Hilang Hiling

by

“Mas,  wis pernah ke Mekah atau ke Turki? Nyang kono apik kotane lho mas. Nggo ibadah juga bisa khusyuk”

“Belum Mas, duitku ora cukup mas”, jawab seorang teman sambil tersenyum.

“Nha kalau ke Perancis pernah mas…..lihat menara yang bagus di sana?”
“Menoro opo mas? durung mas”, jawab nya dengan wajah polosnya.

“Nha, kalau ke singapore , negara tetangga?”
“Sing Ono patung singone kae yo? Belum juga, Mas”

“Lha kalau nyang Bali pernah mas?”
“Ngomonge Bali okeh londo ne yo, mas? Durung mas. Mung nonton nyang TV wae”, masih dengan wajah polosnya dia menjawab.

“Wah kowe ora seneng dolan-dolan po mas ? Ojo nyang kene wae. Healing mas…healing, ben sehat”.

“Healing kuwi opo meneh to mas, baru krungu istilah kuwi”
“Healing kuwi santai relax ben tambah sehat, atine ben nyaman…… tenang”, kata temannya memberikan penjelasan singkat.

“Opo yen sehat kudu healing, Mas?
aku yen awakku sehat yo mergo kerjo opo anane, mangan sing ono sing penting wareg, karo ora lali ngibadah. Yen pas lara, aku mung kerokan karo ngombe antagin sascetan kae, tuku neng warunge Mas Slamet. Ora pernah hilang hiling barang mas”, jawab nya sambil senyam-senyum.

Percakapan seseorang yang sudah lama merantau di kota besar yang sekarang sudah lumayan kaya. Bertemu dengan teman mainnya di kampung lalu terjadilah percakapan tersebut.

Kota dan lingkungan memang kadang bisa merubah seseorang. Kebutuhan baru (terkadang) menjadi sebuah keharusan yang dipaksakan. Jalan-jalan bisa jadi bukan untuk sekedar melepaskan lelah atau penat tetapi untuk sekedar ingin “diceritakan” kepada orang lain. Makan tidak sekedar untuk membuat kenyang tetapi bisa “diceritakan” kepada orang lain. Mungkin kegiatan ibadah pun bisa jadi …….juga ingin “diceritakan” kepada orang lain

Hidup di jaman sekarang ini untuk “diam” itu ternyata jauh lebih susah daripada berbicara. Dan mungkin saat ini kita nggak sadar “sudah” berbicara terlalu banyak 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *