Assad Menyerang, Sipil Jadi Korban

by
foto:http://www.aljazeera.com

Warga sipil kembali menjadi korban serangan pemerintah Suriah terhadap pejuang oposisi.

Wartapilihan.com, Ghouta –Puluhan warga sipil tewas dalam serangan udara dan tembakan artileri di Suriah yang dilanda perang Ahad (26/11).

Serangan udara yang menargetkan distrik Ghouta Timur di luar ibukota Damaskus membunuh setidaknya 23 orang dengan pasukan pemerintah Suriah terus meningkatkan tekanan militer terhadap daerah yang dikuasai pemberontak.

“Korban bisa meningkat lebih lanjut karena jumlah orang yang terluka dalam kondisi serius,” kata Rami Abdel Rahman, Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris. Sedikitnya empat anak termasuk di antara korban tewas, tambahnya.

Pusat Media Ghouta setempat juga melaporkan bahwa 23 warga sipil telah terbunuh.
Serangan terhadap Ghouta Timur selama dua minggu terakhir telah menewaskan lebih dari 100 orang, kata Observatorium Suriah.

Ghouta Timur diserang meski terdaftar sebagai “zona de-eskalasi”, tempat aktivitas militer dilarang berdasarkan sebuah kesepakatan yang disahkan oleh Turki, Rusia, dan Iran.

Pejuang di Ghouta Timur telah berhasil menahan pasukan militer Suriah di teluk selama bertahun-tahun perang. Namun, pengepungan pemerintah terhadap distrik tersebut menyebabkan krisis kemanusiaan dengan kekurangan makanan dan obat-obatan yang parah.

Guney Yildiz, dari Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pasukan Suriah meningkatkan serangan terhadap pejuang oposisi sebelum perundingan baru di Jenewa dimulai pada hari Selasa (28/11).

“Saya pikir tujuan utamanya adalah membuat pejuang oposisi merasa lebih lemah menjelang perundingan PBB pekan depan,” kata Guney.

Dia mencatat Ghouta Timur, dengan populasi sekitar 300.000, merupakan target yang signifikan karena letaknya yang sangat dekat dengan Damaskus.

Observatorium Suriah juga melaporkan bahwa serangan udara Rusia pada hari Ahad (26/11) menewaskan 34 warga sipil, termasuk 15 anak-anak, di sebuah desa yang dikuasai oleh ISIS di Provinsi Deir Az Zor timur.

Penggerebekan Rusia dilaporkan menyerang desa al-Shafah di tepi timur Sungai Efrat.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan enam pengebom jarak jauh Tu-22M3 menargetkan posisi ISIS di Provinsi Deir Az Zor dan menyerang “benteng teroris” di lembah dekat sungai.

Deir Az Zor adalah salah satu wilayah terakhir ISIS di Suriah setelah kelompok bersenjata terdesak keluar dari benteng utamanya seperti Raqqa dan Deir Az Zor.

Ratusan ribu orang Suriah telah terbunuh dalam perang sejak dimulai pada bulan Maret 2011 dengan jutaan penduduk yang melarikan diri dari negara tersebut.

Rusia telah menjadi pendukung utama pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad sejak militernya memasuki konflik tersebut pada bulan September 2015. Negara-negara Amerika Serikat, Turki, dan Teluk mendukung pejuang oposisi. Demikian dilaporkan Al Jazeera.

Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *