Oleh: Arif Wibowo, Sejarawan
Karena menuliskan tentang agama lain di ruang publik, saya berusaha tidak masuk ke ranah doktrin, sebagaimana yang dipesankan Al Qur’an, Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Oleh karena itu, tujuan menukilkan pendapat internal Kristen mengenai kitab suci, dikarenakan banyak teman muslim yang berpendapat karena di masyarakat sama-sama disebut kitab suci maka proses histori juga kurang lebih sama. Banyak yang membayangkan pewahyuan dalam tradisi Kristen sebagaimana proses pewahyuan Al Qur’an.
Wartapilihan.com, Jakarta –Salah satu buku ringan tapi komperehensif menampilkan pertumbuhan agama Kristen, sejauh bacaan saya, adalah buku yang ditulis oleh Michael Keene yang berjudul Kristianitas. Buku 160 halaman yang diterbitkan oleh Penerbit Kanisius. Menarik untuk menyampaikan secara ringkas paparan dalam buku ini mengenai kitab suci.
Menurut Kisah Para Rasul, martir pertama Kristen adalah Stefanus. Stefanus dilempari batu sampai mati di depan Saulus dari Tarsus yang memimpin awal penganiayaan terhadap umat Kristen. Saulus adalah seorang Yahudi Farisi, pengamat hukum yang sangat keras, murid dari Gamaliel, Rabi besar Yahudi dan warga negara Romawi. Imam Agung mengizinkan Saulus untuk pergi ke Damaskus dan mengepung umat Kristen, tetapi dalam perjalanannya Saulus bertemu Yesus. Sebuah pertemuan mistis, dimana dalam perjalanannya, ia dibutakan oleh sinar yang sangat menyilaukan dan mendengar suara Yesus yang bertanya, mengapa dia menganiaya Gereja. Setelah tiga hari di Damaskus, penglihatannya pulih dan akhirnya ia menjadi anggota gereja dan dikenal dengan nama Paulus.
Tokoh lain yang juga dikenal sebagai peletak dasar kekristenan adalah Petrus, yang disebut sebagai murid langsung Yesus. Petrus, menurut Michael Keene adalah orang yang pertama kali membukakan gereja untuk orang non Yahudi, tetapi tidak bisa menerima bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi sama kedudukannya dalam Gereja. Oleh karen itu kemudian tongkat kepemimpinan gereja diberikan kepada Paulus. Dalam memimpin gereja, ada karya besar Paulus yang diwariskan kepada penerusnya, yakni karya misionaris (penyebaran agama yang intensif), penanaman iman Gereja dan penulisan surat.
Penulisan surat itu disebut epistola, baik ditujukan untuk gereja atau umat Kristen secara pribadi. Surat-surat Paulus ini banyak diabadikan dalam Bible Perjanjian Baru. Eoistola ini mendapat tempat yang signifikan di Perjanjian Baru, meskipun masih diperdebatkan adanya beberapa epistola yang tidak ditulis sendiri oleh Paulus. Karena Injil yang paling tua yakni markus, ditulis sekitar tahun 65 di masa ketika Petrus dan Paulus menjadi martir. Meski demikian surat-surat ini adalah dokumen awal kekristenan yang sangat penting. Paulus merupakan tokoh yang paling banyak karyanya, meskipun ia bukan murid Yesus sejak awal, tetapi karena pertobatannya yang dramatis dalam perjalanan ke Damaskus, ia diyakini menjadi murid Yesus secara “ex officio”.
Uraian Michael Keene ini setidaknya bisa menjelaskan definisi kitab suci menurut agama Kristen sebagaimana yang ditulis oleh pemikir Kristen Dr. Harun Hadiwiyono,
“Isi alkitab menurut keyakinan Kristen memang diwahyukan Allah, tetapi pewahyuan itu tidak didiketekan oleh Tuhan Allah. Penulis alkitab memang didorong dan dipimpin Rih Kudus, tetapi mereka juga bekerja mencari bahannya sendiri, memakai langgam bahasanya sendiri dan sebagainya. Hal ini semua harus kita ingat, jika kita hendak menafsirkan Alkitab. Sebab para penulis alkitab itu mempergunakan bahasa sehari-hari untuk menguraikan pertemua dengan Firman yang Hidup itu dan untuk menceritakan pengalaman mereka mengenai pertemuan itu. Untuk dapat menafsirkan Alkitab dengan benar, orang harus mengenal dunia memikirkan yang menjadi latar belakang para penulis alkitab, maksud mereka dan sebagainya. Jika tidak, tafsiran itu tidak mungkin benar.”
Besarnya pengaruh Paulus dalam pembentukan pemikiran keagamaan Kristen yang bersumber dari alkitab ini menyebabkan Michael Hart dalam bukunya 100 tokoh terkemuka memberikan catatan khusus kepada sosok Paulus, dan menyatakan banyak sarjana menyebut Paulus sebagai pendiri agama Nasrani.