Seringkali orang salah memahami agama Zoroaster, mereka menyamakan agama tersebut dengan Majusi ( Majus ).
Wartapilihan.com, Depok– Padahal agama Zoroaster adalah agama tauhid dan pembawanya adalah Zarathustra yang mengklaim sebagai untusan Ahura Mazda yang Maha Esa, Maha Perkasa, Maha Elok, Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan seterusnya seperti Asmaul Husna pada Islam.
Sedangkan Majusi adalah paganisme, pemuja dewa api.
Dan lebih dari tiga abad berselang, setelah agama Zoroaster berangsur meredup masuklah kurafat Majus ke dalamnya.
Mungkin karena itu sebagian penulis atau pengomentar agama Zoroaster menyangka agama Zoroaster sama dengan Majusi.
Ada catatan menarik pada agama Zoroaster ini, sebelum Kristen mengenal Paradis, Paradise atau Paradiso, dalam Islam Firdaus ( Surga ), di kitab Avesta telah tercatat kata Firdauce terlebih dahulu ( 500 SM ).
Boleh jadi Zarathustra itu adalah seorang Nabi.
Kitab Avesta Zarathustra memiliki arti Bacaan, sama dengan Al Qur’an yang memiliki arti Bacaan.
Konon kitab Veda juga memiliki arti bacaan.
Adapun agama Hindu dahulunya bernama agama Brahma, juga merupakan agama tauhid yang dibawa oleh bangsa Aria.
Tapi ketika agama tersebut sampai kepada bangsa Dravida, India, yang tinggal dilembah Gangga, Agama Brahma berubah menjadi agama Hindu yang penuh tahayul dan kurafat dewa-dewi.
Maka tidak heran, baik pada Avesta, Veda, Bibel maupun Injil, semuanya sama-sama memberitakan tentang akan datangnya Nabi Akhir Zaman, Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
Kembali kepada Zoroaster, agama tersebut berlangsung cukup lama di Persia.
Salah seorang penganutnya yang amat terkenal adalah Cyrus The Great.
Kaisar Persia inilah yang di kemudian hari menaklukan Babilonia dan mengembalikan Bani Israel yang ditawan oleh Nebukadnezar, Raja Babilon, selama setengah abad ke Yerusalem.
Oleh karena itulah menurut ustadz Yusuf Sueb dalam bukunya “Agama-Agama Besar Dunia”, di kitab Bibel, Cyrus disebut “Mesias-Ku”
( Iwan Hasanul Akmal )