#Wadas Melawan, Keriuhan Digital Seputar Rencana Penambangan Andesit di Wadas

by

Oleh: Ir. Munawar, PhD

Konflik warga dengan penguasa terkait dengan suatu kebijakan nampaknya memang akan selalu terjadi. Paling tidak hal ini tercermin dalam kebijakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam proyek Bendungan Bener.

Wartapilihan.com, Depok– Dengan dalih pengamanan pengukuran proyek Bendungan Bener, ribuan aparat kepolisian menyerbu Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220208113439-20-756397/ribuan-polisi-kepung-dan-tangkap-warga-desa-wadas-alerta-menggema). Dampaknya muncullah tagar #WadasMelawan sebagai bentuk perlawanan warga atas kebijakan tersebut. Bagaimana sebenarnya situasi yang terjadi di dunia digital terkait dengan hal tersebut? Berikut ini adalah analisisnya yang ditarik dari berbagai pemberiataan media online.

Berita penyerbuan aparat kepolisian ke desa Wadas pada tanggal 8 Februari langsung melejitkan pemberiataan mengenai Wadas. Puncaknya terjadi pada tanggal 9 Februari dimana hampir semua media mainstream memberitakan hal tersebut, meski akhirnya mulai menurun. Hanya yang agak aneh adalah fenomena adanya upaya untuk meredam isu tersebut dengan pemberitaan mengenai fakta wadas meski baru muncul beberapa hari terakhir.

Trend Pemberitaan tentang Wadas seminggu terakhir (8 -15 Februari 2022).

Lalu, bagaimana situasi di jagat medsos khususnya Twitter? Berikut ini adalah hasil crawling data dari Twitter dari tanggal 8-15 Februari 2022. Status Wadas Melawan maupun Fakta Wadas tidak terlalu banyak, namun lebih banyak Reply nya dibanding status. Hanya saja reply pada Fakta Wadas jauh lebih banyak dibanding pada Wadas Melawan. Hal ini mengindikasikan banyaknya usaha yang dilakukan untuk meredam tagar Wadas Melawan.

Hasil Crawling Data Twitter dari tanggal 8-15 Februari 2022

Sebenarnya apa yang terjadi ? Mengapa sampai terjadi ‘perang’ di Medsos terkait dengan Wadas? Kalau dilihat pada pemberitaan media online maupun media sosial, pasca penyerbuan aparat kepolisian ke desa Wadas langsung melejitkan tagar #WadasMelawan yang dipelopori oleh akun @Wadas_Melawan guna menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Melihat fenomena tersebut akun @ DiniHrdianti meluncurkan tagar #FaktaWadas untuk menkonter apa yang sudah dilakukan akun @Wadas_Melawan. Bahkan tak kurang buzzer Denny Siregar pun meluncurkan cuitan tentang adanya pembangunan bendungan Bener yang akhirnya menuai banyak hujatan dari warga net karena telah ngarang bebas hanya untuk melakukan pembelaan atas apa yang terjadi di Wadas.

Cuitan Denny Siregar terkait dengan yang terjadi di Wadas

Kalau dilihat dari peta, jarak antara bendungan Bener dengan desa Wadas ada sekitar 11 KM. Terlalu jauh kalau dikatakan Wadas bergolak karena menolak proyek pembangunan bendungan Bener. Warga Wadas sebenarnya tak keberatan dengan pembangunan Bendungan Bener. Warga Wadas hanya mempermasalahkan rencana penambangan andesit di wilayah mereka. https://www.republika.co.id/berita/r778jp459/motif-bisnis-di-balik-rencana-penambangan-andesit-di-wadas

Peta Jarak antara lokasi Bendungan Bener dengan Desa Wadas

Apalagi ada penegasan dari komisi III DPR yang menyatakan bahwa desa Wadas tidak termasuk ke dalam proyek Bendungan Bener (https://www.eramuslim.com/berita/nasional/temuan-komisi-iii-dpr-desa-wadas-tidak-masuk-proyek-bendungan-bener-masyarakat-boleh-menolak.htm#.YgutHehBw2w)

Lalu bagaimana peta ‘pertempuran’ di media sosial Twitter terkait dengan masalah Wadas? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini adalah peta SNA (Social Network Analysis) yang diambil dari percakapan di Twitter dari tanggal 8-15 Februari 2022.

