Viralisasi Cabe, Bawang, Tempe ala Sandi

by

Pernyataan Sandi,  seratus ribu hanya dapat cabe dan bawang, serta  tempe setipis kartu ATM beberapa pekan belakangan, menghangatkan dunia maya. Kemudian sebuah anomali di dunia maya dapat dilihat disini.

Wartapilihan.com, Depok— Pada suatu kesempatan, Sandi bercerita: “Ibu Lia cekcok sama suaminya gara-gara uang belanja dikasih Rp 100 ribu pulang cuma bawa bawang sama cabai,”

Kisah ini disampaikan Sandiaga di depan para wartawan pada Rabu (5 September 2018) pagi lalu di lapangan basket, GOR Bulungan, Jakarta Selatan. Setelah melakukan lari pagi dan bermain basket, ia mengundang  para wartawan ikut dalam acara bincang-bincang dengan tajuk “Kiat Sandi Uno untuk Menghadapi Dolar yang Semakin Menggila”.

“Tempe katanya sekarang sudah dikecilkan dan tipisnya udah hampir sama dengan kartu ATM. Ibu Yuli di Duren Sawit kemarin bilang, jualan tahunya sekarang dikecilin ukurannya,” kata Sandiaga di rumah Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Jumat, 7 September 2018.

Lengkapnya bisa dilihat di laman www.tempo.co (https://nasional.tempo.co/read/1124823/begini-pernyataan-lengkap-sandiaga-soal-tempe-setipis-atm)

Tak diduga, cerita yang terlihat sederhana ini menjadi viral luar biasa. Akun twitter sandi (@sandiuno, 962ribu), banyak di-mention akun-akun yang mencoba membuktikan cerita Sandi tentang 100ribu hanya dapat bawang dan cabai atau yang tempe setipis kartu ATM. Yang ingin membuktikan ini tetap ada 2 jenis: 1. Yang ingn membuktikan cerita itu salah dan 2. Yang ingin membuktikan cerita itu benar. Perbedaan tujuan akan berakibat cerita yang dibuat akan disesuaikan dengan tujuan, yekaaan…Yuk simak beberapa diantaranya.

Akun Instagram Guntur Romli memposting ulang pengalaman seorang Ibu di Pekanbaru juga yang belanja dengan uang Rp. 100ribu tapi dapat banyak macamnya. Gun Romli berujar: “ Untuk @sandiuno ini ibu di Pekanbaru belanja dgn 100 ribu dapat banyak (bukan cuma bawang & cabe katamu apalagi sampe ribut sama suaminya) cek FBnya sendiri https://t.co/FsaNFA44Ew https://twitter.com/GunRomli/status/1038486710865276929?s=19”

Akun Facebook yang dimaksud Gun Romli adalah milik Silvie Chandra, Sang Ibu memposting: “Belanja dengan uang 100.000 alhamdulillah dapat lumayan banyak …lokasi dipasar RS syariah ullul albab. Pekanbaru yg dekat dengan kampus dan juga dekat dengan bandara…” lengkap dengan video belanjaan dan list pengeluaran belanjanya, termasuk parkir motor.

Terbukti, dengan uang Rp. 100ribu, bisa beli banyak macamnya. Bagaimana dengan yang ingin membuktikan cerita Sandi benar?

Akun @HukumDan (9481), “Cerita uang Rp 100 ribu, yg hanya dapat dipakai untuk berbelanja bawang dan cabai. Menurut Sandi cerita itu didengarnya langsung dari seorang ibu bernama Lia saat berkunjung ke Pekanbaru, Riau. Sama Caleg xxxx ini digoreng rame2 sampe bawa istri segala. 😂😂”

Yang saut-sautan layaknya ‘shopping derby’ ala emak-emak pun digelar di berbagai channel sosmed. Misalnya akun Dewi Ayu di Grup Menuju Pilpres 2019 melaporkan:

“Nie…buat mas Sandiaga Uno…Gw abis belanja di pasar bawa duit rp. 100 rb, masih sisa Rp. 50rb…Jangan nakut2in masyarakat untuk hidup di Indonesia…. Klau bikin statmen yg cerdas… Anda kan calon pemimpin bangsa, ITU JUGA KALO KEPILIH…”. Postingan ini dilengkapi lampiran foto belanjaan. Sontak postingan ini mendapat respon list harga yang mencoba membuktikan kalau belanjaan segitu tidak cukup dengan uang Rp. 50.000. Nah lho…beda tempat memang bisa beda ya..

Belum kelar urusan cabe-bawang seratus ribu, dunia maya kembali diguncang Tempe setipis ATM… masih dari sumber yang sama, yaitu pernyataan Sandi 2 hari setelah Cabe-Bawang-100rb.

Kembali, kreatifitas netizen bertebaran. Ada yang membuat foto ‘head to head’ potongan tempe dengan kartu ATM, ada yang mencoba memasukkan potongan tempe ke Mesin ATM.

Yuk simak yang mencoba memahami maksud Sandi,

Akun @dokterMade (54.500) mencoba berbaik sangka: Pak Sandi gak bohong kok, Pernyataannya kurang lengkap saja. Tempe yang setipis ATM itu adalah kripik Tempe. Kurang kata ‘kripik’ gak usah dipermasalahkan.” Cuitan ini dilengkapi foto keripik tempe yang super tipis itu.  Akun @LxKesa (1.325), dengan kocak mentweet:  “…..Sandi bilang tempe goreng sudah setipis kartu ATM, xxx langsung rame2 pasang foto tempe disandingin ma kartu ATM. Untung Sandi kagak bilang, tempe sekarang Rp. 5.000 cuma dapat seupil.” Hehe…iyakali, tempe disandingkan dengan upil…Akun @mtaufiknt tidak kalah kocak: “Katanya xxxx, kok masih mempersoalkan kalimat “tempe menjadi setipis ATM“, apalagi dia jg org jawa yg di sana biasa pake majaz hiperbola, misal: “tempe kok sak upil-upil” (upil = kotoran hidung yg sdh mengeras), apa langsung terbayang dibenaknya klo upil dia segede tempe :-)”

Bagaimana yang mencoba memahami dengan metode ‘pembuktian ilmiah’ atau by riset?

Akun @GubernurKW (1.489): “TEMPE SETIPIS KARTU ATM, ujar Sandiaga Uno. Saat beliau sowan ke rumah Ibu Shinta (istri alm. GUS DUR), Sandiaga Uno dihadiahi Tempe Goreng. . Kira-kira bagaimana perasaan beliau?”. Ini dimaksudkan apakah Sandi mengerti sindiran halus dari Bu Shinta yang menunjukkan bahwa tempe mendoan lebih besar dan lebih tebla dari kartu ATM. Tidak ada konfirmasi resmi dari pihak Bu Shinta kalau pemberian tempe mendoan ini adalah komunikasi tingkat tinggi untuk mengkritik pernyataan Sandi. Lain lagi akun @kudiLaaa , “Belanja minggu ini. Ukuran tempe sama aja dari 3 taun lalu pertama kali belanja di pasar kranggan ampe skrg. harga juga tetep 5k. Dan ini stok seminggu ga sampe 300k abisnya. Jd yg blg dolar naek harga naek ama tempe setipis kartu atm ga berlaku di bekasi”. Iya dech, Alhamdulillah.  Nada agak keras disampaikan akun @dkarhita (3.477): “mumpung pagi, mari dinikmati tempe yg tak setipis kartu atm, ucapan itu sih xxxxx yg biasa dilakukan xx sandi UNO!

Secara bijak, tokoh senior Sujiwo Tedjo, dengan Akun @sudjiwotedjo (1.58juta) sempet mentwit: “Sandiaga Uno salah waktu bilang bahwa di saat serba mahal ini tempe sudah setipis kartu ATM. Tempe goreng ternyata masih gak setipis itu kok. Tapi Sandi benar krn keripik tempe di Malang bisa setipis ATM. Sandi bisa salah bisa bener. Begitu jg Jokowi. Dan aku juga. WOLES”

Viral kedua issue yang bersumber dari Sandi ini, secara popularitas tentu  saja memguntungkan Sandi. Terlepas dari sentimen positif atau negatif yang terbentuk, viralisasi dari yang pro maupun yang kontra telah memberikan andil semakin naiknya ‘brand awairness’ Sandi.

Kalau viral dengan sentimen negatif apakah berguna? Ya, bila tim Sandi dalam hal ini, bisa mengolahnya menjadi titik awal akuisisi ‘lovers’ baru. Akuisisi tentu saja ditujukan kepada mereka yang selama ini tidak terlalu ‘ngeh’ Sandi siapa atau sering  disebut ‘swing voters’. Viralisasi, sekalipun bermuatan sentimen negatif, akan mengundang ‘swing voters’ untuk mencari tahu ‘siapa’, ‘mengapa’, dan ‘bagaimana’. Disinilah Tim Sandi harus sudah siap dengan informasi-informasi bersentimen positif yang secara teratur disuntikan ke netizen.

Rupanya ada juga yang menyadari bahaya mem-viralkan sesuatu yang tidak disukai,  malah kontra produktif. Diantaranya akun @ariefnoviandi,sempat mencuit: “ Sbnrnya ini taktik lama uno. Dia pasti tau 100 rb gak cm bisa beli cabe bawang, atau tempe setipis atm. Cuma gegara ini, kita terjebak mengangkat dia di topik pembicaraan dan pemberitaan. Lalu survey akan menangkap tingkat popularitasnya tinggi.”

Sebenarnya pada kurun waktu yang sama, ada berita yang cukup menarik perhatian netizen, yaitu Presiden yang sempat bermain bulutangkis dengan Sultan Brunai. Pernyataan Pak Presiden yang menarik: “Saya keluar keringat sampai 2 ember”. Ini memang berita lama, (https://nasional.kompas.com/read/2018/05/03/19501641/tanding-bulu-tangkis-dengan-sultan-bolkiah-jokowi-keluar-keringat-2-ember)  Hanya saja, berita ini dianggap bersesuaian sebagai ‘hiperbolisme’seperti layaknya pernyataan-penyataan Sandi. Atau kegiatan kunjungan Presiden ke Korea dan Vietnam yang sebenarnya penuh dengan acara-acara  menarik.

Sayang, keriuhan bawang-cabe-tempe mengurangi perhatian Netizen terhadap kegiatan Presiden. Padahal Pak Presiden yang sempat berinteraksi dengan personil SuJu misalnya, potensial viral.

Pada akhirnya, siapa yang mendapat manfaat dari sebuah perbincangan di media sosial adalah yang jeli mengelola issue dalam jangkauan kendali. Pandai melakukan observasi sambil terus berinteraksi. Wallahu A’lam

Abu Faris,
Praktisi Media sosial tinggal di Depok
https://www.linkedin.com/in/kus-kusnadi-42214635/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *