Oleh: Darby Jusbar Salim – NKS Consult.
Terbetik kabar, Presiden Jokowi mengutus Din Syamsudin ke Sumatera Barat untuk melakukan pendekatan kepada MUI Sumatera Barat guna merubah keputusannya, agar MUI Sumatera Barat dapat menerima Islam Nussntara …
Wartapilihan.com, Jakarta –Apa benar? Kalau memang benar, maka ini sebenarnya kekacauan baru yang ditimbulkan oleh rezim pemerintahan Jokowi disamping kekacauan kondisi ekonomi dan politik di negeri ini …
Siapa pun yang dikirim, bahkan Ma’ruf Amin sekali pun yang dikirim ke Sumbar, tidak akan ada pengaruhnya.
“bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakat”
Keputusan sudah dibuat. Proses pembuatan keputusan tersebut sudah melalui pengkajian yang panjang, sudah melalui proses musyawarah yang dalam di kalangan Ulama dan masyarakat Minang, masyarakat Sumatera Barat keseluruhan.
“Adat bersandikan Syara’ – Syara’ bersandikan kitabullah”
Hanya ada satu kitabullah – Al Qur’an – tempat pegangan dalam perilaku adat istiadat dan perilaku masyarakat Minangkabau.
Dan hanya satu agama yang menjadi pegangan sesuai dengan Al-Qur’an yakni agama Islam. Hanya Islam, tanpa embel-embel.
Prinsip hidup masyarakat Minang ini sudah berjalan lebih dari enam ratus tahun sejak agama Islam masuk ke Ranah Minang. Masyarakat Minang hanya mengenal Islam sesuai dengan tuntunan yang ada pada Al Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW.
Hadits adalah pemikiran, ucapan dan perilaku Rasulullah yang harus diteladani oleh ummat Islam.
Bagi masyarakat Minang Logika itu harus lurus, bukan terbalik-balik.
Bukan lah Adat dan Budaya yang menyinari Syara, dan bukan pula Kitabullah yang harus disesuaikan dengan Adat dan Budaya.
Kitabullah merupakan sumber dari seluruh norma dan perilaku manusia dalam mengarungi kehidupannya.
“al yauma akmaltu lakum dinakum wa atmamtu alaikum ni’mati wa radhitu lakumul Islama dina …” (al Maidah 3)
… Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untuk mu, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku bagimu, dan Aku ridho Islam sebagai agamamu …
Masyarakat Minangkabau sudah meyakini norma dan hukum Islam dalam kehidupannya sehari hari sejak beratus tahun yang lalu. Jauh sebelum Republik ini berdiri, jauh sebelum Pancasila ditetapkan sebagai Dasar Negara.
Apalagi dibandingkan dengan umur para pemrakarsa Islam Nusantara yang hendak memaksakan pahamnya di negeri ini. Mereka buang air pun belum lurus, masih belum seumur jagung.
MUI Sumatera Barat secara tegas menolak Islam Nusantara atas dasar yang jelas dan tegas sebagaimana yang tercantum pada Syara’.
Reaksi datang dari KH Ma’ruf Amin, Ketua Umum MUI yg menyatakan bahwa MUI Sumbar harus menerima Islam Nusantara.
Begitu juga Jokowi, bahkan akan mengutus Din Sysmsudin untuk bertemu dengan MUI Sumatera Barat …
Silahkan saja datang ke Sumatera Barat. Silahkan tua-tuan datang dan bermubahatsah dengan hikmah dan hasanah.
Tapi bila tuan-tuan tidak mampu mematahkan nash yg dijadikan pegangan oleh MUI Sumbar, hendaknya tuan-tuan membatalkan dan membubarkan Islam Nusantara …
Sebelum tuan-tuan berangkat dan bertemu dengan MUI Sumbar, coba jawab pertanyaan …
… Apa yg tuan-tuan pahami dengan adat istiadat masyarakat Minang “adat bersandikan syara’-syara bersandikan Kitabullah” …
… Jokowi meminta agar masyarakat Sumbar bisa menerima Islam Nusantara … Apa yang Jokowi ketahui tentang ajaran Islam ?
Pada akhirnya hendaknya tuan-tuan berpikir ulang … Bila langkah sudah terlanjur maka surut lah ke belakang …
Jangan diteruskan. Pikirkan mudharat dan manfaat bagi tuan-tuan dalam membela Islam Nusantara yang tidak jelas “nash” nya … Tidak jelas asbabun nuzulnya … Tidak jelas asbabul wuru nya …
Pada akhirnya kita kembali kepada Surat Al A’raf 96 :
… Walaw Anna Ahlalqura Amanu Wattaqaw laa Fatahna Alaihim Barakatan Minassamawati wal Ardhi Walakin Kadzdzabu fa Akhadznahum bima kanu yaksibun …
… Sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami limpahi kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan ayat ayat Kami, maka Kami akan siksa mereka atas apa yang telah mereka lakukan …
Jangan jadi pendusta, jangan mendustakan agama, belajar lah dari sejarah kaum yang mendustakan Allah … Undzur kayfa kaana akibatul mukadzibin.