Habis Sukma Terbitlah Ganjar

by
Ganjar Pranowo. Foto: Istimewa

Cagub Jawa Tengah itu mengunggah video pembacaan puisi di akun Facebook (FB) pribadinya pada 10 Maret. Unggahan video membaca puisi di acara televisi swasta itu mendapat 293 komentar dan 1,2 ribu akun yang menanggapi.

Wartapilihan.com, Jakarta – Puisi karya Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus yang dibacakan calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo mengundang kontroversi. Puisi yang dibacakan Ganjar saat acara talk show Kandidat Jateng Di Rosi itu mendapat kritikan karena Ganjar tidak memperhatikan bait puisi yang dianggap berbau SARA.

Bait puisi yang dimaksud yakni Kau ini bagaimana. “Kau bilang Tuhan sangat dekat. Kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat,” ujar Ganjar seperti dikutip kantor berita politik RMOL.

Wakil Direktur LBH Street Lawyer Kamil Pasha mengatakan, jika yang dimaksud Ganjar adalah adzan, hal itu adalah bentuk penodaan terhadap agama, karena adzan adalah panggilan kepada umat Islam untuk segera melaksanakan shalat, adzan bukanlah panggilan untuk Allah.

“Hal tersebut tentu (berpuisi yang dibacakan di televisi nasional dimana ditonton masyarakat se-Indonesia), menyinggung umat Islam, dan berpotensi mengganggu ketertiban umum, masyarakat di Jateng atau di daerah manapun, pasti membutuhkan pemimpin yang mengayomi dan mempersatukan masyarakat, apapun agamanya, bukan pemimpin kurang ajar yang menyudutkan pemeluk dan ajaran agama tertentu, apalagi Islam ini agama mayoritas di Jawa Tengah dan Indonesia,” ujar Kamil, geram ketika dihubungi Wartapilihan.com.

Menurutnya, wajar jika panggilan adzan dilakukan melalui pengeras suara, tujuannya supaya di dengar oleh muslim dan muslimah di luar masjid, agar segera melaksanakan shalat. Ia menuturkan, Ganjar seolah-olah menyatakan bahwa hal tersebut adalah tindakan yang mengganggu, dan malah memutar balikan panggilan untuk Allah.

“Pilihlah pemimpin yang menyerukan adzan, paling awal menyambut adzan dan menghentikan segala aktivitas lain untuk melaksanakan shalat. Bukan yang malah mempertanyakan adzan, apalagi gagal paham menyatakan bahwa adzan itu panggilan untuk Allah, sehingga tidak butuh dilakukan lewat pengeras suara,” ungkapnya.

Sekjen Ikatan Advokat Muslim Indonesia (IKAMI) Djuju Purwantoro menduga sangat besar kemungkinan yang dimaksud kata “memangil dengan pengeras suara” adalah adzan. Djuju menjelaskan, pengertian adzan adalah panggilan atau tanda kepada umat Islam untuk melakukan shalat, bukan memanggill Tuhan seperti bait dalam puisi tersebut.

“Dari aspek hukum, sebagian bait tersebut patut di duga ada unsur perbuatan melawan hukum seperti diatur dalam pasal 28 ayat (2), Jo pasal 45A ayat (2), UU ITE No. 19/2016, dan pasal 156a huruf a, mengenai Penodaan agama,” papar Direktur LBH Bang Japar itu.

Terlebih, kata Djuju puisi tersebut dibacakan dihadapan publik, melalui talk show di salah satu station TV swasta, sehingga Ganjar sengaja dan sadar betul resiko dan dampak yang bisa ditimbulkan. Ganjar juga telah menggunggah sendiri puisi tersebut di akun FB pribadinya pada 10 Maret 2018 dan telah banyak mendapat respon negatif dari para netizen.

“Sebagai pulik figur dan pejabat negara, seyogianya Ganjar bisa menilai dan mengoreksi lebih dulu bait-bait puisi yang akan dibacanya,” tandas Djuju

Akibat puisi yang dibacakan, Ganjar menuai protes dan kecaman dari beberapa pihak. Akun FB bernama Enggar Adi Saputra mempertanyakan penggalan bait puisi tersebut kepada Ganjar. Enggar menilai meskipun bukan puisi sendiri, namun bait itu sangat nyata menyinggung Azan.

“Padahal Ganjar tampil sebagai calon Gubernur Jawa Tengah yang butuh suara umat Islam loh. Apakah Ganjar menantang umat Islam? Meskipun itu bukan puisi karya sendiri, puisi itu sangat nyata menyinggung adzan. Masihkah kita biarkan orang-orang seperti ini diberi kesempatan berkuasa lagi? Oohh tidak!,” tulis Enggar dalam kolom komentar.

Tidak hanya Enggar akun FB bernama Abian Sangkar Cukit Solo juga mempertanyakan penggalan bait yang dibacakan Ganjar. Menurutnya, mau itu ciptaan siapapun jika Ganjar sudah berani membawakan di depan publik berarti, Ganjar siap menanggung segala resiko yang ada. Ia juga mengecam sikap Ganjar yang tidak mengoreksi bait demi bait yang terkandung dalam puisi tersebut bisa menimbulkan kontroversi atau tidak.

“Apa sebelum dibaca di depan publik enggak dpelajari dulu? Manusia diberi akal pak Ganjar Pranowo, kalau tidak sesuai sama kepribadian bapak harusnya di cancel atau diganti dengan yang lain. Atau part itu bisa dhilangkan,” tulis Abian.

“Pak Gub mau nyusul Bu Suk?” timpal akun FB bernama Azam Syaiful Islam.

“Wealah pak pak dulu pas belum jadi minta dukungan umat islam dimasjid MUI klitikhan semanggi pas acara Ippho santosa. Aku dukung sampean lho pak lha kog iki malah sampean puisi ne marai nyesek,” tulis akun FB bernama Dwi Cahyo Kurnia

Akun FB bernama Sumarni juga merasa kecewa dengan pusi yang dibacakan Ganjar tersebut. Menurutnya dengan membacakan puisi tersebut Ganjar sudah setuju dengan isi dari puisi. “Adzan itu untuk memanggil manusia, bukan memanggil Allah manusia dipanggil, agar segera beribadah pada Allah,” tulis Sumarni.

Jauh kolom komentar terisi, Ganjar sudah mengklarifikasi bahwa puisi tersebut karya Gus Mus kepada akun FB Enggar Adi Saputra. Ia juga memintanya untuk mengecek di Youtube. “Setelah itu tulis lagi komentarmu,” ujar Ganjar dalam kolom komentar.

Adi Prawira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *