Beribadah, sesungguhnya tidak berat.
Tidak ada orang yang mati karena beribadah.
Wartapilihan.com, Depok– Adapun yang terberat dan banyak penantangnya di dalam agama ini adalah menjadi seorang yang bertauhid dan berjihad memerangi orang munafik dan orang kafir sampai bertaruh nyawa.
Adapun orang-orang yang merasa berat beribadah, pada umumnya karena dia tidak bertauhid. Semakin berkurang ketauhidannya terhadap Allah maka semakin malas ia beribadah.
Kalau pun ia suka beribadah biasanya ibadahnya adalah ibadah yang penuh aksesori atau ritus-ritus yang berlumur bid’ah.
Ketahuilah, para nabi dibunuh bukan karena ibadahnya melainkan karena dia menyeru kepada tauhidullah.
Sejarah telah mencatat, orang-orang yang memerangi dan membunuh nabi Zakaria dan putranya, nabi Yahya ‘alaihisalam, bukanlah kafir asli tapi mereka adalah orang-orang yang juga ahli ibadah.
Mereka adalah kaum Parisi, sebuah sekte Yahudi yang keukeh dengan adat tapi liberal dalam agama.
Mereka mengklaim muslim tapi cedera dalam aqidah tauhid.
Bahkan mereka justeru menganggap nabi Zakaria dan Yahya ‘alaihisalam yang sesat, padahal sesungguhnya merekalah yang sesat.
Dan karena mereka ingin melenyapkan dakwah tauhid dari kedua nabi tersebut lalu mereka menghasut Herodes, raja Yahudi boneka Rumawi, untuk ikut memusuhi kedua nabi tersebut.
Kebetulan pula pada saat yang sama Herodes ingin menikahi keponakannya yang ditantang keras oleh nabi Yahya, membuat Herodes merasa tersinggung. Karena nabi Yahya tidak didukung mayoritas yang terdiri dari kaum Parisi ujung-ujungnya nabi Yahya disembelih dan ayahnya, nabi Zakaria digergaji.
Tidak hanya sampai di situ kaum Parisi pun juga memusuhi nabi Isa ‘alaihisalam. Mereka menangkap dan menganiaya para pengikut nabi Isa ‘alaihisalam atas perintah ulama-ulama Parisi.
Ketika nabi Isa ‘alaihisalam dikejar pasukan Rumawi dan bersembunyi di taman Getsemani, lalu orang yang diserupakan oleh Allah Ta’ala ditangkap, merekalah yang mendorong Herodedes dan Pilatus, hakim Rumawi, untuk menghukum bunuh orang yang diserupakan itu.
Tapi karena Herodes dan Pilatus tidak mau menghukum orang yang diserupakan itu lantaran dia mengaku bukan nabi Isa ‘alaihisalam, kaum Parisi itupun lantas menyogok tentara Rumawi untuk menyalibnya di bukit Golgota atau bukit tengkorak.
Jadi yang memusuhi para nabi tersebut bukan orang kafir asli, tapi juga orang yang mengklaim muslim, ahli ibadah, tapi mereka adalah ahli bi’dah, menantang keras tauhidulah.
Dewasa ini orang-orang seperti kaum Parisi, kaum yang keukeh dalam adat, mengaku paling benar tapi liberal dalam agama cukup banyak di negeri ini.
Mereka sebagaimana kaum murji’ah yang menjual agamanya dengan murah, dengan membenarkan kelaliman penguasa untuk meraih kenikmatan dunia. Ujung-ujungnya mereka bersekongkol dengan kaum sekular yang liberal dalam memerangi para ulama dan memenjarakannya untuk memperoleh recehan-recehan dunia yang tak seberapa.
Begitulah, sejarah terulang kembali tanpa disadari.
Kalau dulu Herodes, boneka Rumawi, didukung Parisi, maka rezim- rezim seluruh dunia yang merupakan agen asing dewasa ini didukung para ahli ibadah tapi murji’ah, munafikun, fasikun, para penjilat yang mengklaim muslim.
( Iwan Hasanul Akmal )