Menyantuni Anak-Anak Yatim

by
Foto: Istimewa

Oleh: Herry M. Joesoef

Mengasihi kaum dhuafa dan menyantuni anak-anak yatim adalah perbuatan mulia yang tiada tara. Para penyantun anak-anak yatim akan berada di surga, bersama Sang Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, sedekat ibu jari.

Wartapilihan.com, Jakarta —Abu Hirairah Radhiyallahu ‘anhu menarasikan:

كَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

“Orang yang menjamin (menanggung, mengasuh, mengurus) anak yatim yang masih keluarga maupun bukan, niscaya aku bersama dengannya di surga seperti ini.”(HR. Imam Muslim: 2983)

Imam Malik, salah seorang perawi hadits ini, mengisyaratkan jari telunjuk dengan jari tengahnya yang menunjukkan kedekatan orang yang menjamin anak yatim itu dengan beliau di surga. Hadits ini juga dikeluarkan oleh Imam Bukhari.

Memuliakan anak yatim sangat dianjurkan dan dijanjikan surga bagi mereka yang melakukannya. Oleh sebab itu, kita mesti menyantuni anak yatim dimana dan kapanpun.

Yatim adalah anak-anak yang ayahnya telah mangkat, sedangkan piatu adalah anak-anak yang ibunya sudah wafat. Dalam masyarakat kita, umumnya, menyantuni anak yatim-piatu sepaket dengan menyantuni kaum dhuafa.

Dhuafa adalah kaum yang lemah. Lemah dalam ekonomi, lemah dalam sosial, lemah dalam berkompetisi, dan seterusnya. Karena lemahnya itu membuat mereka tak berdaya. Dan karenanya perlu dibantu serta diberdayakan. Jika merujuk pada definisi ini, maka kaum dhuafa itu pada dasarnya juga terdiri dari fakir miskin, anak-anak yang terlantar, anak-anak berkebutuhan khusus, serta anak-anak yatim-piatu.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memberi arahan agar kita berbuat baik kepada kaum dhuafa dan menyayangi anak-anak yatim. Bersikap sopan, lemah-lembut, tidak menghardik serta tidak menzalimi adalah akhlak yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam berinteraksi dengan mereka.

Kaum dhuafa itu nampak kalah dalam meraih sesuatu yang sifatnya duniawi, tapi mereka punya keistimewaan tersendiri. Yakni, doa-doa yang mereka panjatkan makbul dan mustajab. Itulah keistimewaan yang diberikan oleh Allah Subhanahu Ta’ala kepada kaum dhuafa tersebut.

Dalam sebuah hadits shahih yang dikeluarkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Adakalanya seseorang yang rambutnya terurai dan badannya berdebu, tertolak dari segala pintu rumah orang karena rendahnya dalam pandangan manusia,tetapi jika ia sungguh-sungguh berdoa kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan doanya.”

Mereka nampak rendah dihadapan manusia, tapi mereka punya kekuatan yang begitu dahsyat. Yakni, doanya akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu Ta’ala.

Oleh karena itu, marilah kita santuni mereka, kaum dhuafa –yang didalamnya ada anak yatimnya, itu– agar keberkahan senantiasa menemani kita. Wallahu A’lam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *