Trump Berulah, PBB Disalahkan

by
foto:http://www.aljazeera.com/

Haley menuduh PBB justru melakukan kerusakan perdamaian Palestina-Israel.

Wartapilihan.com, New York –Duta Besar AS untuk PBB mengatakan dalam sebuah pertemuan darurat di Dewan Keamanan PBB bahwa PBB telah menjadi kekuatan negatif dalam proses perdamaian antara Israel dan Palestina.

Pertemuan darurat tersebut dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada hari Rabu (6/12) dan mengatakan bahwa dia akan memulai proses perpindahan kedutaannya di sana.

“PBB telah melakukan lebih banyak kerusakan pada prospek perdamaian Timur Tengah daripada memajukan mereka”, Nikki Haley, Duta Besar AS,  menambahkan bahwa “PBB telah menjadi salah satu pusat permusuhan terdepan di dunia terhadap Israel.” Pernyataan tersebut tentu saja aneh, karena ulah Trump, PBB yang malah disalahkan.

Keputusan Trump telah menyebabkan kemarahan dan mendorong demonstrasi di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki dan mendapat kecaman internasional serta demonstrasi di kedutaan besar Israel di seluruh dunia.

Sedikitnya dua orang Palestina terbunuh dalam demonstrasi tersebut dan beberapa lainnya telah terluka.

Haley mengatakan pada pertemuan darurat bahwa di “setiap negara di dunia, kedutaan besar AS berada di ibu kota negara tuan rumah. Israel seharusnya tidak berbeda.”

Pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel tidak berarti AS telah “mengambil posisi di perbatasan atau perbatasan” kedaulatan Israel di kota suci tersebut, kata Haley.

Hal tersebut akan ditentukan selama negosiasi antara otoritas Israel dan Palestina.

Langkah tersebut juga tidak mendukung perubahan status situs suci atau Masjid al-Aqsha, situs tersuci ketiga dalam Islam, yang menurut banyak orang Yahudi  adalah lokasi Bukit Bait Suci, situs tersuci dalam Yudaisme, kata Hailey.

Analis mengatakan pihaknya telah menelanjangi AS dari statusnya sebagai perantara jujur dalam proses perdamaian dan membuat marah pejabat Palestina seperti Jibril Rajboub, yang mengatakan bahwa warga Palestina “tidak akan menerima” Wakil Presiden AS Mike Pence selama kunjungannya akhir bulan ini.

Saeb Erekat, juru runding kepala Palestina, mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Jumat bahwa orang-orang Palestina tidak akan berbicara dengan AS sampai Trump membalik keputusannya.

Erekat juga mengatakan bahwa pimpinan Palestina mempertimbangkan semua pilihan sebagai tanggapan atas pengumuman Trump.

Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *