Hubungan antara Amerika Serikat – Turki kian memburuk. Turki menuduh adanya spionase yang mengancam pemerintahannya.
Wartapilihan, Washington –Kedutaan Turki di Washington mengatakan bahwa pihaknya perlu “menilai kembali” komitmen pemerintah AS terhadap keamanan utusan dan pegawainya.
Sebuah pernyataan yang sangat mirip sebelumnya dilakukan oleh kedutaan besar AS di Ankara.
Ini terjadi setelah seorang konsulat AS di Istanbul ditahan pada pekan lalu karena dicurigai memiliki hubungan dengan seorang ulama yang dipersalahkan atas kudeta yang gagal tahun lalu di Turki.
Washington mengutuk tindakan tersebut tanpa dasar dan merusak hubungan bilateral.
Menurur kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah Turki, konsulat tersebut adalah seorang lelaki berkewarganegaraan Turki.
Metin Topuz dituduh melakukan spionase dan “berusaha menggulingkan pemerintah dan konstitusi Turki.” Kantor berita Anadolu melaporkan bahwa dia diduga melakukan komunikasi dengan mantan kepala polisi dalam sebuah penyelidikan korupsi tahun 2013. Sebanyak 121 orang terlibat dalam usaha kudeta dan ratusan orang yang menggunakan aplikasi olahpesan mobile terenkripsi.
Hamza Ulucay, penerjemah Konsulat AS di Provinsi Selatan Adana, ditangkap pada bulan Maret karena diduga memiliki hubungan dengan militan Kurdi yang dilarang.
Dalam pernyataannya pada hari Ahad, kedutaan besar Turki di Washington mengeluarkan pernyataan: “Peristiwa terakhir telah memaksa pemerintah Turki untuk menilai kembali komitmen pemerintah AS terhadap keamanan fasilitas dan personil misi Turki.
“Untuk meminimalkan jumlah pengunjung misi diplomatik dan konsuler kami di AS sementara penilaian ini berjalan efektif, kami segera menghentikan semua layanan visa untuk warga AS di misi diplomatik dan konsuler kami di AS.
“Tindakan ini akan berlaku untuk e-visa dan visa perbatasan.”
Pernyataan Turki hampir sama dengan yang dilakukan Amerika sebelumnya yang hanya mengganti nama negara.
Utusan Amerika mengatakan bahwa “semua layanan visa non-imigran di semua fasilitas diplomatik AS di Turki” telah ditangguhkan.
Visa non-imigran dikeluarkan untuk mereka yang bepergian ke AS untuk pariwisata, perawatan medis, bisnis, pekerjaan sementara, atau studi.
Mereka yang mencari kewarganegaraan atau tinggal permanen mengajukan visa imigran AS.
Ankara telah berbulan-bulan menekan Washington untuk mengekstradisi ulama Fethullah Gulen yang berbasis di AS atas dugaan perannya dalam usaha kudeta Juli 2016.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Gulen menghasut kerusuhan tersebut. Atas tuduhan tersebut, Gulen menolaknya.
Hubungan antara Turki dan AS tegang karena ketidaksetujuan pada militan Kurdi Suriah yang didukung oleh AS dalam perang melawan kelompok ISIS.
Turki menganggap mereka sebagai kelompok teroris dan perpanjangan Partai Pekerja Kurdistan atau PKK, yang telah melancarkan pemberontakan di wilayah perbatasan Turki selama lebih dari 30 tahun. Demikian dilaporkan oleh Associated Press dan BBC.
Moedja Adzim