Maulid itu Meneladani

by

Oleh: Fauzi Nangjoe

Berulang ulang – tahun berganti
Setiap tahun maulid kita peringati
Menggelar pesta menebar simpati
Tak kan pernah berhenti hingga akhir nanti

Begitulah cara ummat ini memuliakan nabi
Ada yang pro dan kontra itu sudahlah pasti
Setiap kelompok mengaku benar sendiri
Sampai lupa bagaimana cara meneladani

Padahal,
Meneladani ajaran nabi jauh lebih berarti
Ketimbang menuding, kamu NU kamu Wahabi
Saling memahami perbedaan harus dimaklumi
Asalkan tidak keluar dari aqidah ajaran nabi

Hindarkan pertikaian tebarkan salam
Salam damai itulah jati diri ummat Islam
Jangan biarkan emosi membakar dendam
Taburkanlah cinta dari lubuk hati paling dalam

Tampilkan akhlaq mulia seperti nabi ajarkan
Pantaskan diri untuk menjadi suriteladan
Santuni anak yatim haruslah engkau wajibkan
Berbagi peduli pada dhuafa jangan ditinggalkan

Lalu, periksa dulu ibadahku ibadahmu
Sudah sempurnakah wudhuku wudhumu
Sudah sempurnakah sholatku sholatmu
Tahajjudku tahajjudmu dhuhaku dhuhamu

Sudahkah bersedekah engkau istiqomahkan
Disaat sempit atau lapang engkau lakukan
Sudahkah tiap hari Alquran kau tadaruskan
Sudahkah dzikir, istighfar engkau rutinkan

Jangan pernah mengaku ummat Muhammad
Jika sehari saja engkau lalai bershalawat
Jangan pernah berharap syafaat Muhammad
Jika sholat subuh tak berjamaah dimesjid terdekat

Rabb…!
Ketika rindu pada nabi tak mampu lagi dipungkiri
Sebagaimana merindukan rahmat-Mu yaa Rabbi
Kami ingin diakhir hayat kami nanti
Fasih mengucap kalimat thoyyibah setulus hati

LAA ILAAHA ILLALLAH
MUHAMMADURASULULLAH

Begitulah cara santun meladani ajaran Rasulullah
Ada atau tak ada pesta maulid tentu tak masalah
Asalkan tak lupa bershalawat pada nabi-Nya Allah
Insyaa’allah dgn bershalawat hidup menjadi berkah

Shollu alan nabi :
Allahumma sholliy alaa Muhammad
Wa’alaa alihi Muhammad

20 November 2018 M
12 Rabbiul awwal 1440 H

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *