Menjaga Keseimbangan, Turki -Qatar Latihan Militer Bersama

by

Turki dan Qatar melakukan latihan militer bersama. Hal itu semakin memperkuat hubungan kedua negara. Padahal, koalisi negara pemboikot Qatar menginginkan pangkalan militer Turki dihapuskan dari wilayah Qatar.

Wartapilihan.com, Doha –Angkatan laut Turki dan Qatar telah melakukan latihan gabungan di wilayah Teluk Arab sebagai pertanda meningkatnya hubungan militer antara kedua negara.

Ratusan tentara dari kedua belah pihak ikut serta dalam latihan tersebut dengan nama Iron Shield, Senin (7/8). Militer Qatar mengatakan bahwa latihan tersebut bertujuan untuk saling bertukar informasi, melatih pejabat militer senior, dan meningkatkan koordinasi antara kedua kekuatan tersebut untuk meningkatkan keamanan. Selain latihan angkatan laut, tentara artileri Qatar dan Turki ikut serta dalam latihan dasar.

Parlemen Turki pada 5 Juni berhasil melacak  kesepakatan bulan April 2016 dengan Qatar mengenai pelaksanaan penempatan tentara ke pangkalan militer Turki.

Hal tersebut juga menyetujui kesepakatan pada bulan Desember 2015 yang memungkinkan militer Turki melatih pasukan keamanan Qatar.

Persetujuan kesepakatan tersebut dilakukan beberapa hari setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar, menuduhnya melakukan pembiayaan dan mendukung “terorisme”. Tuduhan tersebut telah  dibantah Doha.

Negara-negara yang melakukan blokade menutup wilayah udara mereka untuk penerbangan komersial dari Qatar, dan Arab Saudi menutup satu-satunya perbatasan darat negara tersebut.

Turki dan Qatar adalah sekutu dekat isu-isu kebijakan luar negeri, seperti isu Palestina, Suriah, dan Mesir. Penyebaran pasukan Turki pertama ke Qatar terjadi pada tahun 2015.

Menciptakan Keseimbangan
Yasin Aktay, anggota senior Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa (Partai AK), mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kehadiran militer Turki di Qatar “menciptakan keseimbangan di wilayah ini” yang mencegah bentrokan potensial.

“Turki melindungi kepentingannya  melalui markas di Qatar, tidak memihak di antara kedua pihak yang berselisih, dan kepentingan Ankara memerlukan stabilitas di kawasan ini. Oleh karena itu, Turki akan menghadapi serangan ke Arab Saudi sebagaimana yang diterima Qatar,” kata Aktay kepada Al Jazeera.

“Akan selalu ada kekuatan untuk mengisi kekosongan saat ada situasi yang tidak seimbang seperti (perkembangan di kawasan Teluk). Dan kepentingan Turki mengharuskannya untuk tidak meninggalkan kekosongan kekuasaan di sana. Keberadaan Turki di sana mencegah potensi kesalahan.”

Turki dan Arab Saudi keduanya berada dalam koalisi pimpinan AS melawan ISIS. Jet tempur Arab Saudi bergabung dengan operasi anti-ISIS melalui pangkalan udara Incirlik Turki.

Riyadh dan sekutu-sekutunya menyerukan penutupan pangkalan militer Turki di Qatar sebagai bagian dari tuntutan mereka untuk menyelesaikan krisis wilayah Teluk.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa tuntutan tersebut “melawan hukum internasional” dan menolak untuk menutup pangkalan militer tersebut.

Ankara telah menawarkan membentuk sebuah pangkalan militer di Arab Saudi, namun ditolak.

Turki berencana  secara bertahap meningkatkan jumlah pasukannya di Qatar menjadi 3.000, sesuai kesepakatan antara mereka dan mempertahankan sebuah brigade di negara Teluk.

Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *