Oleh: KH. Athian Ali M Dai, Lc., MA.
Bangga tapi sedih juga rasanya melihat dan mengamati kondisi sebagian ummat Islam di negeri ini.
Wartapilihan.com, Jakarta –Nampak sekali, betapa ummat sangat butuh figur seorang Imam yang bisa menjadi panutan sekaligus membimbing mereka meniti kehidupan di jalan yang diberkahi dan diridhoi Alloh SWT. Bukan hanya sebatas dalam berakidah, tapi juga dalam bersyariah, baik yang sifatnya vertikal (hablum minalloh) maupun yang horizontal (hablum minannaas) terutama sekali yang terkait langsung dengan tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Seorang Imam yang hanya dipatuhi dan ditaati semata mata karena kepatuhan dan ketaatanNya kepada Alloh SWT dan Rasul Nya ( Q.S. An Nisaa 59 ).
Memang tidaklah mudah tentunya bagi ummat menemukan figur yang ideal seperti ini. Berulangkali ummat dikecewakan,ketika tokoh yang sempat diidolakan terbukti dikemudian hari sangat jauh panggang dari api.
Belum lama ini, ummat cukup dikagetkan oleh sikap seseorang yang dengan wajah tanpa dosa menyatakan dukungan penuh kepada seseorang yang sudah disuarakan banyak pihak dengan “Cukup satu priode” dan juga slogan “Ganti Presiden 2019” .
Agar ummat tidak terbenam dalam kekecewaan dan agar dikemudian hari tidak harus kecewa ketika hal yang sama terulang lagi, maka :
Pertama : Yakinilah, bahwasanya keujung dunia manapun kita berusaha mencari, tidak akan pernah kita berhasil menemukan sosok muslim yang paripurna sepeninggal Rasululloh SAW.
Kedua : “Undzur maa koola walaa tandzur man koola” (Lihat dan camkan apa yang diucapkan. Jangan melihat siapa yang mengucapkan) . Semulia apapun seseorang dimata banyak orang, namun bila ucapan,sikap dan perbuatannya jelas nyata bertentangan dengan syariat Alloh, maka ybs tidak layak jadi panutan apalagi untuk dijadikan Imam. Sebaliknya, ucapan yang meluncur dari mulut mungil seorang bocah sekalipun haruslah ditaati sepanjang yang diucapkan sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah. Sabda Rasululloh SAW , ” Tidak ada kewajiban taat kepada makhluk (siapapun dan dalam wujud apapun makhluk itu) dalam berbuat maksiat kepada Al Khalik ”
Ketiga : Terkadang bisa saja kita sangat tidak menyukai peristiwa yang terjadi, padahal justeru itulah yang terbaik dan paling bermaslahat. Sebaliknya, boleh jadi kita sangat menyukai sesuatu, padahal ia sangat buruk sekali bagi kemaslahatan diri dan ummat untuk saat ini dan dimasa mendatang ( Q.S. Al Baqarah 216 ). Yang kita anggap benar sangat mungkin salah dan atau sebaliknya. Yang tidak mungkin salah dan pasti benar hanyalah yang baik dan benar menurut Alloh SWT dan Rasul Nya.
Keempat : Sangat mungkin Alloh SWT memang sengaja menampakkan sesuatu sebelum ummat terlalu jauh hanyut dalam perkiraan dan harapan yang salah. Yakinilah, selama kita berpegang teguh kepada tali Alloh (Al Qur’an dan As Sunnah) maka apa yang Alloh SWT takdirkan pasti yang terbaik, kendati katakanlah sekian juta perasaan dan akal manusia menyatakan sebaliknya.
Kelima : Hidup ini pilihan, maka biarlah setiap orang masing-masing memilih jalan hidupnya. Ummat harus tetap dalam satu pilihan yang pasti : ” Hidup mulia dijalan Alloh dan bermamum hanya kepada imam yang taat kepada Alloh dan RasulNya “. Robbunaa ma’anaa.
Sumber: annasindonesia.com