Tanpa Tuntunan Al Quran, Indonesia Akan Rusak (Serial Cerita Politik 11)

by
foto:istimewa

Pagi itu Akal dan Budi bertemu di Masjid Baitul Quran di Cimanggis Depok. Semalam, mereka beriktikaf bersama memburu Lailatul Qadar. Kini mereka kembali mendiskusikan situasi terakhir perpolitikan Indonesia.

Wartapilihan.com, Jakarta —Akal : Bud, kini ramai banget ya yang pingin jadi presiden 2019

Budi : Iya, manusia kan punya nafsu kekuasaan. Jadi wajar saja banyak yang pingin.

Akal : Tapi kalau dipikir-pikir, sebenarnya siapa yang layak jadi presiden?

Budi : Emmm, kalau saya begini. Sebenarnya yang penting bukan siapanya tapi apa yang dilakukannya nanti bila jadi presiden…

Akal : Maksud kamu…

Budi : Nanti ketika ia memegang nomer satu kekuasaan di negeri ini, ia makin mendekatkan bangsa ini ke Al Quran atau makin jauh dari Al Quran

Akal : Wah menarik Bud analisamu ini. Kayaknya kamu barusan tadi malam dapat Lailatul Qadar he he

Budi : Gini Kal…Kalau kita fikir secara mendalam, untuk apa kekuasaan itu, mau dibawa kemana bangsa ini. Kekuasaan itu dalam Islam, harus berlandaskan pada Al Quran. Penguasa itu menurut Al Quran harus memiliki sifat seperti para Nabi. Adil, jujur, cerdas, merakyat dan seterusnya. Coba lihat surat al Hajj 41

Akal : (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.

Budi : Itulah tugas utama penguasa. Menegakkan shalat. Yakni mengajak masyarakatnya untuk bersama-sama beribadah kepada Allah dengan sebaik-baiknya. Mencintai masjid, mencintai shalat jamaah, mencintai shalat sunnah dan seterusnya. Menunaikan zakat, maknanya mengajak masyarakat untuk bersama-sama menggalakkan zakat bukan pajak. Menggalakkan sedekah bukan riba. Menggalakkan perdagangan bukan rente dan seterusnya. Pemimpin harus menyejahterakan rakyatnya lewat zakat, sedekah dan seterusnya. Kekayaan tidak boleh beredar hanya kepada orang-orang kaya, seperti kita lihat saat ini. Zakat itu ada makna spiritualnya, pajak tidak. Jadi kita ‘salah kedaden’ mencontoh ekonominya Barat, bukan ekonomi Al Quran atau ekonomi Islam. Selama kita mengcopy paste ekonomi Barat, bukan ekonomi Islam, negeri kita akan terus mengalami krisis dan bisa tambah rusak ekonomi kita. Barat sendiri mengalami kebingungan dalam soal pajak ini…

Akal : Terus kalau amar makruf nahi mungkar apa maknanya?

Budi : Ya pemimpin harus sekuat tenaga menegakkan amar makruf nahi mungkar. Pemimpin bersama rakyat menegakkan bersama-sama. Tanpa bantuan rakyat, sulit menegakkan amar makruf nahi mungkar ini. Oleh karena itu, pemimpin harus dikelilingi oleh ulama atau cendekiawan Islam dalam upaya ini. Sehingga pemimpin bisa dengan pasti menyatakan suatu hal itu makruf atau mungkar.

Akal : Kalau kita lihat, pemimpin kita dalam memimpin juga banyak niru Barat ya. Mereka terkecoh dengan kemakmuran Barat, padahal rakyatnya banyak yang krisis jiwanya.

Budi : Ya betul. Coba lihat di Jepang, ekonominya maju, tapi banyak rakyatnya yang bunuh diri. Juga di Cina dan lain-lain. Makanya obat satu-satunya sebuah bangsa untuk adil dan makmur adalah kembali pada Al Quran. Karena Al Quran ini wahyu Allah, bukan ciptaan manusia. Puncak-puncak ilmu ada dalam al Quran. Lihat tipe-tipe manusia, ada dalam Al Quran. Lihat kisah-kisah baik dan buruk ada dalam al Quran. Lihat politik hebat Nabi Yusuf, Musa, Ibrahim, Nabi Muhammad dan lain-lain dalam mengalahkan penguasa zalim saat itu, ada dalam Al Quran.

Akal : Betul, jadi kalau bangsa kita dan para pemimpinnya meninggalkan resep-resep Al Quran dalam mengatasi krisis ekonomi, krisis social dan lain-lain, bangsa kita akan makin terpuruk. Al Quran menyatakan : “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS al A’raf 96).

Budi : Sekarang pertanyaannya Bud, untuk melangkah ke sana, melangkah yang dimaui Al Quran, yang diubah manusia atau sistemnya?

Akal : Dua-duanya.

Budi : Ya betul dua-duanya. Tapi yang pertama adalah manusianya dulu. Karena manusianya inilah yang akan menentukan sistem yang dipake apa. Apa sistem jahiliyah atau sistem al Quran.

Akal : Kalau gitu, pendidikan Al Quran sangat penting ya untuk bangsa ini.

Budi : Bukan hanya untuk bangsa ini Bud, Pendidikan al Quran penting untuk semua bangsa. Karena Al Quran ini kan bukan hanya untuk manusia Indonesia, tapi juga manusia Arab, Eropa, Afrika dan lain-lainnya.

Akal : Al Quran ini sesuai dengan fitrah manusia. Lihat orang-orang pinter di Eropa, mereka yang mau berfikir berbondong-bondong masuk Islam.

Budi : Alhamdulillah. Itu adalah karunia dari Allah. Kita hanya berusaha dengan dakwah semampu kita.

Akal : Saya yakin dengan Al Quran dunia ini akan maju, adil dan makmur.

Budi : Betul Kal. Bukan hanya bangsa Indonesia saja, tapi seluruh dunia. Karena pada hakikatnya kita ini kan hidup di bumi Allah. Bumi para Nabi yang Allah utus dulu. Tanpa kerjasama berbagai negara, sulit sebuah negara bisa maju. Karena kekayaan sebuah negara berbeda-beda antara satu negara dengan negara yang lainnya. Indonesia kaya flora, fauna, tapi kurang sumberdaya manusia yang pintar. Eropa punya banyak manusia pintar, tapi miskin sumberdaya alami. Arab punya kekayaan minyak luar biasa, tapi miskin flora dan fauna dan seterusnya.

Akal : Upaya penyatuan negara itu kan sudah dimulai PBB?

Budi : Ya. Tapi PBB yang dipimpin Amerika ini kan menimbulkan kesengsaraan yang luar biasa. Karena Amerika memimpin dunia ini bukan dengan Al Quran, tapi dengan hawa nafsunya. Maka lihatlah yang terjadi, perang Iran Irak, perang Amerika Irak, Rusia Afghanistan, Pembasmian Chechnya, Penjajahan Israel atas Palestina dan lain-lain.

Akal : Bagi Amerika, kekuatan adalah senjata. Mereka yang senjatanya paling canggih yang akan menang. Makanya lihat, negeri-negeri Muslim dilarang punya nuklir. Tapi Israel punya nuklir dibiarkan. Amerika Israel memang biang kerusakan dunia ini.

Budi : Tapi gini Kal. Firasat saya kok dunia ini akan kembali ke Islam ya. Sejahat-jahatnya Amerika dan Israel, mereka kan punya nurani ya. Nurani inilah yang kita ketuk. Kita jangan berjuang pake senjata, karena kita pasti kalah. Mereka menguasai satelit, menguasai senjata yang paling mutakhir, bagaimana kita lawan mereka?

Akal : Maksudnya…

Budi : Gini kita ajak mereka bersama-sama hidup dalam damai. Kita serukan penghapusan senjata api di dunia. Siapa yang tidak mau Kal? Ini kan seperti khayalan. Tapi ini mungkin Kal. Kalau para cendekiawan dan tokoh-tokoh menyerukan gerakan bersama, gerakan tanpa senjata api ini mungkin terjadi. Ini kan seperti yang diramalkan Rasulullah saw, bahwa manusia di zaman akhir nanti kembali senjata-senjata tradisional…Perang itu menjemukan Kal. Coba baca kisah-kisah veteran perang, mereka kan pingin hidup damai.

Akal : Gimana Bud caranya..

Budi : Coba kita kirim surat, hubungi temen-temen kita yang punya pengaruh di masyarakat untuk seruan ini. Saya yakin ini makin lama makin seperti bola salju, menggelinding..

Akal : Ya coba, Bismillah.. (Akal dan Budi berkirim surat ke tokoh-tokoh yang mereka kenal, untuk gerakan tanpa senjata api ini)

Budi : O ya itu ada tokoh NU yang ke Israel menurutmu gimana?

Akal : Ya janganlah. Kita kan nggak punya hubungan diplomatic dengan Israel…

Budi : Kalau aku gini Kal. Biarin aja dia ke Israel. Tapi syaratnya dia disana harus berani membeberkan keburukan dan kejahatan-kejahatan Israel. Dia harus berani mendakwahkan Islam di sana. Kalau itu dilakukannya saya setuju. Tapi kalau di sana hanya untuk travelling dan memuji-muji Israel, nggak ada gunanya. Itu sampah.

Akal : Ya Bud, memang zaman ini zaman kecerdasan. Bukan zaman senjata, sebagaimana dulu. Zaman persatuan, bukan zaman perpecahan. Zaman kerjasama bukan zaman peperangan.

Budi : Ya semoga Allah mengabulkan usaha kita ini Kal. Bersama-sama menciptakan perdamaian dunia. Sehingga kita dapat mendidik anak-anak kita dan masyarakat sebaik-baiknya. Bukan zamannya lagi Kal, kita mendidik anak dengan senjata api. Zamannya kini mendidik anak dengan ilmu, dengan ketangkasan, dengan ketrampilan untuk mengatasi masalah hidupnya di masa depan…

Akal : Ya benar Bud. Seperti ungkapan Sayidina Ali : Islam itu mengatasi zaman…

Budi : Coba Kal, renungkan surat Muhammad. Khususnya 11-14 : “Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai pelindung. Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka. Dan betapa banyaknya negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari pada (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka, maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka. aka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?” (QS Muhammad 11-14) II

Izzadina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *