Israel Mengganas, Warga Sipil Tewas

by
Israel Mengganas, Warga Sipil Tewas foto:https://www.aljazeera.com

Dalam pawai tahunan memperingati The Land Day ke-42, 15 warga sipil tak bersenjata tewas di tangan militer Israel.

Wartapilihan.com, Gaza –Otoritas Palestina hari ini, Sabtu (31/3), sebagai hari berkabung nasional setelah 15 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel ketika ribuan warga Palestina berbaris di dekat perbatasan Gaza dengan Israel dalam demonstrasi besar peringatan ke-42 “The Land Day”.

“Sekolah, universitas, serta semua lembaga pemerintah di seluruh negeri dihentikan pada Sabtu ini, sesuai keputusan Presiden Mahmoud Abbas untuk menyatakan hari berkabung nasional bagi para syuhada,” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan Jumat (30/3).

Lebih dari 1.400 lainnya terluka setelah pasukan Israel menembakkan peluru tajam ke arah demonstran dan menggunakan gas air mata untuk mendorong mereka kembali dari pagar yang dijaga ketat..

Demonstrasi hari Jumat (30/3) memperingati Hari Tanah, yang berlangsung pada tanggal 30 Maret 1976, ketika enam warga Palestina yang tidak bersenjata dibunuh oleh pasukan Israel selama protes terhadap keputusan pemerintah Israel mengambil alih lahan besar milik Palestina.

Penyelenggara pawai Jumat, yang bertajuk Pengembalian Bulan Maret, mengatakan pesan utama dari demonstrasi itu adalah menyerukan hak bagi para pengungsi Palestina.

Sekitar 70 persen dari dua juta penduduk Gaza adalah keturunan orang Palestina yang diusir dari rumah mereka di wilayah yang diambil alih oleh Israel selama perang 1948, yang dikenal orang Arab sebagai NaHkba.

Para pengunjuk rasa di Gaza berkumpul di lima titik berbeda di sepanjang perbatasan, yang semula sekitar 700 meter dari pagar.

Menurut kementerian, mayoritas terluka akibat luka bakar, peluru baja berlapis karet, dan gas air mata.

Pelanggaran Hukum Internasional

Mohammed Najjar, 25 tahun, ditembak di perut dalam bentrokan timur Jabalia di Jalur Gaza utara, sementara Mahmoud Muammar, 38 tahun, dan Mohammed Abu Omar, 22 tahun, keduanya ditembak mati di Rafah, kementerian kesehatan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (30/3).

Selain itu, 11 korban lainnya diidentifikasi sebagai Ahmed Odeh, 19 tahun, Jihad Freneh, 33 tahun, Mahmoud Saadi Rahmi, 33 tahun, Abdelfattah Abdelnabi, 22 tahun, Ibrahim Abu Shaar, 20 tahun, Abdelqader al-Hawajiri, Sari Abu Odeh, Hamdan Abu Amsheh, Jihad Abu Jamous , Bader al-Sabbagh dan Naji Abu Hjair, yang usianya masih belum diketahui.

Pada hari Jumat (30/3), Omar Waheed Abu Samour, seorang petani dari Gaza, juga tewas oleh tembakan artileri Israel ketika berdiri di tanahnya dekat Khan Younis, hanya beberapa jam sebelum demonstrasi.

Adalah, sebuah pusat hukum untuk hak-hak Palestina di Israel, mengutuk penggunaan kekuatan militer Israel dan menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional.

“Baku tembak langsung terhadap warga sipil tidak bersenjata merupakan pelanggaran brutal terhadap kewajiban hukum internasional untuk membedakan antara warga sipil dan kombatan,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

Ia juga mengatakan bahwa akan meluncurkan penyelidikan untuk “menuntut bahwa mereka yang ditemukan bertanggung jawab atas pembunuhan dibawa ke pengadilan”.

The Land Day

Menurut media Israel, tentara Israel mengerahkan lebih dari 100 penembak jitu di sisi lain perbatasan dengan izin untuk menembak.

Pawai itu diserukan oleh semua faksi politik dan beberapa organisasi masyarakat sipil Palestina di daerah kantong yang dikepung.

Berbicara kepada para pengunjuk rasa, pemimpin Hamas Ismail Haniya berkata: “Rakyat Palestina telah membuktikan dari waktu ke waktu bahwa mereka dapat mengambil inisiatif dan melakukan hal-hal hebat. Pawai ini adalah awal dari kembalinya ke seluruh Palestina.”

Protes Jumat juga menggebrak demonstrasi duduk enam minggu di sepanjang perbatasan yang mengarah ke peringatan Nakbah pada 15 Mei.

Kemungkinan Amerika Serikat akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem pada waktu yang sama, setelah deklarasi Presiden Donald Trump Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada bulan Desember 2017.

Reaksi Internasional

Atas permintaan Kuwait, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bertemu pada hari Jumat (30/3) untuk “membahas perkembangan” di wilayah Palestina yang diduduki.

Pemerintah Yordania juga mengeluarkan pernyataan yang meletakkan tanggung jawab Israel atas kematian para pengunjuk rasa Palestina.

Mohammad al-Momani, juru bicara pemerintah Yordania, mengatakan: “Sebagai kekuatan pendudukan, Israel memikul tanggung jawab atas apa yang terjadi di Gaza hari ini, sebagai akibat dari pelanggaran Israel terhadap hak Palestina untuk melakukan protes secara damai dan penggunaan kekuatan yang berlebihan yang digunakan Israel.”

Pemerintah Turki dan Qatar mengeluarkan pernyataan serupa, mengutuk penggunaan kekuatan militer Israel. Demikian dilaporkan Al Jazeera.

Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *