Israel membuat pagar penghalang di lautan. Hal itu merupakan satu-satunya yang ada di dunia.
Wartapilihan.com, Gaza –Israel telah memulai proyek pembuatan penghalang lautan yang ditujukan untuk mencegah warga Palestina di Gaza masuk ke wilayahnya, kata Kementerian Pertahanan Israel.
Penghalang itu, yang terdiri dari pemecah gelombang yang dibentengi dengan kawat berduri, sedang dibangun beberapa kilometer di utara Gaza dan akan selesai pada akhir tahun ini.
“Ini adalah satu-satunya penghalang dari jenisnya di dunia, yang secara efektif akan memblokir kemungkinan menyusup ke Israel melalui laut,” kata Avigdor Lieberman, Menteri Pertahanan Israel, dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad (27/5).
Menurut media Israel, Kementerian Pertahanan memerintahkan pembangunan penghalang lautan setelah perang Gaza pada 2014 dan setelah menemukan bahwa pejuang Hamas telah berhasil memasuki Israel melalui laut.
Wilayah kantong pantai telah menjadi subjek blokade yang dilakukan oleh Israel dan, pada tingkat yang lebih rendah, Mesir sejak 2007 ketika Hamas menguasai wilayah itu.
Kapal angkatan laut Israel telah membuat sulit nelayan Gaza untuk memancing di luar titik tertentu, biasanya ditetapkan pada enam mil laut atau sekitar 11 km dan kapal laut Israel telah menembaki kapal-kapal Palestina sebelumnya.
Ketegangan Meningkat
Serangan yang menargetkan pos penjagaan pada hari Ahad (27/5) menewaskan sedikitnya tiga orang, termasuk dua pejuang dari gerakan Jihad Islam.
Menurut kelompok Jihad Islam, dua orang tersebut adalah bagian dari sayap bersenjata mereka, yang disebut Brigade Al-Quds.
Dua dari mereka yang tewas diidentifikasi sebagai Hussein al-Amour, 25 tahun, Abdul Haleem al-Naqa, 28 tahun, menurut kementerian kesehatan Palestina. Orang ketiga, Naseem Marwan al-Amour, 25 tahun, kemudian tewas akibat luka yang dideritanya.
Sehari sebelumnya, pesawat Israel menyerang dua sasaran milik gerakan Hamas, meskipun tidak ada korban yang dilaporkan.
Lebih dari 118 orang Palestina telah tewas di Jalur Gaza sejak protes massal menuntut hak untuk kembali dimulai pada akhir Maret.
Yahiya Sinwar, Kepala Hamas di Gaza, menyerukan demonstrasi massa lebih lanjut pada tanggal 5 Juni, peringatan berakhirnya Perang Enam Hari 1967, yang memisahkan Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur. Demikian dilaporkan Al Jazeera.
Moedja Adzim