Jumat sore (2/2), Mufti Perlis Dr Mohd Asri Zainul Abidin berkunjung ke Miumi (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) di Tebet. Mereka sepakat untuk mengadakan kerjasama ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah serantau.
Wartapilihan.com, Jakarta –“Kita akan mengadakan muktamar Ahlus Sunnah wal Jamaah se Asia Tenggara di Jakarta,”kata Ustadz Zaitun Rasmin menyambut Mufti Perlis Malaysia.
Ustadz Zaitun menjelaskan bahwa ulama-ulama ahlus sunnah, meskipun berbeda mazhab perlu bersatu. Mereka perlu bertasamuh, karena ada kelompok tertentu yang ingin membuat para ulama Islam terpecah.
Dr Maza, panggilan akrab Mufti Perlis, menyambut baik ajakan itu. Bahkan ia mengusulkan muktamar atau konferensi nanti dihadiri pula oleh ulama Jepang, Cina dan lainnya.
Selain itu Ustadz Zaitun dan Dr Maza juga sepakat untuk mengadakan kerjasama untuk pembinaan kader ulama. Mereka akan saling mengirimkan para pemuda untuk saling bertukar pengalaman dan menimba ilmu di negeri serantau.
Dalam silaturahim itu, Dr Maze juga berharap Indonesia bisa menjadi negeri Islam yang menjadi rujukan dunia Islam. “Indonesia bisa melebihi Turki. Karena jumlah penduduk Islamnya lebih besar dari Turki,” jelasnya. Turki kini menjadi negara yang kuat dalam ekonomi dan militer. Kekuatan militer Turki adalah menempati urutan keenam di dunia. Sehingga Turki tidak bergantung pada Uni Eropa.
Dalam kunjungannya ke Miumi ini Dr Maze bersama rombongan diterima pimpinan Miumi antara lain, Ustadz Zaitun Rasmin, Ustadz Farid Okbah, Dr Zain an Najah dan lain-lain.
Sementara itu, dalam silaturahmi dengan Forum Jurnalis Muslim di Jakarta (1/1), Dr Maza menjelaskan tentang pentingnya memahami Hadits Rasulullah dengan konteksnya.
Mufti Perlis ini mengkritik mereka yang mudah mengkafirkan atau membidahkan pada suatu masalah hukum. “Padahal hanya berbeda mazhab,” jelasnya. Ia menganjurkan agar para ulama yang berbeda mazhab saling bertasamuh dan bersatu untuk bersama-sama menjayakan Islam di negeri masing-masing.
Ulama pengagum Buya Hamka ini juga mengecan tumbuhnya jaringan liberal Islam. “ Mereka ingin melepaskan nash Al Quran dan Hadits,” terangnya. Ia menganjurkan agar umar umat Islam tetap berpegang pada nash untuk mengatasi problematika modern ini.
Pagi ini (3/2) Dr Maza bersama Ustaz Farid Okbah akan tampil bersama dalam acara bedah buku “Bahaya Memahami Hadits Tanpa Melihat Konteks”, di Masjid Jenderal Sudirman, WTC, Jakarta.
Dr Maza, lahir 1971 di Bukit Mertajam Pulau Pinang Malaysia. Ia menyelesaikan sarjana mudanya di Yordania. Dan menyelesaikan master dan doktoralnya di Malaysia. Disertasinya berjudul Sababul Wurud al-Hadith: Asbabuh wa Adawatuh. II
Izzadina