Mossad Bunuh Komandan Al-Qassam

by
Foto:http://www.aljazeera.com

Hamas menyebut Mossad berada di balik pembunuhan anggotanya di Tunisia.

Wartapilihan.com, Beirut –Hamas menuduh badan intelijen nasional Israel, Mossad, atas pembunuhan salah satu anggotanya.

Kelompok Palestina tersebut mengatakan bahwa Mohammed al-Zawari, seorang komandan sayap bersenjata Brigade Qassam sejak 2006, ditembak mati di luar rumahnya beberapa kali saat berada di mobilnya dekat Sfax, 270 km sebelah tenggara Tunis, pada tanggal 15 Desember 2016.

Hamas telah membentuk sebuah komite investigasi setelah pembunuhan tersebut.

Berbicara pada sebuah konferensi pers di Beirut pada hari Kamis (16/11), Mohammed Nazzal, anggota politbiro Hamas, menyebut operasi Mossad sebagai “tindakan teroris”.

“Mossad secara resmi dituduh berada di balik pembunuhan, yang bukan hanya tindakan teroris, melainkan juga pelanggaran kedaulatan negara,” katanya.

Nazzal juga mengatakan bahwa adanya “tanggung jawab mereka untuk berkoordinasi dengan pihak berwenang Tunisia” mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keamanan nasional negara tersebut “untuk menghadapi musuh Zionis”.

“Tunisia memiliki informasi mengenai penyelidikan juga, kepentingan nasional dan stabilitasnya sangat penting bagi kami,” kata Nazzal.

“Karena Zionis dapat mengulangi perbuatannya, dan karena itu kita bertanggung jawab atas keamanan Tunisia – dan kita akan berada di negara Arab lainnya.”

Menurut Hamas, al-Zawari yang berusia 49 tahun adalah seorang insinyur penerbangan yang bekerja untuk pengembangan kendaraan udara tak berawak.

Hamas mengatakan bahwa al-Zawari optimistis untuk mengembangkan pesawat tak berawak “Ababeel” yang digunakan dalam serangan Israel terakhir di Jalur Gaza pada musim panas 2014.

Laporan investigasi penuh, yang dipublikasikan di situs Hamas, mencakup rincian bagaimana pembunuhan tersebut direncanakan dengan cermat selama tiga tahap pada tahun 2015 dan melibatkan 12 individu.

Kedua orang yang melakukan pembunuhan tersebut memiliki paspor Bosnia.

Salah satu individu, yang masuk dengan nama Chris Smith, telah mendaftarkan diri di Sekolah Teknik Nasional Tunis – universitas yang sama tempat al-Zawari belajar untuk mendapatkan gelar pascasarjana.

Laporan tersebut mengatakan bahwa Smith, yang telah memberi tahu universitas bahwa dia ingin mengamati inovasi drone, telah menawari al-Zawari sebuah proyek yang diduga didukung oleh Uni Eropa untuk dikerjakan. Al-Zawari menolak setelah mencurigainya.

Nazzal mengatakan bahwa Hamas memiliki badan hukum dan akan menyampaikan laporan investigasi mereka untuk mempelajari kemungkinan opsi untuk melanjutkan temuan tersebut.

“Saya meyakinkan Anda bahwa tim hukum akan memeriksa ini,” katanya. “Kami akan melihat pilihan untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap Israel.” Demikian dilaporkan Al Jazeera.

Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *