Oleh: K.H. Luthfi Bashori
Sebagai realitas sejarah telah menceritakan bahwa paham komunis pada asal mulanya tumbuh dan berkembang di Uni Soviet (Rusia).
Wartapilihan.com, Jakarta —Dalam tulisan Olaf Schumann yang berjudul “Persepsi Diri dan Persepsi Majemuk di Barat” disebutkan:
“Pada saat yang sama (hancurnya Khalifah Utsmaniyah setelah Perang Dunia-1) Roma Ketiga di Moskow mengisi kekosongan di Timur dengan memindahkannya agak ke Utara.
Jadi situasi dua kutub ini merupakan pengingat atas bekas hubungan tegang antara dua pusat Kristen, yaitu antara Byzantium dan Franks. Namun Moskow mengalami transformasi mendasar sejak 1917. Meski mewarisi struktur kekuasaan dan masyarakat dari Byzantium, para pewaris revolusi Bolshevik memobilisasi potensinya dengan menggunakan sebuah ideologi yang diciptakan di antara sepupu Kristen Eropa Barat, yaitu Komunisme Marxis.”
Saya tidak akan membahas aspek politik, ekonomi, maupun militer (perang dingin) berkali-kali ke bawah sadar menciptakan tanah subur bagi terciptanya perang dingin.
Pada latar belakang konflik kutub lainnya antara Barat dan Timur, konflik perang dingin bukanlah sesuatu yang khas yang sesungguhnya merupakan konflik antara dua saudara dekat.
Tapi pandangan ini sama sekali tidak bermaksud meremehkan kekerasan konflik tersebut.
Sebagaimana kita ketahui, konflik paling mematikan biasanya tidak terjadi antara orang asing, tapi antara saudara dekat atau bahkan saudara kandung yang tidak berani berbicara terbuka satu sama lain. Oleh karena itu, pembunuhan yang pertama dikisahkan dalam Injil adalah pembunuhan adik oleh kakaknya sendiri, dan bukan dibunuh oleh orang asing. (“Persepsi Diri dan Persepsi Majemuk di Barat”).
Dalam wacana di atas, tergambar dengan jelas bahwa hubungan antara komunisme (Uni Soviet) dan Kristen Barat (Roma) pada mulanya adalah satu.
Pengaruh Kristen yang meliputi belahan barat dunia, pada akhirnya tersentral di benua Amerika yang sarat dengan kebudayaan dan beradaban Barat. Karena itu tak heran jika sebelum tahun 1990-an sebelum Uni Soviet tumbang, perang dingin yang paling tajam adalah perang antara Amerika Serikat (USA) dengan Uni Soviet atau bisa dikatakan sebagai Perseteruan Dua Saudara Kandung, kakak dan adik.
Namun sejak tumbanganya Uni Soviet, gerakan yang getol memaksakan kehendaknya kepada penduduk dunia adalah Amerika, karena itu gerakan ini patut dikatakan sebagai Amerikanisasi dunia mengarah kepada Liberalisme atau yang lazim disebut Westernisasi karena memang di sanalah pusat beradaban Barat dewasa ini.
Seluruh dunia telah tahu bahwa di belakang Amerika Serikat ada dua kelompok besar yang saling berebut kepentingan, yaitu kelompok Yahudi Israel yang segala kepentingannya selalu di-back up Amerika dan kelompok Kristen sebagai agama mayoritas bangsa Barat.
Dua kelompok ini apabila menghadapi umat Islam, mereka bersatu-padu dengan segala upaya demi kehancuran Islam. Strategi demi strategi mereka lancarkan yang semuanya bertujuan untuk menghancurkan Islam dan umat Islam.
Dari keterkaitan tiga kelompok musuh Islam: Yahudi, Kristen Barat, dan Komunis, lahir beberapa paham pemikiran yang sengaja dipasarkan ke pelbagai belahan dunia termasuk ke negeri-negeri muslim. Di antara paham-paham tersebut adalah:
Kapitalisme : Sebutan bagi organisasi perokonomian yang berdasarkan hak milik pertikelir, kebebasan di lapangan produksi, kebebasan untuk menjalankan/membelanjakan pendapat, sedang cara terbentuknya harga menentukan perkembangan perekonomian.
Liberalisme : Aliran yang menghendaki pemerintahan bedasarkan kebebasan kekuasaan rakyat.
Sekularisme : Usaha menduniawikan hal-hal yang selama ini terikat pada unsur kerohanian (termasuk usaha fashlud diin ‘anid daulah atau pemisahan agama dari urusan pemerintah)
Zionisme : Aliran yang bertujuan mendirikan kembali negara Yahudi Raya di Palestina.
Komunisme : Paham yang menghendaki kehidupan manusia bersendikan kebudayaan bersama, dan paham ini pada hakikatnya tidak mengakui adanya Tuhan.
Ateisme : Ajaran yang tidak mengakui adanya Tuhan.
Anarkisme : Aliran yang menghendaki tidak perlu adanya peraturan di dalam masyarakat, tidak menghendaki adanya pemerintah di dalam suatu negara. Mula-mula ajaran ini dibawa oleh Bakunin, Kropotkin, dkk. Ajaran ini timbul dari kalangan kaum Komunis di Rusia, yang sebenarnya adalah golongan-golongan kapitalis kecil.
Metarialisme : Ajaran yang berpangkal tolak pada soal-soal materi, kebendaan, menganggap Tuhan tidak ada, karena segala sesuatu berpangkal pada benda/ sesuatu yang wujud di dunia. Paham inilah yang menjiwai gerakan Komunisme.
Fasisme : Paham nasionalisme yang berlebihan dimana yang menjadi tujuan utama adalah negara. Orang wajib mengorbankan segalanya untuk negara, meskipun untuk suatu kekejaman terhadap mereka yang menolak kehendak penguasa negara. Paham ini dijalankan oleh diktator Mussolini di Italia tahun 1940-1942.
Demokrasi Liberal : Demokrasi ala negara-negara Barat dengan sistem pemerintahannya yang perlementarisme.
Pada praktiknya, paham ini membuka kesempatan luas bagi masyarakat untuk mengadakan multipartai politik. Kabinet yang bentuk berdasarkan partai-partai pemenang pemilu, dan memungkinkan jatuhnya kabinet karena oposisi dari partai di luar kabinet (dalam agama Islam yang dikenal adalah sistem pemerintahan musyawarah dari kalangan umat Islam sendiri, tanpa intervensi pihak-pihak di luar Islam).
Nasionalisme : Paham yang menghendaki sistem kebangsaan dalam suatu negara. Perwujudan dari golongan yang berpaham nasionalisme ialah partai-partai yang berpolitik nasional.
Sinkretisme : upaya pencapuradukan dan penyatuan agama-agama dalam satu wadah, hingga tanpa didasari pemeluk tiap-tiap agama telah murtad dari agamanya masing-masing.
Mereka melakukan ritual keagaman secara bersama-sama dengan pemeluk agama lain, seperti yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia, yaitu adanya kelompok yang mengadakan “Doa Bersama” antar umat beragama (muslim non muslim).
Banyaknya paham yang disodorkan oleh musuh-musuh Islam ternyata berdampak negatif bagi moral, perilaku, dan beradaban umat Islam. Hal tersebut bukan hanya memengaruhi lapisan awam umat Islam bahkan telah banyak tokoh-tokoh Islam yang terlibat di dalam menyukseskan strategi-strategi musuh, secara sengaja maupun tidak.
Di antara keterlibatan dan peranan tokoh-tokoh Islam nasional dalam konspirasi dengan pihak-pihak musuh Islam, maka mereka inilah tokoh-tokoh muslim yang gigih memperjuangkan kepentingan non muslim dengan alasan demokrasi dan kemanusiaan (humanisme), dangan melupakan penderitaan umat Islam yang teraniaya oleh pihak musuh di pelbagai belahan dunia.
• Tokoh-tokoh muslim lebih mementingkan wawasan kebangsaan dan kemanusiaan (humanis) dari pada dasar keislaman sehingga dalam berpolitik pun lebih memperjuangkan nasionalisme daripada memperjuangkan kepentingan umat Islam.
• Tokoh-tokoh muslim berpaham sekuler yang berjuang dengan gigih untuk memisahkan urusan negara (pemerintahan) dari kaidah-kaidah agama.
• Tokoh-tokoh muslim yang menolak pemberlakuan atau formalisasi syariat Islam ke dalam konstitusi Republik Indonesia dengan dalih demokrasi dan kepentingan non muslim minoritas, seperti mereka yang bergabung dalam partai-partai nasionalis anti kepentingan Islam.
• Tokoh-tokoh muslim yang bergabung dalam gerakan Jaringan Islam Liberal, yaitu satu gerakan yang sengaja menolak terhadap upaya umat Islam dam membentengi kemurnian akidah dan ajaran Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW jaringan ini sengaja mencampuradukkan antara yang hak (Islam) dengan yang batil (agama selain Islam) dengan dalih persamaan kedudukan antar umat beragama.
• Tokoh-tokoh Islam yang pindah haluan menjadi pentolan-pentolan aliran sesat, semacam Syiah Khomeiniyah, Liberalisme, Sekularisme, pro Komunisme maupun kaum Mujassimah.
Figur-figur tersebut di atas adalah cerminan dari banyaknya tokoh muslim yang terlibat konspirasi dengan pihak musuh Islam dalam usaha penghancuran akidah umat Islam. Bahkan tampak sekali mereka enjoy menjual agama Islam untuk kepentingan duniawi, semacam pencairan dana maupun pencapaian kedudukan tertentu di hadapan publik.
Semoga dengan mengetahui hakikat yang terjadi dewasa ini, maka akan lebih mudah bagi umat Islam untuk mewaspadai, mana saja gerakan yang para tokohnya selalu memperjuangkan kelestarian ajaran agama Islam, dan mana saja gerakan yang para tokohnya itu justru berusaha menghancurkan Islam dari dalam.