Industri Animasi Melaju Pesat

by
Foto: Istimewa

Tantangan kompetisi di industri televisi yang begitu keras, menyebabkan studio-studio animasi Indonesia harus memiliki strategi untuk menayangkan kontennya tidak hanya di televisi.

Wartapilihan.com, Jakarta –-Bila mendengar kata animasi saat ini, tentu berbeda saat awal munculnya animasi di era 90-an. Kini anak-anak Indonesia kebanyakan, masih akan mengingat tayangan animasi negara tetangga seperti Upin-Ipin, Naruto, Doraemon atau tayangan Iuar negeri Iainnva melalui Televisi yang memang masih menjadi media yang paling sering diakses. Animasi telah menjelma menjadi sebuah industri animasi dan bisnis kreatif. Tuntutan permintaan terhadap animasi meningkat pesat sejalan dengan perkembangan tayangan televisi gratis maupun berbayar.

Menurut survei indikator TIK tahun 2015, Balitbang Kominfo menyebutkan 86,796 rumah tangga di Indonesia memiliki akses terhadap televisi, angka ini kira-kira setara dengan 56,4 juta rumah tangga. Menurut survei yang dilakukan program MNC TV tahun 2016, penonton animasi yang berada dikisaran kelompok umur 0-4 tahun sekitar 24,48 juta penonton, usia 5-9 tahun sekitar 25,1 juta, dan usia 10-14 tahun sekitar 24,48 juta. Dan berdasarkan riset tersebut dari kategori 10 program anak dari 11 kota yang di survei pada 1 januari-23 Agustus 2016, tayangan animasi Indonesia Adit dan Sopo Jarwo berada diperingkat kelima setelah Upin-lpin berada di atas Doraemon serta di susul oleh tayangan Kiko produksi RCTI.

Berlatarbelakang hal tersebut, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melalui program Bekraf Creative Labs (BCL) bekerjasama dengan Fakultas Seni Rupa, lnstitut Kesenian Jakarta yang ditunjuk sebagai tim penyusun Grand Strategi dan Roadmap Sub Sektor Animasi yang berkaitan dengan pengembangan Pusat Unggulan Animasi, menyelenggarakan Animasi Cikini (Animakini) 2017 yang dilaksanakan pada tanggal 8-10 November 2017 di Goethe Haus, Jakarta Pusat.

“Animakini bertujuan untuk meningkatkan industri kreatif subsektor animasi dan menguji hasil dari penyusunan grand strategi subsektor animasi dan melengkapi database yang berkaitan dengan animasi dari pendidikan dan industrinya dengan penyelenggaraan kegiatan yang berhubungan dengan promosi animasi Indonesia, melalui seminar, talkshow,
masterclass, pameran, dan workshop serta screening animasi,” ujar Dekan Fakultas Seni Rupa IKJ Indah Tjahjawulan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (8/11).

Sebagai salah satu subsektor dalam ekonomi kreatif, animasi, film dan vidio berkontribusi terhadap PDB ekonomi kreatif tahun 2015 sebesar 0,01% atau senilai Rp.1,354 trilyun, sementara pertumbuhannya mencapai 6,68% (BPS-Bekraf, 2016). Bila dilihat dari sisi pertumbuhan PDBnya, subsektor animasi, film dan vidio termasuk tinggi diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi kreatif yaitu sekitar 4,38%, sehingga dapat dijadikan subsektor prioritas ekonomi kreatif di masa depan.

“Penyelenggaraan kegiatan animakini 2017 diharapkan mampu menumbuhkan semangat baru bagi kemajuan animasi Indonesia dalam lingkup ekosistem animasi sehingga bisa memberikan motivasi, semangat berbagi, dan menularkan pengetahuan di industri animasi, yang dapat menghasilkan regenerasi berikutnya dari pelaku animasi yang semakin maju, melalui inkubasi bisnis animasi, dari produksi, bisnis, distribusi maupun service dan kolaborasi kerja. Dimana tujuan akhirnya menghasilkan pusat unggulan animasi yang bisa meningkatkan industri kreatif dan ekonomi kreatif unggulan di Indonesia,” tandasnya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Bekraf Wawan Rusiawan menyatakan, Bekraf ke depan tidak hanya sebagai lembaga pemerintah, tetapi menjadi penghubung komunikasi dengan beberapa lembaga. Salah satunya IKJ yang sudah melakukan kerjasama sejak Tahun 2016. Pihaknya akan memperkuat komitmen, konsistensi dan kontinuitas dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif.

“Animasi memang sudah menjadi salah satu sub sektor ekonomi kreatif. Yang sudah kami lakukan misalnya dengan LIPI. Kita tahu infrastruktur animasi sangat mahal, ke depan hal itu akan menjadi rule model,” ujarnya.

Pameran akan menampilkan infografis sejarah animasi Indonesia dari era perintis hingga kini. Pameran tersebut juga berkaitan dengan kebijakan Bekraf daIam mendukung kegiatan animasi, memaparkan ekosistem Animasi Indonesia, menampilkan peta peIaku animasi Indonesia, pendidikan, Industri, dan display buku tentang animasi Indonesia dan peneIitian Animasi.

Satya Wira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *