Tapol Mesir Disiksa

by
Para tahanan politik di Mesir. Foto: VOA Islam

Penjara Mesir menyiksa dan mengisolasi para tahanan, terutama tahanan politik. Hal ini dikecam keras oleh lembaga HAM internasional.

Wartapilihan.com, Kairo – Mesir menahan tahanan politik di “penjara isolasi berkepanjangan dan tak terbatas” yang terindikasi terdapat “penyiksaan,” sebuah kelompok hak asasi internasional mengatakan Senin (7/5).

Dalam sebuah laporan baru, Amnesty International mengatakan puluhan aktivis hak asasi manusia, jurnalis, dan anggota oposisi yang ditahan di kurungan isolasi menghadapi “pelecehan fisik yang mengerikan”.

Para tahanan megalami “serangan panik, paranoia, hipersensitivitas terhadap rangsangan, dan permasalahan konsentrasi dan memori,” katanya.

Mesir telah menahan ribuan orang, terutama kalangan Islamis, tetapi juga beberapa aktivis sekuler terkemuka, sejak militer menggulingkan seorang presiden Islamis yang terpilih , Mohammed Morsi, pada tahun 2013. Morsi sendiri dilaporkan telah ditahan di kurungan isolasi sejak lima tahun terakhir.

 

“Di bawah hukum internasional, kurungan isolasi hanya dapat digunakan sebagai tindakan disiplin terakhir, tetapi pihak berwenang Mesir menggunakannya sebagai hukuman ‘ekstra’ yang mengerikan bagi tahanan politik,” kata Najia Bounaim, Direktur Kampanye Amnesty di Afrika Utara.

Kelompok yang bermarkas di London itu mengatakan telah mendokumentasikan 36 kasus tahanan yang ditahan di sel isolasi, termasuk 6 orang yang telah diisolasi dari dunia luar sejak 2013. Dikatakan bahwa para tahanan dalam kurungan isolasi tetap berada di sel mereka selama 22 jam sehari.

Amnesti dan kelompok hak asasi lainnya mengatakan penyiksaan dan pelecehan meluas di penjara Mesir.

Laporan tersebut berdasarkan pada puluhan wawancara dengan mantan tahanan dan dengan anggota keluarga dari tahanan saat ini, kelompok itu mengatakan pelanggaran berkisar dari pemukulan hingga kekurangan makanan, penghinaan, dan pembatasan gerakan selama bertahun-tahun.

Narapidana yang ditahan di sel isolasi “menderita depresi, insomnia, dan keengganan untuk bersosialisasi atau berbicara dengan orang lain ketika dilepaskan kembali ke populasi penjara,” katanya.

Pengasingan yang berkepanjangan ini biasanya bertujuan untuk mendapatkan pengakuan dan menghukum tahanan karena memprotes perlakuan buruk, tetapi beberapa ditahan di kurungan isolasi murni karena aktivitas politik mereka di masa lalu, kata Amnesty.

“Kondisi penjara di Mesir selalu buruk, tetapi kekejaman yang disengaja dari perlakuan ini menunjukkan penghinaan yang lebih luas untuk hak asasi manusia dan martabat oleh pemerintah Mesir,” kata Bounaim.

Kementerian Dalam Negeri Mesir di masa lalu telah membantah tuduhan penyiksaan sistemik, menyalahkan setiap pelanggaran pada individu dan mengatakan mereka dimintai pertanggungjawaban. Beberapa petugas telah diadili dan dihukum karena penyiksaan, sementara yang lain telah dibebaskan.

Mesir mengatakan langkah keamanan yang ditingkatkan diperlukan untuk memerangi gerakan ekstremis ISIS dan kelompok bersenjata lainnya yang telah meningkatkan serangan sejak 2013. Demikian dilaporkan Associated Pres.

Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *