Dr Adian Husaini Luncurkan Buku Tentang Pendidikan Islam

by
foto:istimewa

Dalam buku terbarunya Pendidikan Islam Mewujudkan Generasi Gemilang Menuju Negara Adidaya 2045, Dr Adian membahas pendidikan Islam dengan komperehensif. Dalam sejarahnya yang panjang, pendidikan Islam pernah melahirkan generasi yang mampu menaklukkan kekuatan adikuasa saat itu.

Wartapilihan.com, Jakarta –Generasi yang menaklukkan Romawi saat itu, adalah generasi sahabat Nabi, generasi Shalahuddin al Alyyubi, dan generasi Muhammad al Fatih.

Dalam UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 diamanahkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk membentuk manusia beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia. Hal itu sejalan dengan tujuan pendidikan Islam yaitu mencitakan terwujudnya manusia yang baik (shaleh), yakni manusia yang adil dan beradab.

Empat puluh tahun lalu, Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas menyampaikan satu gagasan penting bagi dunia Islam. Bahwa, problem utama umat Islam saat ini adalah ‘hilang adab’ (loss of adab) . Cagasan itu disampaikan al-Attas di hadapan tiga ratus tiga puluh (330) ilmuwan Muslim yang hadir pada Konferensi lntemasional Pendidikan Islam pertama tahun 1977 di Mekkah, Saudi Arabia.

Pada 13 November 2017, gagasan al-Attas itu digaungkan lagi oleh Dr. Muhammad Ardiansyah, dalam bentuk disertasi doktor bidang Pendidikan Islam di Universitas lbn Khaldun Bogor. Disertasi yang bejudul “Konsep Adab Syed Muhammad Naquib al Attas dan Aplikasinya di Perguruan Tinggi” ini mendapat pujian dari Prof Ahmad Tafsir, penguji dan memberikan predikat cum laude kepada penulisnya.

Melalui disertasinya, Ardiansyah membuktikan bahwa konsep adab yang dirumuskan oleh Prof al Attas bersifat unik, penting, mendasar, dan aplikatif. AI Attas bukan saja berhasil membuat rumusan konsep adab yang komprehensif, tetapi al Attas juga telah mcmbuktikan bahwa konsepnya bisa diterapkan di dunia pendidikan modern, khususnya di perguruan tinggi.

Menurut Ardiansyah, konsep adab bukanlah hal baru dalam ajaran Islam. Para ulama telah menekankan penting dan strategisnya konsep ini. Itu bisa dilihat dari pernyataan para ulama tentang pentingnya adab ini.

Umar ibn al-Khattab menyatakan taadabu tsumma ta’allamu (beradablah kalian, kemudian berilmulah kalian).

Ulama besar, lbn al-Mubarak menyatakan, ”Kami lebih membutuhkan sedikit adab daripada ilmu yang banyak. la juga menyatakan “Jika aku diceritakan tentang seorang yang memiliki ilmu generasi terdahulu dan yang akan datang, aku tidak menyesal jika tidak sempat berjumpa dengannya. Namun jika aku mendengar ada seorang yang memiliki adab kepribadian yang baik, aku sangat berharap berjumpa dengannya dan sangat menyesal jika tidak sempat berjumpa dengannya.

Salah satu murid Imam Malik, Abdurrahman ibn al Qasim, mcnyatakan, ”Aku berkhidmat kepada Imam Malik selama 20 tahun, 18 tahun dihabiskan untuk mempelajari adab, dan hanya dua tahun mempelajari ilmu. Alangkah sayangnya, seandainya semua waktu itu dihabiskan untuk mempelajari adab.”

Sedangkan Imam Syafi’i pernah ditanya ”Bagaimana keinginanmu terhadap adab?” Ia menjawab, ”Ketika aku mendengar satu hal tentang adab maka seluruh anggota tubuhku merasakan nikmat karenanya.” Ia ditanya Iagi ”Bagaimana engkau mencari adab?” Ia menjawab, ”Seperti seorang wanita yang kehilangan anaknya dan ia tidak memiliki apapun selain anak itu.”

Perhatian para uIama tentang adab juga bisa dilihat dari banyaknya karya yang membahas masaIah adab, seperti Al-Adab aI-Mufrad karya Imam aI-Bukhari, Adab aI-Dunya wa al Din karya Imam aI-Mawardi, Al-Adab fi aI-Din karya Imam al GhazaIi, al Tibyan fi Adab Hamalat al Quran karya Imam al Nawawi, Adab al-Insan karya Sayyid Utsman ibn Yahya, dan Adab al-’Alim wa al-Muta’allim karya K.H. Hasyim Asy’ari.

Konsep adab ini sebenarnya bukan konsep baru. Sejak dulu para uIama sudah membahas dan mengapIikasikannya. Beberapa ulama telah menyampaikan makna adab. Abu aI-Qasim aI-Qusyairy (wafat 465 H) menyatakan daIam al Risalat aI-Qusyairiyah, bahwa esensi adab adalah gabungan semua sikap yang baik. OIeh karena itu orang yang beradab adaIah orang yang terhimpun sikap yang baik di dalam dirinya.

Hujjatul Islam Imam al Ghazali juga memberikan makna adab. Menurutnya adab adalah pendidikan dari lahir dan batin, yang mengandung empat perkara : perkataan, perbuatan, keyakinan dan niat seseorang.

Selain membahas masalah adab, Dr Adian juga pendidikan adab di sekolah dan perguruan tinggi, pendidikan ulama, pendidikan keluarga, kurikulum taqwa untuk Indonesia 2045 dan lain-lain.

Sesuai dengan UU Pendidikan Nasional, harusnya pemerintah menjadikan ciri-ciri manusia taqwa itu sebagai target pencapaian pendidikan. Penanaman keimanan, pelaksanaan shalat, zakat dan ibadah wajib lainnya harus menjadi kurikulum inti dan secara otomatis juga dijadikan sebagai standar utama kelulusan siswa muslim.

Siswa atau mahasiswa yang tidak menjalankan ibadah wajib sesuai agamanya sepatutnya tidak diluluskan. Jangan sampai bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang munafik, hanya pintar menyusun kata-kata indah, tetapi tidak dilaksanakan dalam kehidupan. Allah SWT memberikan peringatan keras terhadap orang-orang yang hanya berucap tetapi tidak mau melaksanakan perbuatan baik (QS 61:2-3).

Buku setebal 335 halaman ini – yang diterbitkan Pesantren at Taqwa Depok- penting untuk dibaca mahasiswa, guru, dosen dan para pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan. Sayang bila dilewatkan begitu saja. II

Izzadina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *