Dakwah Mengajak ke Jalan Allah

by
foto:istimewa

Dakwah berasal dari bahasa Arab da’a, yad’uu da’watan. Artinya mengajak atau menyeru. Menurut Al Quran dakwah adalah menyeru ke jalan Allah, bukan menyeru kepada golongan, kelompok atau menyeru ke jalan syetan.

Wartapilihan.com , Jakarts — Al Qur’an menyatakan :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS an Nahl 125)

Dakwah adalah pekerjaan seorang mukmin sehari-hari apapun profesinya. Kewajiban mengajak ke jalan Allah, bukan kewajiban kiyai, ustadz atau dai, tetapi wajib bagi tiap mukmin dan mukminat. Dalam surat an Nahl di atas dinyatakan “ud’u”, artinya serulah. Itu adalah fiil amr, menunjukkan kewajiban.

Dakwah tidak hanya bentuknya ceramah di panggung atau majelis taklim. Tapi juga bisa dalam bentuk ngobrol di warung kopi, ngobrol di masjid, dan lain-lain.

Allah SWT berfirman :
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS at Taubah 71)

Jadi mukmin satu dengan mukmin lainnya selalu bersama-sama mengerjakan dakwah, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar. Ini berbeda dengan pekerjaan orang kafir atau munafiq yang pekerjaannya menentang dakwah atau menyuruh kepada yang mungkar dan mencegah pada yang makruf.

Allah SWT menyatakan :
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.” (QS At Taubah 67)
Ayat-ayat tentang dakwah ini juga menunjukkan adanya kerjasama laki-laki dan perempuan dalam dakwah. Jadi dakwah bukan hanya kewajiban laki-laki mukmin saja.

Kalau kita cermati secara seksama, tugas dakwah bagi perempuan adalah lebih berat. Karena ia tiap hari di rumah harus berdakwah atau membimbing anak-anak. Sementara laki-laki banyak di luar, dakwahnya tidak intens sebagaimana perempuan atau ibu yang di rumah.

Dalam surat at Taubah ayat 71 di atas juga ada perintah bahwa laki-laki dan perempuan harus bekerjasama dalam dakwah. Tidak boleh sendiri-sendiri atau tanpa koordinasi. Memang tanpa manajemen yang baik, dakwah akan sulit berhasil.

Maka dalam sejarah, tokoh-tokoh Islam membuat berbagai organisasi dakwah untuk menyukseskan misi dakwah yang mulia ini. Wali Songo di abad 16 dulu, membentuk organisasi dakwah untuk menyiarkan Islam ke seluruh Nusantara. Dilanjutkan kemudian oleh KH Ahmad Dahlan yang membentuk Muhammadiyah, KH Hasyim Asyari membentuk Nahdhatul Ulama, KH Ahmad Surkati membentuk Al Irsyad, Mohammad Natsir membentuk Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan lain-lain. Sedangkan di luar negeri muncul gerakan dakwah Jamaah Tabligh yang didirikan oleh Muhammad Ilyas al Kandahlawi, Ikhwanul Muslimin yang dipelopori oleh Imam Hasan al Bana, Hizbut Tahrir yang didirikan oleh Taqiyuddin an Nabhani, dan lain-lain.

Berdirinya organisasi-organisasi dakwah ini, menjadikan gerakan dakwah makin gencar dan menunjukkan hasil saat ini. Meski demikian, sayangnya, kerjasama gerakan-gerakan dakwah masih belum terlihat erat. Sehingga antara gerakan dakwah satu dengan yang lain cenderung saling menafikan atau sulit bekerjasama. Padahal berdasar at Taubah 71 di atas, gerakan-gerakan dakwah harusnya saling bergandengan erat atau bekerjasama, karena musuh yang dihadapi tidak ringan.

* * *

Kembali pada surat an Nahl 125 di atas dakwah harus disampaikan dengan cara hikmah, pelajaran (keteladanan) yang baik, dan berdebat atau berdialog dengan cara terbaik. Hikmah maksudnya bahwa dalam dakwah harus menyentuh akal dan hati manusia. Jangan hanya menyentuh akal atau hati saja, tapi dua-duanya. Maka dulu Rasulullah saw berhasil dalam dakwah karena menggunakan cara hikmah. Para sahabat diberikan penjelasan ayat-ayat Quran yang menyentuh relung hati dan akal mereka.

Keteladanan dalam dakwah diperlukan. Seorang dai harus menjadi teladan dakwah itu sendiri. Bila ia menyuruh tahajud ke masyarakat, ia yang lebih dulu tahajud. Bila ia menyuruh shalat sunnah ke jamaahnya, ia yang harus lebih memberikan teladan banyak melakukan shalat sunnah dan seterusnya.

Sedangkan debat atau dialog diperlukan, bila sasaran dakwah sulit untuk dibuat mengerti. Boleh debat dilakukan, tapi dengan cara terbaik. Bukan dengan debat saling mengolok atau mencaci misalnya. Tapi debat atau dialog yang argumentatif, sehingga mad’u (sasaran dakwah) menjadi sadar dan menerima dakwah itu.

Kehidupan Rasulullah saw adalah kehidupan dakwah. Dari 23 tahun masa kerasulan Nabi Muhammad saw, 13 tahun diantaranya beliau habiskan di kota kelahiran beliau, Makkah. Sedangkan selama 10 tahun sisanya, beliau berdakwah di Madinah al-Munawwaroh.

Menurut sejarawan Ibn Ishaq, selama tiga tahun pertama Rasulullah saw berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Beliau menyeru orang-orang yang beliau yakini dapat merahasiakan pesan yang dibawanya. Di antara mereka yang masuk Islam pada periode ini adalah Khadijah, Waraqah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakr, Zaid bin Haritsah, Sa’ad bin Abi Waqas, Utsman bin ‘Affan, Zubair bin Awwam, Abd al-Rahman bin ‘Auf, Abdullah bin Mas’ud, dan beberapa orang budak (termasuk Bilal bin Rabah).

Setelah itu, Rasulullah saw berdakwah secara terang-terangan dan hingga puncaknya –setelah 10 tahun- masyarakat Madinah menjadi Muslim dan Rasulullah saw mendirikan peradaban Islam di sana.

Kehidupan Rasulullah adalah kehidupan dakwah. Bisakah kita meneladaninya? Semoga. Wallahu azizun hakim. II Izzadina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *