Mengenal Kader Dakwah khas Rasulullah

by
http://static.republika.co.id

Dalam membahas strategi dan manajemen dakwah, seringkali ada perbedaan antara satu harokah dengan harokah yang lainnya. Kita bisa bersinergi dalam realisasi dakwah karena gerakan “real” tidak melulu dari tindakan di lapangan, tetapi juga pemikiran, lisan dan tulisan.

Wartapilihan.com, Jakarta –Kalau kita mau refleksi dari mereka yang paling sempurna dalam mengaplikasikan wahyu dan risalah Allah SWT, yakni Rasulullah dan para sahabatnya. Kita dapati Rasulullah sendiri memberi amanah dakwah ke para sahabatnya radhiallahu’anhum dengan bentuk yang berbeda-beda. Misalnya Umar bin Khathab dan Hamzah bin Abdul Muthalib yang punya karakter kuat dan keras, menjadi benteng pertahanan dakwah saat menghadapi serangan-serangan dan gangguan Quraisy Makkah. Seperti kesaksian Abdullah bin Mas’ud, kaum Muslimin baru bisa beribadah dengan terang-terangan di sekitar Ka’bah saat Umar bin Khathab masuk Islam, Umar sendiri masuk Islam sekitar tiga hari setelah Hamzah. Rasulullah tidak pernah menyalahkan karakter keras dan potensi kekuatan mereka berdua, bahkan itu bentuk pertolongan Allah. Memberi hidayah pada dua orang yang sangat disegani dan ditakuti kaum Quraisy.

Khabab bin Arats, tokoh yang berafiliasi dengan Bani Zuhrah, termasuk golongan orang biasa. Khabab diamanahkan menjadi guru Al-Quran, bahkan Rasulullah dan para sahabat sama sekali tidak pernah mengungkit-ungkit serta menyalahkan tindakannya, yang begitu ketakutan saat Umar (sebelum masuk Islam) memergoki adiknya, Fathimah binti Khathab dan suaminya Said bin Zaid sedang mempelajari Al-Qur’an. Saat itu Khabab merupakan guru Al-Qur’an Said dan Fathimah, namun ia bersembunyi karena ketakutan saat tahu Umar sudah berada di depan pintu rumah Said dan Fathimah. Karakter Khabab sangat menonjol dalam kesabarannya, ia juga pandai dalam mengajarkan Al-Qur’an dalam ketenangan, tentu kepribadian yang berbeda jauh dengan Hamzah dan Umar. Hebatnya mereka sama-sama istimewa di mata Allah dan RasulNya.

Ada juga pribadi Abdullah bin Mas’ud yang bersahaja, bersemangat dan pandai bertabligh, meski dari golongan lemah dan miskin di Makkah, ia berdakwah dan menyampaikan Al-Qur’an ke khalayak, yang di dalamnya ada para pembesar Quraisy yang memusuhi Islam. Ia tidak seperti Umar dan Hamzah, saat ia dibully, ia tidak membalas sedkit pun. Maka wajar ia jadi babak belur dan pingsan untuk beberapa saat.

Ada juga pribadi seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Utsman bin Affan yang  banyak berperan menginfakan hartanya di jalan Allah untuk semua kepentingan Islam, mereka mendambakan agar harta mereka berguna untuk memasukan sebanyak mungkin umat manusia dalam cahaya Islam. Di antaranya dengan membebaskan budak-budak yang masuk Islam dan menolong kaum Muslimin yang sedang berada dalam kesulitan, hal itu dimungkinkan mengingat keduanya saudagar kaya.

Kita bisa pahami, semua sahabat saja mengambil peran dengan keahliannya masing-masing, dengan segala perbedaan karakter dan potensi mereka. Khabab tidak dituntut oleh Rasulullah untuk menjadi Umar dan Hamzah, sedangkan Abdullah bin Mas’ud tidak dituntut untuk menjadi seperti Abu Bakar dan Utsman. Namun sejarah membuktikan, mereka semua menjadi sinergi dakwah yang dahsyat.

Ilham Martasyabana, pegiat sejarah Islam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *