Lagi, Kebiadaban Israel Atas Warga Palestina

by
foto:https://www.reuters.com

Korban tewas pengunjuk rasa Palestina menjadi 21 orang, padahal para pengunjuk rasa tidak bersenjata dan tidak membahayakan. Protes bermunculan, namun Israel bergeming.

Wartapilihan.com, Gaza –Serangan udara Israel menewaskan seorang pengunjuk rasa Palestina di dekat perbatasan Jalur Gaza pada hari Kamis (5/4).

Sebelumnya, seorang warga Palestina yang terluka selama demonstrasi Hari Tanah pada Jumat pekan lalu meninggal karena cedera yang dideritanya setelah ditembak di kepala oleh tentara Israel.

Kematian tersebut membuat jumlah total orang Palestina yang tewas dalam sepekan terakhir menjadi 21 orang.

Protes massal yang disebut “The Great March of Return” diselenggarakan oleh kelompok-kelompok masyarakat sipil dan didukung oleh semua faksi politik untuk menyerukan hak pengembalian pengungsi Palestina.

Ini menandai awal dari enam minggu protes, dimulai pada Hari Tanah (Land Day), sebuah peristiwa yang memperingati enam warga Palestina Israel yang ditembak mati oleh pasukan Israel setelah memprotes penyitaan pemerintah atas petak besar tanah Palestina pada 30 Maret 1976.

Aksi duduk berakhir pada 15 Mei ketika Hari Nakba yang akan memperingati 70 tahun sejak pembersihan etnis 750.000 orang Palestina oleh milisi Zionis dari desa-desa dan kota-kota mereka.

Para pengunjuk rasa di Gaza berkumpul di lima titik berbeda di sepanjang perbatasan yang semula sekitar 700 meter dari pagar.

Penembak jitu Israel dan tentara lainnya menembaki ribuan demonstran, mengakibatkan lebih dari 1.500 warga Palestina terluka. Pada hari-hari setelah protes awal, puluhan lainnya terluka.

Sebagai buntut dari protes, para pemimpin di beberapa negara mengutuk penggunaan kekuatan Israel, mengatakan protes damai adalah hak asasi manusia yang fundamental.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, seperti diwartakan Reuters, telah menyerukan penyelidikan independen terhadap kematian pada hari pertama protes Jumat lalu, dan B’Tselem, sebuah kelompok hak asasi Israel, mendesak tentara Israel untuk “tidak melepaskan tembakan terhadap demonstran tak bersenjata.” Jika tetap melakukannya, hal itu “secara nyata ilegal,” katanya.

Amerika Serikat, bagaimanapun, mengarahkan kritiknya pada para pemimpin protes. “Kami mengutuk para pemimpin dan pemrotes yang menyerukan kekerasan atau yang mengirim demonstran – termasuk anak-anak – ke perbatasan, mengetahui bahwa mereka mungkin terluka atau terbunuh,” kata utusan perdamaian Presiden Donald Trump, Jason Greenblatt, dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (5/4).

Pada hari Kamis (5/4), Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan Israel tidak akan mengubah kebijakannya karena protes diperkirakan akan terus berlanjut di dekat perbatasan Gaza dalam beberapa hari dan pekan mendatang.

“Jika ada provokasi, akan ada reaksi dari jenis yang paling keras seperti pekan lalu,” kata Lieberman kepada radio publik.

“Kami tidak bermaksud mengubah aturan.”

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya memuji militer Israel dalam sebuah pernyataan dan berterima kasih kepada mereka karena “menjaga perbatasan negara itu” dan memungkinkan “warga Israel untuk merayakan liburan (Paskah) secara damai”. Demikian dilaporkan Al Jazeera dan Reuters.

Begitulah perilaku Israel, sudah menjajah, berlaku tidak manusia pula …

Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *