Tentara India Menembak Mahasiswa Kashmir

by
Sumber: http://aje.io/2pgfd

Pelajar dan warga Kashmir protes setelah seorang mahasiswa tewas ditembak tentara. Mahasiswa berusia 19 tahun tersebut merupakan warga sipil yang tidak bersenjata.

Wartapilihan.com, Kashmir – Tentara India membunuh seorang mahasiswa berusia 19 tahun yang tidak bersenjata yang mereka tuduh sebagai pemberontak.

Penembakan tersebut terjadi pada hari Selasa (22/8). Kematian remaja tersebut, Shahid Bashir Mir, menyebabkan demonstrasi pada hari Kamis (24/8) di Handwara, di bagian utara Kashmir yang dikelola India.

Warga Desa Daril Tarthpora bentrok dengan polisi karena mereka menuntut penyelidikan kriminal terhadap tentara yang terlibat dalam pembunuhan Mir.

Pengunjuk rasa membawa mayat Mir di peti mati, namun menolak untuk mengubur korban sampai penyelidikan dilakukan.

Kepala polisi Kashmir Muneer Khan mengatakan kepada wartawan bahwa Mir adalah seorang sipil dan tidak ada senjata yang ditemukan padanya.

“Bagaimana dia terbunuh adalah masalah penyelidikan,” kata Khan.

Tentara India pada hari Selasa lalu telah mengklaim bahwa mereka membunuh seorang “militan” saat baku tembak di sebuah hutan desa.

Penduduk setempat mengidentifikasi pemuda tersebut sebagai mahasiswa dari Degree College Handwara yang mereka katakan telah hilang selama dua hari.

Anggota keluarga Mir mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia dijemput pada hari Senin (21/8) oleh sebuah konvoi tentara dan sejak itu hilang.

“Kami tidak melihat dia setelah hari itu, saya pergi ke semua tempat, ke hutan, ke setiap desa, tapi saya tidak dapat menemukannya,” kata ayah Shahid, Bashir Ahmad Mir.

“Suatu hari, saya mendapat telepon dari kantor polisi untuk mengidentifikasi mayat. Ketika kami melihatnya, tubuh anak laki-laki saya terkoyak dan wajahnya rusak. Kami terkejut,” kata Mir.

Karena takut protes keras, pemerintah meliburkan perguruan tinggi dan sekolah di Kashmir utara.

“Kita tidak bisa membiarkan pemuda terbunuh seperti ini,” kata pemrotes Nazir Ahmad kepada Al Jazeera.

“Lebih baik bergabung dengan militansi dan bertarung mati daripada dibunuh seperti ini. Apa kejahatannya, berapa lama pertumpahan darah ini akan berlanjut?”

Aktivis hak asasi manusia, Khurram Parvez, mengklaim bahwa ada hadiah finansial untuk membunuh pejuang.

Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *