Guru Ngaji Meraih Doktor

by
Foto: Istimewa

Dengan perjuangan  berat, tanpa kenal lelah, akhirnya Muslich mampu menebus mimpi bapaknya. Mimpi petani desa yang kini jadi kenyataan. Meraih gelar tertinggi di kampus.

Wartapilihan.com, Bogor –Dulu ketika Muslich masih di bangku sekolah menengah, setiap kali menemani kerja ayahnya di sawah, bapaknya selalu bilang, “Muslich, jadilah kamu orang pintar, belajarlah yang rajin, dan sekolahlah yang sungguh-sungguh. Bapak kasihan ngajak kamu kerja di sawah seperti ini; panas, kotor, berat, melelahkan, dan hasilnya tidak cukup  untuk memenuhi kebutuhan. Bapak berharap suatu waktu nanti, kamu bisa sekolah setinggi tingginya, biar hidupmu tidak susah seperti bapak,” kenang Muslich dengan mata yang berkaca-kaca, menahan haru.

Guru agama di SMAN I Rumpin Kab.Bogor, sekaligus pendiri Rumah Baca Anak Indonesia, jebolan Univ. Imam Ibnu As Saud Jakarta ini, kini telah resmi menyandang gelar doktor di bidang pendidikan agama Islam.

Anak petani yang kini menjadikan rumahnya sebagai sanggar pengajian anak-anak dan remaja ini, memang sudah punya tekad kuat menghadiahi orangtuanya dengan gelar Doktor sejak dulu. Tapi baru pada hari Jumat (20/10) ini, dia bisa membayarnya. Setelah dirinya mengikuti Sidang Terbuka Promosi Doktor di Kampus Ibn Khaldun Bogor (UIKA), Jawa Barat, pada pukul 16.30 sampai selesai.

Muslich Taman, mantan marbot dan sekaligus takmir masjid ini, telah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Konsep Pendidikan Karakter Pemuda, Kajian Tafsir atas Surat Al Kahfi” di depan tim penguji yang terdiri dari Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MS., H. Adian Husaini, MSc., Ph.D., dengan tim promotor Prof. Dr. H. Ahmad Tafsir, MA., Dr. H. Endin Bahruddin, M.Ag., serta Dr. H. Akhmad Alim, MA.

Dalam disertasi tersebut, Muslich Taman menjelaskan sebuah Model Pendidikan Karakter Pemuda, Kajian Tafsir atas Kisah Ashabul Kahfi, Musa-Khidir, dan Dzul Qarnain. Hasil penelitian ini sangat tepat menjadi solusi atas krisis yang melanda bangsa Indonesia, khususnya krisis akhlak generasi muda, dan sekaligus mengembalikan pemuda pada jati dirinya.

Dengan mengacu pada pandangan Robert Glaser, bahwa sebuah konsep paling tidak harus mengandung 4 unsur, yaitu; tujuan, program, proses, dan evaluasi, maka Muslich menganalisis secara mendalam setiap ayat dalam surat Al-Kahfi dan kemudian mengonstruksinya dalam sebuah bangunan teori pendidikan yang kontekstual.

Ashabul Kahfi, Musa Khidir, dan Dzul Qarnain adalah kisah qur’ani yang kaya dengan nilai-nilai pembangun karakter generasi muda. Karakter relegius, pemberani, mandiri, cinta ilmu, tangguh, tawadhu, leadership, peduli, dan rela berkurban, adalah di antara contoh penting yang dapat dipetik dari proses pendidikan mereka.

Muslich, seorang editor sekaligus penulis buku ini, mampu membuktikan kegigihannya menjalani studi program doktor di uika, hingga berhasil menyelesaikan risetnya dengan hasil Cumlaude. UIKA kini telah memiliki pakar pendidikan karakter pemuda, kata Prof. Dr. H. Ahmad Tafsir, salah seorang promotor memujinya.

Muslich menuturkan, dapat dirampungkannya disertasi ini berkat bimbingan intensif dari tiga promotor hebat yang tak kenal lelah; pertama, seorang Guru Besar nomor wahid di Indonesia, yang memiliki keahlian dan kepakaran dalam ilmu pendidikan Islam, sekaligus praktisi tasawuf Indonesia, yakni Prof. Dr. H. Ahmad Tafsir, MA. pemikirannya yang dikenal out of the box, bisa dibaca pada buku-buku karya beliau yang banyak menghiasi rak-rak toko buku dan perpustakaan.

Prof. Ahmad Tafsir ini dikenal karena kontribusinya pada dunia pendidikan Islam di Indonesia sejak era 70an. Pada tahun 1993, beliau mempelopori berdirinya Asosiasi Sarjana Pendidikan Islam (ASPI), dan pada tahun 1997 diangkat sebagai guru besar pada Fakultas Tarbiyah IAIN Bandung.

Kedua, Dr. H. Endin Bahruddin, M.Ag., yang tiada lain adalah rektor UIKA sendiri. Beliau dikenal sebagai ahli manajemen dan riset di bidang pendidikan Islam.

Ketiga, doktor muda yang hafal Al Qur’an dan sempat belajar dengan banyak syaikh di Makkah, Dr. Akhmad Alim, Lc, MA. Beliau dikenal sebagai sedikit orang Indonesia yang ahli metodologi pengajaran bahasa Arab dan kajian Tafsir Tematik. Sampai saat ini, Akhmad Alim adalah salah satu intelektual muda Indonesia yang banyak mendapat ijazah sanad berbagai kitab hadits dari para ulama Timur Tengah, dan juga sanad berbagai jenis qira’at Al-Quran.

Tim penguji berharap, “Disertasi ini dapat menjadi jawaban atas krisis akhlak pemuda yang ada saat ini,” terang Profesor Dr. KH.Didin Hafidhuddin, selaku penguji, sekaligus pimpinan Sidang Promosi malam ini. II

Izzadina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *