Lahir pada tahun 1928, beberapa bulan setelah berdirinya Ikhwanul Muslimin, Akef adalah salah satu anggota kelompok yang paling menonjol.
Wartapilihan.com, Mesir –Mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mahdi Akef, meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Kairo pada usia 89 tahun.
Akef yang memimpin Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok yang disebut pemandu tertinggi dari tahun 2004 sampai 2010 didiagnosis menderita kanker tahun lalu. “Ayah saya ada di tangan Tuhan,” puterinya, Alia, menulis di halaman Facebook-nya pada hari Jumat (22/9).
Akef termasuk di antara ratusan tokoh Ikhwan yang ditangkap menyusul penggulingan Presiden Mohamed Morsi pada 2013. Moetsi adalah presiden pertama yang terpilih secara demokratis di Mesir.
Dia pada awalnya dihukum karena tuduhan terkait kekerasan dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Putusan tersebut dibatalkan setelah naik banding dan dia menghadapi pemeriksaan ulang.
Keluarganya baru saja meluncurkan sebuah kampanye online untuk menuntut pembebasannya karena alasan kesehatan.
Pemimpin Reformis
Akef lahir pada 12 Juli 1928, tahun yang sama dengan Ikhwanul Muslimin didirikan. Dia mengenal Ikhwanul Muslimin di awal masa remajanya dan bergabung dengan Ikhwan pada tahun 1940.
Upaya pembunuhan yang gagal terhadap presiden Mesir Gamal Abdel Nasser pada tahun 1954 menyebabkan sebuah tindakan keras berskala besar terhadap Ikhwan. Akef dipenjara dari tahun 1954 sampai dengan tahun 1974.
Untuk sebagian besar masa kekuasaan Hosni Mubarak selama 40 tahun, yang berakhir ketika dia digulingkan sebagai presiden Mesir dalam pemberontakan tahun 2011, Akef adalah saingan utamanya.
Pada tahun 2005, di bawah kepemimpinan Akef, Ikhwan memenangkan 20 persen kursi dalam pemilihan parlemen Mesir.
“Dia memiliki banyak prestasi,” kata Khalil al-Anani, seorang akademisi dan peneliti Ikhwan.
“Salah satunya adalah bahwa dia merupakan salah satu pemimpin Ikhwan yang paling reformis sejak dia menjabat pada tahun 2004. Dia memprakarsai banyak perubahan dalam gerakan tersebut dan memberinya sebuah cita rasa baru,” katanya kepada Al Jazeera.
Menulis di Twitter, kelompok Palestina Hamas, yang berasal dari Ikhwanul Muslimin, menggambarkan kematian Akef sebagai “kerugian bangsa dan salah satu tokoh utamanya”. Demikian dilaporkan Al Jazeera.
Moedja Adzim