Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq

by
http://muslim-academy.com

Uswah (keteladanan) sahabat Rasulullah SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq sangat menonjol bagi peradaban Islam. Beberapa hal yang menunjukkan bahwa peran figur bernama asli Abdullah bin Utsman Abu Quhafah ini jauh melebihi kepemimpinan para khalifah setelahnya, di samping kedudukannya sebagai sahabat terbaik Nabi SAW.

Wartapilihan.com, Jakarta –Di antara uswah kepemimpinannya itu Abu Bakar Ash-Shiddiq, pertama, menjaga dasar-dasar khalifah Islam serta menjaga aqidah umat, terbukti dengan mengatasi kisruh politik dalam setahun saja, baik yang disebabkan oleh gerakan enggan membayar Zakat maupun gerakan pemurtadan yang utamanya gerakan Musailimah Al-Kadzdzab. Khalifah Abu Bakar menyelematkan umat di masa transisi nubuwah, dari Kerasulan Nabi Muhammad SAW kepada Khilafah yang dipimpin Abu Bakar. Perang riddah dan kemenangan Islam menjadi bukti ketangguhan aqidah, militer dan politik umat Islam kala dipimpin tokoh berjuluk Ash-Shiddiq.

Kedua, melanjutkan ekspedisi pasukan Usamah bin Zaid ke Syam (Romawi) dan meneruskan sisa-sisa kabilah Arab di Utara yang loyal pada Romawi-Persia karena berpotensi membahayakan Daulah Islam dari dalam. Misi ini merupakan lanjutan dari misi Rasulullah SAW, dengan ditumpasnya loyalis-loyalis Romawi-Persia di jazirah Arab bagian utara, maka Islam tinggal berhadapan dengan kekaisaran Romawi dan Persia langsung. Ash-Shiddiq adalah figur yang membuka jalan futuhat Romawi dan Persia, yang diselesaikan secara sempurna di masa Khalifah Umar.

Ketiga, Permulaan penghimpunan Al-Qur’an. Kebijakan menghimpun Al-Qur’an terjadi pada masa Khalifah Abu Bakar, bukan pada zaman Ustman, di zaman Utsman yang terjadi adalah penyamaan mushaf dan rasm saja. Saat ini umat sering salah kaprah bahwa penghimpunan Al-Qur’an terjadi di masa Utsman, pemahaman demikian keliru karena penghimpunan lembaran-lembaran serta penyamaan hafalan dengan tulisan Al-Qur’an terjadi di masa Abu Bakar. Kebijakan Utsman menyamakan rasm, agar tulisan dan bacaannya sama di seluruh dunia Islam. Bukan penghimpun. Di masa Abu Bakar pasca perang Yamamah, perang riddah memberantas gerakan Musailimah, banyak sahabat Nabi dan penghafal Al-Qur’an yang terbunuh Syahid. Di saat kebijakan penghimpunan Al-Qur’an inilah, Zaid bin Tsabit sang sekretaris Nabi SAW ditunjuk para sahabat untuk menjadi ketua pelaksana program penghimpunan Al-Qur’an.

Keempat, adalah hal yang bersumber dari pribadi Ash-Shiddiq sendiri. Khalifah Abu Bakar memiliki kasih sayang/rahmah, testimoni Rasulullah SAW sendiri tentang Ash-Shiddiq, “Dari seluruh umatku sampai akhir zaman, yang paling besar kasih sayangnya terhadap (sesama) umatku adalah Abu Bakar.” Abu Bakar dahulu membeli Bilal yang berstatus budak dengan ratusan ukiyah, harga yang amat mahal, hartanya Abu Bakar dipergunakan untuk mengajak manusia bersyahadat sebanyak-banyaknya. Abu Bakar adalah figur yang Rasulullah katakan lebih berat imannya dari seluruh umat manusia, rahasianya bukan banyak ibadah, tapi keteguhan iman dan keikhlasan yang mendalam. Keyakinan teguhnya merupakan rahasia kehebatan Abu Bakar yang lain, di mana ia beriman dengan semua yang dikabarkan Rasulullah seketika itu juga. Abu Bakar lah yang membenarkan dengan teguh peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah saat Makkah gempar dengan berita tersebut.

Kelima, Ia juga seorang yang “penasihat” bagi kaum Muslimin, “nasihat” dalam arti bukan sekedar saran atau pun wejangan kala terjadi kekeliruan. Melainkan, kebaikan dalam pribadi seseorang baik perbuatan dan lisan yang bisa mengajak sesama manusia berbuat baik. Saat menjabat Khalifah, figur Abu Bakar seluruhnya adalah nasihat. Ia mempunyai jadwal santunan setiap pagi bagi orang-orang yang memiliki kesusahan. Nasihat adalah segala upaya lisan dan tindakan, yang intinya adalah mengandung nasihat, mengembangkan kebaikan.

Lima hal ini setidak-tidaknya memberikan gambaran bagi kita, tidak sampai dua setengah tahun kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq, namun segala kebijakan dan sikapnya telah mengokohkan peradaban Islam. Ia memudahkan telah mengokohkan jalan bagi para khalifah selanjutnya untuk semakin memperkuat dan memperluas peradaban Islam.

Ilham Martasya’bana, penggiat sejarah Islam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *