Bisakah Menjadi Muslim yang Baik Sekaligus Pancasilais?

by
foto:istimewa

Oleh : Dr Adian Husaini

Pada kesempatan di perjalanan menuju kampus di Yogyakarta ini, Dr Adian bicara tentang sikap Muslim terhadap Pancasila. Simak penuturannya :

Wartapilihan.com, Depok –Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,Teman teman sekarang saya sedang berada di Yogyakarta, di daerah Palagan tepatnya di Universitas Islam Indonesia (UII) dalam rangka menghadiri seminar di UII dengan tema “Pancasila dalam Perspektif Keislaman dan Kenegaraan.” Yang akan berbicara Prof. Mahfud MD, Prof Sudjito dari UGM, Danrem Yogjakarta dan saya sendiri. Insya Allah kita akan membahas tentang Pancasila pesertanya sekitar 200 orang.

Kaitan antara Pancasila dan Pendidikan, kita tahu ada mata kuliah wajib seperti PKN dan Pendidikan Pancasila kalau zaman saya dulu ada P4. Kalau anak-anak SD sampai Perguruan Tinggi harus dapat mata pelajaran PKN. Sebetulnya mata pelajaran ini penting jangan diremehkan karena ini pembentuk cara pandang kita dimana kita menjadi warga negara yang baik.

Tema yang akan disampaikan nanti adalah “Bagaimana Kita Berislam dan Berindonesia secara Adil dan Beradab.” Ini yang kita perlu dudukkan, karena kita sebagai seorang Muslim dan juga orang Indonesia. Ingin menjadi muslim sekaligus orang Indonesia yang baik. Kita tidak mendikotomikan keindonesiaan dan keislaman itu.

Bagaimana cara memandang itu harus secara proporsional seperti yang sudah saya sebutkan, secara adil dan beradab. Kita sebagai manusia harus adil bahkan tujuan negara kita pun mewujudkan keadilan sosial. Keadilan sosial bisa terwujud saat kita bisa adil terhadap diri kita sendiri, Tuhan, Nabi kita, pemimpin kita, orang tua, dan adil juga terhadap bagaimana kita memandang negara ini.

Kita melihat bahwa sebagai seorang muslim, negara kita dalam konstitusi disebutkan negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan Yang Maha Esa kita dudukkan dalam tempat yang tepat dan sangat tinggi sebagai satu-satunya Dzat yang berhak disembah dan Dzat yang patut ditaati. Karena Allah, Tuhan Yang Maha Esa adalah sang pencipta alam semesta termasuk negeri kita ini anugerah dari Allah. Negara kita ini aman, tentram, indah, kaya raya alamnya itu juga anugerah dari Allah.

Jadi, loyalitas tertinggi kita kepada Allah swt, adapun loyalitas terhadap yang lain ada di bawah Allah swt. Bagaimana kalau kita misalnya ditanya, “Apakah Indonesia ini sudah sesuai dengan ajaran-ajaran yang ditentukan oleh Allah?”

Bagi kita seorang Muslim itulah ujian bagi kita, kita diuji oleh Allah dengan negeri kita semaksimal mungkin menjadikan negeri kita sebagai negeri yang adil dan makmur dan diridhai oleh Alloh. Tidak ada negara yang sempurna, negeri kita ini sudah lebih baik dari dulu. Dulunya kan bukan negara yang isinya Muslim kemudian datang orang-orang yang optimis berdakwah selama ratusan tahun, para pejuang dan ulama kita. Tidak bersikap pesimis namun berusaha mengislamkan negeri ini dan membuat negeri ini menjadi lebih baik.

Kita juga harus begitu, jika kita lihat ada hal hal di negara kita ini yang belum sesuai syariat islam, misalnya kita kemarin berjuang ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk mengubah pasal KUHP supaya mencakup juga tindakan kriminal yaitu perbuatan homo meskipun sama sama dewasa dan suka sama suka. Dalam KUHP kita yang merupakan warisan penjajahan ini belum termasuk tindakan kriminal, namun permohonan kita ditolak oleh MK dan disuruh ke DPR, kita akan berjuang terus.

Dulu jilbab dilarang di sekolah-sekolah umum sekarang sudah boleh bahkan di kalangan pejabat dan TNI POLRI pun sudah boleh berjilbab. Teruslah kita berjuang karena itulah lahan amal kita, menjadi orang taqwa dimanapun juga. Jadi di negeri ini kita menjadi orang yang baik dan taqwa.

Seorang mukmin harus bersikap baik entah kita tinggal di Amerika, Rusia, Cina, Arab Saudi atau dimanapun tetap saja. Itulah cara pandang kita yang adil dan beradab. Ini masalah yang sangat penting dimulai dari SD. Seorang Muslim yang baik artinya juga bertugas menjadi Pancasilais yang baik. Itulah yang dirumuskan oleh ulama NU pada tahun 1983 di Situbondo. Makna mengamalkan Pancasila itu artinya mengamalkan ajaran Islam bagi orang muslim. Dalam rumusan itu, makna Ketuhanan yang Maha Esa adalah Tauhid dalam ajaran Islam. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Allah disitu adalah Allah SWT. II

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *