Wartapilihan.com, Ankara – Turki telah mengakhiri operasi militer “Perisai Efrat” yang diluncurkan di Suriah pada Agustus tahun lalu, kata Perdana Menteri Binali Yildirim pada hari Rabu (29/3). Ia memperkirakan bahwa mungkin akan ada operasi militer lintas perbatasan di masa datang.
Turki mengirim pasukan, tank, dan pesawat tempur untuk mendukung Tentara Pembebasan Suriah (FSA) untuk memukul mundur pejuang ISIS dari perbatasan dan menghentikan kemajuan pejuang milisi Kurdi.
“Operasi Perisai Efrat telah berhasil dan selesai. Setiap operasi berikut ini akan memiliki nama yang berbeda,” kata Yildirim dalam sebuah wawancara dengan penyiar NTV.
Dalam operasi Perisai Efrat, Turki berhasil mengambil kota perbatasan Jarablus di sungai Efrat dan membersihkan pejuang ISIS sekitar 100km perbatasan. Yildirim mengatakan bahwa “semuanya di bawah kontrol”.
Tentara Turki masih ditempatkan di daerah aman dan di sepanjang perbatasan. Jumlah pasukan Turki yang terlibat dalam operasi Perisai Efrat belum diungkapkan.
Salah satu tujuannya adalah untuk menghentikan milisi YPG Kurdi dari persimpangan sungai Efrat ke arah barat.
Turki memandang YPG sebagai perpanjangan dari kelompok militan PKK Kurdi di Suriah yang telah melakukan pemberontakan di tenggara Turki sejak tahun 1984 dan dianggap sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Dengan tentara terbesar kedua di NATO, Turki mencari peran militernya dalam serangan pada Raqqa, salah satu dari dua ibukota ISIS secara de facto bersama dengan Mosul di Irak. Namun, Amerika Serikat berbelok mendukung YPG.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan Turki sedih karena Amerika Serikat dan Rusia bekerja sama dengan YPG di Suriah. Demikian dilaporkan Reuters. I
Reporter : Moedja Azim