Kalau engkau menyeru umat ini untuk memperbanyak ibadah seperti shalat, puasa dan bersedekah, niscaya tak ada yang membencimu.
Tapi, bila engkau mengajak kepada tauhid dan mencegah perbutan syirik, bid’ah dan kurafat, dan dengan selembut apa pun engkau berkata, maka engkau akan melihat ada banyak orang mulai tak menyukaimu.
Bahkan mungkin engkau akan terkejut karena orang-orang yang selama ini begitu dekat denganmu, yang engkau sangka akan mendukungmu, ternyata mulai sinis kepadamu.
Perlahan atau serta merta melecehkan mu.
Mungkin pada saat itu engkau mulai gamang dan goyah.
Engkau ragu, apakah akan kau teruskan ajakanmu atau engkau mundur demi mencari suka mereka, teman dan komunitasmu ?
Ketahuilah, para Nabi dan orang-orang shaleh dari Bani Israil yang dimusuhi dan dibunuh oleh saudaranya, bukan karena mereka mengajak shalat dan berpuasa, karena toh Bani Israil adalah kaum muslimin dan mayoritas mereka melaksanakan shalat dan berpuasa.
Tapi mereka, para Nabi dan orang-orang shaleh itu dibantai, karena mereka menyeru kepada tauhid dan melarang melakukan penyimpangan dari ajaran Taurat, sementara Bani Israil semakin meniru kesyirikan dan semakin terpengaruh dengan kebiasaan bangsa kafir penyembah berhala yang menjajah mereka.
Ketika mereka dikuasai bangsa Asyuria dan ditawan oleh bangsa Babilonia pemuja berhala, mereka pun terpengaruh dengan kebiasaan kedua bangsa tersebut.
Kuping mereka jadi merah seperti udang direbus ketika dinasehati oleh nabi Ezra sekembali dari tawanan bangsa Babilonia.
Begitu pula ketika mereka dikuasai oleh bangsa Mecodonia, mereka lantas ter-Helenisasi, ke-Yunani-Yunanian.
Dan demikian pula ketika mereka dikuasai Rumawi yang paganis sekular, mereka pun menjadi liberal.
Hanya segelintir saja yang setia mengikuti para Nabi.
Sebagian besar menjadi pembangkan yang keras.
Jadi, janganlah engkau berkecil hati apalagi patah hati ketika menyeru kepada kemurnian agama yang haq ini, dan engkau lantas dijauhi karena komunitasmu telah terbius oleh keelokan artifisial sekularism dan fatamorgana baratism.
Yah apalah artinya engkau, toh para Nabi, orang-orang shaleh dan para ulama muwahhid yang hebat-hebat juga telah dimusuhi dan diperangi.
Tapi mereka tetap tabah sampai maut menjemput mereka kepada kesyahidan.
( Iwan Hasanul Akmal )