Tol yang justru berbayar bagi para konsumennya justru membahayakan dan tak lagi aman. Mengapa bisa terjadi?
Wartapilihan.com, Jakarta –Teror pelemparan batu di KM 6+300 Jalan Tol Jakarta-Cikampek menewaskan seorang penumpang mobil Toyota Cayla G-8696-ZP.
Peristiwa tersebut terjadi dua kali pada hari yang sama, Selasa 5 Juni lalu pada mobil lainnya. Insiden pertama terjadi sekitar pukul 04.13 WIB, tetapi dalam kejadian tersebut tak ada korban jiwa dan mobil mengalami kerusakan pada kaca.
Diduga, batu besar tersebut dibawa dari bawah menuju Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dan ada pihak yang sengaja melemparkannya ke jalanan.
Aksi vandalisme ini hanyalah salah satu. Menurut Tulus Abadi selaku Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengatakan, ada beberapa perilaku vandalisme lainnya yang dapat merugikan konsumen, seperti merusak JPO dengan mencuri kawat jembatan dan juga mencuri drainase air.
“Saya mohon kepada masyarakat agar tidak melakukan aksi vandalisme yang demikian, karena selain merugikan fasilitas publik, juga dapat membahayakan bagi konsumen lainnya,” kata Tulus, dalam acara ‘Apa Kabar Indonesia’ di tvOne, Minggu pagi, (10/6/2018).
Atas hal tersebut, Tulus menekankan agar diadakan pendekatan yang sosiologis, bukan hanya pendekatan hukum agar terlihat apa penyebab orang melakukan aksi vandalisme tersebut.
“Harus ada pendekatan sosiologis, bukan hanya sekedar hukum. Apakah mereka pernah kecewa akibat penggusuran jalan tol, dan lain sebagainya,” terang dia.
Hal yang sangat ia sayangkan ialah ketika kejadian tersebut terjadi, namun pihak pengelola jalan tol tidak segera memberikan pertolongan, melainkan menunggu ambulans sehingga nyawa korban tak tertolong.
“Penanganan terkesan lambat dan tidak ada yang menolong. Ambulans ada di setiap rest area, tetapi kan yang penting menit kedatangannya yang dibutuhkan, bukan banyaknya ambulans. Penyelamatan dari udara, pihak Jasa Marga juga belum ada,” tukasnya.
Maka dari itu, ia merekomendasikan agar Jasa Marga terus rutin dalam mengontrol jalan tol dan fasilitas publik yang sangat berbahaya bagi konsumen jika lalai.
“Jasa Marga harus rutin mengontrol jalanan tol dan jembatannya karena sangat vital, bisa fatal bagi pengguna jalan,” pungkas dia.
Di sisi lain, Jasa Marga membuat upaya pencegahan agar insiden pelemparan batu dari atas JPO ke pengguna tol supaya tidak terulang lagi, yaitu dengan upaya meningkatkan penerangan jalan.
“Untuk mencegah kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari, kami berupaya untuk meningkatkan titik-titik penerangan di lokasi rawan gangguan kamtibmas,” kata AVP Corporate Communication PT Jasa Marga, Dwimawan Heru.
Tak hanya itu, Jasa Marga juga akan menempatkan CCTV di lokasi-lokasi rawan gangguan kamtibmas. Jasa Marga juga akan mengecek ulang keberadaan pagar-pagar di JPO.
“Dan tentunya kami akan melakukan pergaikan (pagar di JPO) jika ditemukan kerusakan,” lanjutnya.
Heru menyesalkan kejadian yang menimpa korban. Dia juga menyampaikan duka cita atas meninggalnya Saeful.
“Atas insiden tersebut, Jasa Marga menyesalkan pelemparan batu oleh orang tidak bertanggung jawab tersebut dan menyampaikan dukacita yang sedalam-dalamnya atas peristiwa yang menimpa korban,” ujarnya.
Eveline Ramadhini