Peta SNA Wadas Melawan vs Fakta Wadas

Dari peta SNA di atas terlihat ada 2 cluster yang saling berlawanan yaitu akun @WadasMelawan dengan @DiniHrdianti. Meski jarak kedua cluster tersebut tidak terlalu dekat, namun terlihat ada upaya dari kedua cluster untuk saling meredam. Menariknya ada banyak pihak yang masuk ke dalam cluster Wadas Melawan, diantaranya adalah Walhi Kalteng, Halhi Nasional dan LBHYogyakarta serta beberapa media nasional seperti CNN Indonesia. Nampaknya mereka benar-benar menyoroti apa yang sedang terjadi di Wadas terkait dengan rencana penambangan andesit . Sebaliknya dari cluster Fakta Wadas dimotori oleh akun @DiniHrdianti yang mencoba membawakan narasi bahwa masyarakat menerima ganti untung, manfaat yang bakalan diperoleh dari bendungan Bener, pengukuran hanya dilakukan pada bidang lahan yang warganya sudah setuju serta alasan pengukuran kenapa perlu didampingi petugas pengamanan.

Aktor yang dominan pada peta percakapan SNA

Untuk memahami fakta yang sebenarnya percakapan yang dominan ada di Twitter yang sudah dicrawl, berikut ini adalah wordcloud dari percakapan tersebut.

Wordcloud percakapan Twitter terkait tagar WadasMelawan

Dari peta wordloud tersebut, kata-kata yang sering muncul adalah fakta, lapang, polisi, rumah, sita, arit. Dari sini Nampak bahwa percakapan yang dominan seputar Wadas Melawan adalah adanya fakta bahwa polisi masuk rumah untuk menyita alat-alat pertanian seperti arit dan lain-lain.

Sangat disayangkan sebenarnya adanya insiden di Wadas. Padahal hak masyarakat untuk menolak adanya rencana penambangan andesit (https://www.eramuslim.com/berita/nasional/temuan-komisi-iii-dpr-desa-wadas-tidak-masuk-proyek-bendungan-bener-masyarakat-boleh-menolak.htm#.YgutHehBw2w). Anehnya pemerintah bungkam saat ditanya siapa kontraktor yang akan membuka penambangan andesit di Wadas. Ada apa ini? (https://politik.rmol.id/read/2022/02/13/523182/temuan-komisi-iii-pemprov-jateng-bungkam-saat-ditanya-siapa-kontraktor-penggarap-tambang-andesit-di-desa-wadas) Selidik punya selidik ternyata rencana penambangan andesit di Wadas tanpa izin. (https://www.cnbcindonesia.com/news/20220211183216-4-314846/ternyata-pemerintah-bebaskan-tambang-desa-wadas-tanpa-izin). Menjadi pertanyaan besar ketika seorang tokoh sekaliber  Gus Mus yang hanya memberikan emoticon sedih atas insiden Wadas, namun diserang oleh para buzzer.

Rasanya pemrop Jateng perlu keterbukaan untuk menyikapi insiden Wadas ini. Masyarakat sudah cerdas melihat berbagai fenomena yang tengah terjadi. Pendekatan represif sudah tidak pada tempatnya dilakukan. Apalagi Wadas adalah pendulang suara Ganjar di pilkada Jateng 2018 yang lalu (https://purworejokab.go.id/web/read/646/pasangan-ganjar-raih-208.411-sudirman-185.881-.html). Seyogyanya dilakukan dialog terbuka kepada masyarakat yang menolak rencana pembukaan penambangan andesit disana. Demikian juga dengan informasi siapa kontraktor yang akan melakukan penambangan disana serta ijin yang seharusnya sudah dikantongi sebelum melakukan penambangan. Pertanyaannya, mungkinkah? Kalau memang niatnya adalah untuk kepentingan bersama rasanya tidak ada hal yang tidak mungkin. Tinggal bagaimana pemrop Jateng bersikap. Untuk itu mari kita lihat bersama-sama bagaimana ending semua ini.

Ganjar Pranowo mendatangi desa Wadas untuk berdiskusi dengan warga yang menolak penambangan (instagram/ganjar_pranowo)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *