Menyusul bentrokan yang menewaskan tiga orang Palestina dan ratusan lainnya luka-luka, Presiden Mahmoud Abbas membekukan semua kontak dengan negara agresor itu.
Wartapilihan.com, Yerusalem – Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mengumumkan bahwa pimpinan Palestina akan membekukan semua kontak dengan Israel menyusul demonstrasi massal mengenai tindakan keamanan Israel yang baru di kompleks al-Aqsa menjadi sangat mematikan.
Dalam pidato singkat di televisi pada hari Jumat, Abbas mengatakan semua kontak resmi akan dihentikan sementara sampai Israel mencabut detektor logam yang dipasang di sana pada pekan lalu.
“Saya menyatakan penghentian semua kontak dengan pihak Israel di semua tingkat sampai ia membatalkan tindakannya di masjid Al-Aqsa dan mempertahankan status quo,” kata Abbas.
Pengumuman tersebut menyusul pembunuhan tiga warga Palestina dalam bentrokan di Yerusalem dan Tepi Barat pada hari Jumat (21/7) setelah polisi Israel menembakkan amunisi, gas air mata, dan peluru karet untuk membubarkan pemrotes.
Selain tiga orang menemui syahidnya, ratusan lainnya terluka. Tiga orang Israel juga tewas dalam serangan pisau di pemukiman Tepi Barat yang diduduki di Neve Tsuf.
Ini adalah langkah besar oleh Mahmoud Abbas. Hal tersebut berarti mengakhiri kerja sama keamanan yang merupakan keinginan sebagian besar warga Palestina. “Ini adalah cara untuk mencoba meningkatkan tekanan pada Israel untuk menghapus detektor logam yang telah memicu demonstrasi,” katanya.
Para pemimpin Muslim menuduh detektor logam tersebut merupakan bagian dari upaya Israel untuk memperluas kontrol atas situs tersebut.
Kompleks marmer dan batu kuno dipuja oleh kaum Muslim dan Yahudi. Kompleks tersebut terdapat Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga di Islam, dan dinding barat kompleks, yang juga dikenal sebagai Tembok Ratapan, dianggap sebagai situs tersuci dalam Yudaisme.
Israel memasang detektor logam tersebut setelah orang-orang bersenjata Palestina melancarkan serangan mematikan di sana Jumat pekan lalu.
PBB telah menyerukan setiap pihak untuk meredakan kekerasan dan ketegangan di Yerusalem. Farhan Haq, juru bicara PBB, mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat (21/7) bahwa “pada akhirnya, apa yang penting bagi semua orang di tempat-tempat suci, termasuk semua pemuja di tempat-tempat suci, merasa bahwa kebebasan religius mereka dihormati”.
Dia mengatakan bahwa masalahnya rumit dan “kami memahami masalah keamanan yang sah, namun disisi lain penting bahwa status quo di lokasi harus tetap dipertahankan”.
Moedja Adzim