagasan yang berkembang waktu itu, menurut Karen Armstrong, adalah “mengapa pergi begitu jauh untuk memerangi Muslim yang mereka rusak kenal, padahal menurut mereka Yahudi yang paling bertanggung jawab atas kematian Yesus ada di dalam perjalanan mereka sepanjang Eropa?”

Pembantaian Yahudi terjadi setiap kali ada Perang Salib baru dicetuskan oleh gereja Katolik. Sejak itu, Karen menyimpulkan, gerakan membenci Yahudi (anti-semit) berkembang menjadi incurable disease in Europe. Sebuah penyakit yang tak tersembuhkan di Eropa. Lalu, mengapa Yahudi dan Zionisme yang dilahirkannya membenci Umat Islam? Padahal kepastian hukum dan toleransi terbaik sejarah manusia justru mereka dapatkan selama berada di bawah kekhilafahan Ummat Islam. II

Agung Waspodo, Dosen Ilmu Sejarah, Universitas Negeri Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *