Oleh: Inayatullah Hasyim
Pada mulanya, anting adalah tanda yang diberikan seorang tuan kepada budak wanitanya. Dengan kata lain, bila seorang wanita telah dilubangi daun telinganya, maka dia tak lagi menjadi manusia yang sempurna. Hidupnya menjadi milik orang lain.
Wartapilihan.com, Jakarta –Tradisi ini dijalankan oleh orang-orang Yahudi sebelum Islam sebagaimana diterangkan dalam Injil, kitab Exodus 21:6.
Ketika Islam datang, tradisi melubangi daun telinga itu pun sudah ada di tengah masyarakat Arab. Hanya saja, anting telah berfungsi sebagai asesoris penghias kecantikan wanita. Tidak ada satu keterangan yang menyebutkan Rasulallah SAW melarang wanita memakai anting atau memerintahkannya.
Pernah, suatu hari, Rasulallah SAW menganjurkan para wanita berinfaq, dan mereka bersegera mencopot anting dari telinganya, lalu perhiasan itu dikumpulkan oleh Bilal bin Rabah.
Kisah lainnya, Aisyah menceritakan kepada Rasulallah bahwa suatu hari dia dan sepuluh orang wanita lainnya duduk-duduk bersama, lalu Ummu Abu Dzar, salah satu wanita dalam obrolan itu, mengatakan bahwa telinganya sampai berat membawa-bawa anting yang diberikan suaminya, Abu Dzar al-Ghifari.